Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Setelah Timnas Indonesia Lolos ke Final

26 Desember 2021   23:59 Diperbarui: 27 Desember 2021   00:04 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Trofi Piala AFF (Kompas.com)

Sempat diragukan, tapi mampu lolos ke final. Begitulah gambaran umum dari kiprah Timnas Indonesia di ajang Piala AFF 2020.

Bermaterikan pemain muda seperti Pratama Arhan, Ramai Rumakiek, dan Witan Sulaeman, tim asuhan Shin Tae-yong sukses membalikkan prediksi sebagian pihak.

Di fase grup, Malaysia mampu dihajar dengan skor 4-1, dan juara bertahan Vietnam ditahan imbang tanpa gol. Hasilnya, bukan hanya lolos, Asnawi Mangkualam dkk mampu menjadi juara grup, setelah unggul produktivitas gol atas Vietnam.

Di semifinal, Tim Garuda juga mampu mengatasi perlawanan sengit tuan rumah Singapura dengan skor agregat 5-3, dalam dua leg plus babak perpanjangan waktu.

Kejutan ini sukses memantik euforia publik sepak bola nasional, karena menjadi satu capaian positif di  masa pandemi. Kegembiraan ada di mana-mana, bersama harapan untuk meraih trofi juara.

Masalahnya, ini adalah penampilan keenam Timnas Indonesia di final Piala AFF. Sebelumnya, kegembiraan dan euforia luar biasa juga datang, bahkan sampai lima kali, sebelum akhirnya berakhir dengan kekecewaan dan menyisakan rasa penasaran.

Belajar dari pengalaman di masa lalu, lolos ke final, khususnya di tingkat Asia Tenggara sebenarnya sudah cukup sering terjadi di berbagai kelompok umur, mulai dari Timnas Indonesia senior sampai junior.

Momen ini bahkan masih berulang, meski medali emas terakhir datang di SEA Games 1991. Tapi, kebanyakan berakhir dengan kekecewaan

Jadi, ketika final Piala AFF 2020  dapat dicapai, sebenarnya rasa gembira itu datang bersama sedikit rasa cemas. Maklum, sebelum ini Tim Garuda sudah lima kali lolos ke final dengan euforia luar biasa, tapi patah hati juga secara luar biasa ngilu.

Kalau kejadiannya hanya sekali, mungkin masih wajar, tapi karena ini sudah lima kali, mungkin trauma itu ada. Apalagi, lawan yang dihadapi nanti adalah Thailand, tim juara lima kali, dengan tiga diantaranya diraih setelah mengalahkan Indonesia di final.

Tim Gajah Perang sendiri memastikan lolos ke final, setelah mengalahkan Vietnam dengan agregat 2-0 di semifinal. Di leg pertama, Vietnam kalah 0-2, dan hanya mampu bermain imbang tanpa gol di leg kedua, Minggu (26/12).

Dengan kurang bagusnya rekam jejak pertemuan Timnas Indonesia atas Thailand, rasanya tak perlu ada prediksi buat Timnas Indonesia, di final keenam ini, karena prediksi itu akan terlihat seperti ekspektasi.

Suka atau tidak, kita hanya perlu mengakui, Tim Garuda sering dibuat patah hati di final tanpa pernah jadi "terlatih patah hati". Jika sudah terlatih, seharusnya torehan trofi Piala AFF Indonesia sudah pecah telur.

Ironisnya, dukungan dan euforia yang ada justru membuat Timnas Indonesia "terbiasa patah hati". Sambutan luar biasa publik, setiap kali Tim Merah Putih lolos ke final, membuatnya seolah sudah keluar sebagai juara.

Semua itu benar-benar melenakan, dan membuat Timnas Indonesia sering bermain seperti sudah juara.
Padahal, lolos ke final saja masih belum cukup untuk memastikan sebuah tim menjadi juara. Justru di partai final-lah semua akan ditentukan.

Partai melawan Thailand mungkin terlihat agak timpang dari segi pengalaman, karena tim asuhan Alexandre Polking ini diperkuat pemain berpengalaman seperti Chanathip Songkrasin dan Teerasil Dangda, sementara Indonesia mayoritas diisi pemain muda minim pengalaman.

Ini akan jadi partai yang sulit untuk Witan Sulaeman dkk, tapi selama mereka mampu bermain sebaik mungkin, harapan itu masih ada. Minimal, Thailand tak meraihnya dengan mudah.

Praktis, satu-satunya keuntungan Timnas Indonesia di final Piala AFF kali ini adalah, bermain di tempat netral di luar negeri. Dengan demikian, sehebat apapun pemberitaan media di dalam negeri, fokus para pemain dan tim pelatih tetap tak terganggu, karena posisi mereka sedang di luar negeri.

Soal hasil akhir, alih-alih berekspektasi sangat tinggi seperti yang sudah-sudah, kita semua perlu menyiapkan hati, untuk bisa menerima apapun hasilnya, sekalipun ada momen keputusan kontroversial wasit.

Dengan demikian, tak ada alasan untuk jumawa saat menang, atau terlanjur patah hati berat saat kalah.

Siap?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun