Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menanti Tuah Thomas Tuchel di Chelsea

27 Januari 2021   11:18 Diperbarui: 27 Januari 2021   11:42 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Thomas Tuchel, pelatih baru Chelsea (Skysports.com)

Tak perlu menunggu lama, hanya sehari setelah Frank Lampard dipecat dari jabatannya, Chelsea menunjuk Thomas Tuchel sebagai pengganti, Selasa (26/1) waktu setempat.

Di Stamford Bridge, pelatih asal Jerman ini diikat dengan kontrak selama 18 bulan, dengan opsi perpanjangan kontrak selama setahun. Ini sekaligus menjadi akhir jeda singkatnya, setelah bulan lalu putus hubungan dengan PSG.

Dengan demikian, Tuchel menjadi pelatih pertama Chelsea asal Jerman, dan menjadi pelatih Jerman kedua di Liga Inggris musim ini, selain Juergen Klopp (Liverpool). Berbeda dengan sang kompatriot yang dikenal dengan taktik pressing agresif, Tuchel dikenal gemar mengalirkan bola secara dinamis.

Melihat rekam jejaknya yang yang cukup oke, agaknya Abramovich melihat Tuchel sebagai solusi untuk bisa membuat tren negatif Chelski "tugel" (bahasa Jawa: putus) dengan segera.

Maklum, selain dikenal jago taktik, eks pelatih Borussia Dortmund ini juga piawai dalam memadukan pemain muda dan senior. Kebetulan, ini salah satu masalah yang tak terpecahkan di bawah komando Lamps.

Uniknya, Tuchel akan kembali mengasuh Christian Pulisic dan Thiago Silva di Stamford Bridge. Keduanya pernah dilatih Tuchel semasa membesut Borussia Dortmund dan PSG.

Dengan prestasinya sebagai finalis Liga Champions musim lalu, Tuchel menjadi solusi darurat yang menarik, karena ia cukup paham bagaimana bertanding di level tinggi. Selain itu, kesuksesannya memadukan bakat besar Neymar dan Mbappe di Paris juga jadi nilai plus.

Kelebihan ini juga diharapkan bisa direplikasi pada duo Timo Werner dan Kai Havertz, yang sejauh ini masih melempem di London. Satu hal yang seharusnya tak terlalu rumit, karena mereka sama-sama berasal dari Jerman.

Di sisi lain, kontrak jangka pendek yang diteken Tuchel di London menunjukkan, tim London Biru tampaknya sudah belajar banyak dari pengalaman sebelumnya.

Dengan tekanan tinggi dan tuntutan sukses dalam waktu dekat, manajemen klub terlihat sudah mengantisipasi semua kemungkinan, termasuk jika performa tim ternyata masih jeblok. Ini sejalan dengan kebiasaan Chelsea, yang dikenal cukup gemar berganti pelatih.

Andai harus ganti pelatih pun, kompensasi yang harus dibayarkan tak terlalu besar. Karena kontraknya hanya jangka pendek, segera mengganti pelatih pun bukan urusan rumit. Andai kinerjanya oke, opsi perpanjangan kontrak bisa segera diaktifkan. Praktis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun