Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Malam Suram Dua Raksasa

15 September 2021   12:51 Diperbarui: 15 September 2021   13:14 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Momen kartu merah Aaron Wan-Bissaka (Okezone.com)

Benar, keberadaan bintang sekelas Raphael Varane dan CR7 menjadi tambahan bagus buat tim, tapi masih banyak yang harus dibenahi, dan kekalahan di Swiss itu sudah menunjukkan semua dengan gamblang.

Robert Lewandowski dan Thomas Mueller (Tribunnews.com)
Robert Lewandowski dan Thomas Mueller (Tribunnews.com)
Di Spanyol, Barcelona yang menjalani musim pertama di Eropa tanpa Lionel Messi juga mencatat cerita suram. Bermain di Nou Camp yang biasanya cukup angker bagi tim tamu, The Catalans dipaksa takluk 0-3 atas Bayern Munich.

Secara permainan, Barca sebenarnya mampu mengimbangi penguasaan bola Bayern. Masalahnya, tim asuhan Ronald Koeman ini minim kreativitas.

Mereka terlihat compang-camping, dan kehilangan sentuhan spesial, yang selama ini biasa hadir dari kaki ajaib Lionel Messi.

Hasilnya, disaat The Bavarians mampu membuat lini belakang Barca kocar-kacir, Blaugrana malah hanya mampu membuat sedikit peluang. Mereka hanya sedikit beruntung, karena Marc-Andre Ter Stegen tampil cukup baik di bawah mistar. Kalau tidak, gol yang tercipta bisa lebih banyak.

Tapi, sebagus-bagusnya penampilan Ter Stegen, ia tetap takluk oleh kecerdikan Thomas Mueller dan efektivitas Robert Lewandowski. Mueller mencetak gol setelah tendangannya terdefleksi Eric Garcia di sepuluh menit akhir babak pertama, sementara Lewy sukses dua kali memanfaatkan bola muntah di babak kedua.

Tentu saja, kekalahan ini menunjukkan, sepeninggal Messi, Barca memang masih bisa mencetak gol di liga Spanyol. Tapi, mereka masih kesulitan untuk melakukan hal serupa di Liga Champions, terutama saat bersua tim kuat.

Jelas, transisi Barcelona pasca-Messi jauh lebih rumit dari kelihatannya. Memphis Depay yang belakangan moncer pun rupanya masih butuh waktu untuk bisa semakin klik dengan tim barunya. Bagaimanapun, La Liga dan Liga Champions punya level kesulitan berbeda.

Hal serupa juga berlaku buat Manchester United, seiring kembalinya Cristiano Ronaldo ke Old Trafford.
Ronaldo memang langsung mampu membuat gol, tapi ia bukan Ronaldo versi sedekade lalu, yang bisa mengacak-acak pertahanan lawan sendirian dengan gocekan dan lari kencangnya.

CR7 yang sekarang adalah penyerang murni bertipe "fox in the box", yang sangat bergantung pada suplai umpan matang rekan setimnya. Meski fisiknya masih terlihat sangat bugar, bintang Portugal itu tak lagi cukup kuat untuk bermain penuh dalam jadwal padat.

Malam suram Barca dan Manchester United di Eropa jelas menunjukkan, mereka masih berada di masa transisi. Karenanya, terlalu sembrono untuk menyebut mereka sebagai tim unggulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun