Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Berburu Talenta Muda ala Timnas Argentina

22 Maret 2022   15:10 Diperbarui: 22 Maret 2022   15:14 1909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alejandro Garnacho, Nicolas Paz,Tiago Geralnik dan Franco Carboni (Tycsports.com)

Dalam mencari pemain untuk memperkuat tim nasional, setiap tim raksasa sepak bola dunia punya cara masing-masing.

Ada yang banyak mengandalkan kompetisi liga domestik, dan pembinaan usia muda misalnya Inggris, Jerman dan Italia. Ada yang cukup mengandalkan pemain yang bermain di luar negeri seperti tim-tim dari Afrika. Ada juga yang memadukan keduanya, seperti Prancis, Brasil dan Spanyol.

Tapi, diantara negara-negara raksasa, Argentina bisa dibilang punya pendekatan yang cukup unik.

Bukan hanya bertumpu pada kompetisi domestik dan pembinaan usia muda di dalam negeri, plus talenta yang bermain di luar negeri, Tim Tango juga menelusuri pemain muda asal Argentina atau keturunan Argentina, yang bermain di Eropa.

Pendekatan terakhir ini mungkin terdengar tidak biasa. Tapi, dari sinilah talenta seorang Lionel Messi bisa ditemukan pada paruh pertama dekade 2000-an. Kala itu, Si Kutu masih dididik di akademi La Masia, dan belum menjadi pemain kunci di Barcelona dan Timnas Argentina.

Selain Messi, nama lain yang juga ditemukan adalah Mauro Icardi, penyerang Argentina keturunan Italia, yang juga merupakan jebolan akademi La Masia, seperti halnya Messi, dan sempat menjadi top skor Liga Italia bersama Inter Milan.

Hanya saja, kiprah pemain PSG ini cenderung naik turun, karena terjerat masalah di luar lapangan. Alhasil, hanya 1 caps yang berhasil didapatnya bersama La Seleccion, yakni saat melawan Uruguay di kualifikasi Piala Dunia 2014 zona CONMEBOL.

Pada kasus Messi dan Icardi, pendekatan AFA (PSSI-nya Argentina) saat itu cenderung sporadis, kurang terorganisir. Tapi, pada tahun 2021, AFA mencanangkan proyek pencarian bakat secara terorganisir, dengan membentuk Departemen Pencarian Bakat Internasional.

Tujuan proyek ini adalah untuk menemukan pemain berusia 20 tahun ke bawah, yang bermain di Eropa. Cara ini sama seperti saat AFA menemukan Messi dulu. Hanya saja, kali ini lebih terorganisir.

Kebetulan, seiring makin menuanya sang kapten, AFA memandang perlunya pencarian bakat muda potensial, yang bisa membantu proses regenerasi pemain tim nasional senior.

Bukan karena liga domestik mereka kurang bagus atau kekurangan pemain berbakat, tapi karena perlu ada pendekatan holistik secara terukur. Kebetulan, ada banyak pemain Argentina yang sudah bermain di luar negeri sejak masih muda.

Agaknya, mereka belajar dari pengalaman saat menemukan Messi. Dilakukan secara sporadis saja bisa berhasil menemukan pemenang 7 Ballon D'Or, kalau lebih teratur dan terukur seharusnya bisa mendapat hasil lebih bagus.

Departemen ini dipimpin oleh Juan Martin Tassi, eks pelatih fisik San Lorenzo dan Estudiantes (klub raksasa Liga Argentina). Pria yang juga seorang doktor ilmu olahraga ini bekerja sama dengan Bernardo Romeo, eks pemain Timnas Argentina, yang kini bertugas di bagian pembinaan usia muda AFA.

Dalam tugasnya, Departemen Pencarian Bakat Internasional ini berkoordinasi langsung dengan Lionel Scaloni (pelatih Timnas Argentina) dan Cesar Luis Menotti (direktur teknik Timnas Argentina).

Nantinya, nama-nama pemain yang ditemukan bisa direkomendasikan, untuk dipanggil memperkuat Timnas Argentina, jika dirasa punya kualitas memadai.

Belakangan, pencarian bakat muda ini berhasil menemukan tujuh wajah baru di lini belakang, tengah dan depan. Ketujuh wajah baru ini rata-rata berusia 17-18 tahun, dan masuk skuad Albiceleste di Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona CONMEBOL versus Venezuela dan Ekuador.

Matias Soule berlatih bersama Lionel Messi (foto kiri) dan Cristiano Ronaldo (foto kanan) (Sumber gambar: Tycsports.com)
Matias Soule berlatih bersama Lionel Messi (foto kiri) dan Cristiano Ronaldo (foto kanan) (Sumber gambar: Tycsports.com)
Mereka adalah dua bersaudara Franco dan Valentin Carboni (tim junior Inter Milan), Matias Soule (tim U-23 Juventus), Alejandro Garnacho (tim junior Manchester United), Luka Romero (Lazio), Tiago Geralnik (tim junior Villareal) dan Nicolas Paz (tim junior Real Madrid).

Berhubung Lionel Messi dkk sudah pasti lolos ke Qatar, ketujuh nama baru ini berpotensi untuk mencatat debut. Selain untuk langkah regenerasi dan eksperimen taktik, langkah ini juga menjadi satu cara "mengamankan" tenaga mereka untuk Timnas senior Argentina di masa depan.

Apalagi, ketujuh nama baru ini juga diproyeksikan untuk memperkuat Timnas U-20 asuhan Javier Mascherano, Di masa lalu, Timnas U-20 Argentina merupakan jembatan banyak bintang Argentina di berbagai generasi, mulai dari Maradona, Riquelme, sampai Messi.

Kebetulan, 5 dari 7 nama baru ini lahir di luar negeri atau punya paspor luar negeri. Carboni bersaudara berpaspor Italia, Garnacho dan Paz lahir di Spanyol, sementara Luka Romero lahir di Meksiko dan sebelumnya sudah mencatat debut La Liga di tim senior Real Mallorca, saat masih berusia 15 tahun.

Sementara itu, dua sisanya, yakni Matias Soule dan Tiago Geralnik, memang lahir di Argentina, dan mengawali kiprah di klub Liga Argentina. Soule memulai karir di tim junior Velez Sarsfield, sementara  Geralnik merupakan pemain jebolan akademi River Plate.

Diantara ketujuh nama ini, Alejandro Garnacho dan Luka Romero cukup banyak menarik perhatian. Garnacho sempat memperkuat Timnas junior Spanyol, yang juga negara asal ayahnya, sebelum menerima panggilan Timnas senior Argentina, negara asal ibunya. Sebelum pindah ke Inggris, Garnacho bermain di tim junior Atletico Madrid.

Sementara itu, di awal kemunculannya, Romero sempat dilabeli sebagai "Messi dari Meksiko", merujuk pada negara asal ibunya dan gaya bermainnya yang disebut mirip Messi kala remaja.

Luka Romero (Marca.com)
Luka Romero (Marca.com)
Pemain berusia 17 tahun ini juga sempat dipantau Timnas Spanyol, sebelum akhirnya menerima panggilan Timnas Argentina, negara asal Diego, ayahnya, seorang mantan pesepakbola asal Argentina.

Keseriusan AFA pada si pemain sendiri sudah terlihat, dengan melibatkan saudara kembar Tobias Romero ini ke skuad Timnas U-15 Argentina dalam turnamen U-15 Amerika Selatan tahun 2015. Dalam turnamen ini, Argentina menjadi runner-up, dan Romero mencetak dua gol dari enam penampilan.

Maklum, sebelum pindah ke ibukota Italia, Romero adalah pemain didikan akademi Real Mallorca, dan sudah cukup lama tinggal di Spanyol. Dengan demikian, selain mempunyai paspor Argentina dan Meksiko, pemain berambut gondrong ini juga punya paspor Spanyol.

Meski terlihat instan, pendekatan Timnas Argentina ini menjadi satu hal unik. Dengan memanfaatkan posisi tawar yang bagus, mereka benar-benar memberdayakan semua aspek yang bisa diberdayakan, untuk keperluan jangka panjang, sambil terus meningkatkan kualitas kompetisi domestik dan pembinaan usia muda.

Bukan cuma untuk gaya-gayaan, proyek ini juga melibatkan orang-orang yang memang kompeten di bidangnya. Dengan demikian, hasil yang didapat tidak akan mubazir: tim bisa tetap kompetitif. Karenanya, tidak ada suara nyinyir seperti di Indonesia.

Mungkin, cara yang dipakai Timnas Argentina ini bisa ditiru PSSI, yang kebetulan sedang mencari pemain keturunan Indonesia di luar negeri. Dengan catatan, orang yang terlibat memang kompeten di bidangnya, seperti di Timnas Argentina.

Berani coba, PSSI?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun