Maklum, di liga, mereka masih harus menyapu bersih kemenangan, sambil berharap Manchester City belum pulih sepenuhnya dari kekalahan dramatis atas Real Madrid di semifinal Liga Champions. Di Piala FA, ada Chelsea yang kembali harus dihadapi di Wembley, setelah sebelumnya baku hantam di final Carabao Cup.
Di Liga Champions, situasinya lebih menegangkan lagi, karena Real Madrid menjadi "raja terakhir" yang harus dihadapi. Los Blancos jelas lebih berpengalaman, karena selain 13 kali juara dan punya sejumlah pemain bintang, mereka juga dilatih Carlo Ancelotti, salah satu pelatih tersukses di Liga Champions.
Tim tersukses yang dilatih pelatih tersukses di kompetisi. Kurang kuat apa lagi?
Final di Paris nanti memang bakal menarik, karena lawan adalah tim tersukses di kompetisi. Tapi, inilah yang mungkin diharapkan, setidaknya oleh sebagian Kopites, karena masih ada sedikit rasa penasaran akibat kekalahan di Kiev, empat tahun lalu.
Rasa penasaran itu sendiri muncul dari  pengandaian; andaikan bahu Mohamed Salah tidak di-karate Sergio Ramos, dan tragedi Loris Karius tak pernah ada, mungkin ceritanya akan lain.
Sedikit rasa penasaran lain muncul, karena musim lalu Liverpool didepak Real Madrid di babak perempatfinal. Dengan kondisi tim yang serba compang-camping ketika itu, dan kondisi tim saat ini, tentu banyak Kopites yang berharap, Paris bisa jadi tempat pembuktian sempurna.
Tapi, alih-alih berharap terlalu banyak, sebagai seorang fans, saya justru lebih ingin menikmati saja. Ini adalah momen langka yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Bayangkan, dari tim yang terkesan "woles" tiap tahunnya, Liverpool telah disulap Klopp menjadi sebuah tim yang lapar akan prestasi, dengan efektivitas belanja pemain yang terus membaik.
Jika patokan awalnya adalah kondisi tim saat awal kedatangan pelatih asal Jerman itu, maka apa yang mereka capai sejauh ini adalah satu lompatan besar. Bukan hanya dari segi grafik performa, transformasi ala pelatih nyentrik itu juga telah sukses menciptakan "revolusi mental" dalam tim.
Dalam arti, mereka kini tidak hanya puas dengan catatan sejarah cemerlang di masa lalu, tapi masih punya semangat besar untuk mencatat prestasi hebat di masa kini, sebagai satu warisan untuk masa depan.
Inilah sesuatu yang ingin saya nikmati selagi bisa, supaya saat roda kembali berputar suatu saat nanti, Liverpool punya sesuatu yang bisa jadi pemicu untuk tetap "fight" seperti biasa.