Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"Birthcare Center", Rasa Berbeda Drama Korea

21 Desember 2020   17:15 Diperbarui: 21 Desember 2020   17:36 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bicara soal Drama Korea, kebanyakan plot ceritanya tak jauh-jauh dari urusan harta, tahta, dan wanita. Tapi, pada kesempatan kali ini, saya menjumpai satu Drakor, yang mengangkat tema spesifik lain, dengan sudut pandang berbeda, yakni "Birthcare Center".

Tak seperti Drakor pada umumnya, Drakor keluaran tahun 2020 ini mengangkat fase kehidupan para ibu (dan ayah) pada masa awal pascapersalinan alias "postpartum", satu masa yang tak kalah penting dengan kehamilan dan persalinan.

Awalnya, saya tertarik menonton Drakor berjumlah total 8 episode ini, karena tema komedi yang ditampilkannya. Sejak masa pandemi, untuk hiburan, saya memang gemar menonton Drakor atau semacamnya, khususnya yang bertema komedi.

Entah berapa judul drama atau film yang sudah saya tonton, sampai akhirnya saya "nyasar" di drama "Birthcare Center". Tapi, saya bersyukur, ini adalah "kesasar" yang menyenangkan.

Bukan hanya memberi hiburan, "Birthcare Center"  juga memiliki unsur edukasi yang sangat bermanfaat, bahkan untuk ukuran jomblo seperti saya. Mengapa?

Karena, drama ini benar-benar menyajikan satu realitas, di balik sisi menyenangkan sebuah kelahiran. Ada kebingungan para ayah, rasa bersalah para ibu, dan seabrek masalah lainnya.

Masalah ini menerpa siapapun tanpa pandang bulu. Kebetulan, para tokoh di Drakor yang antara lain dibintangi Uhm Ji Won, Yoon Park, dan Park Ha-sun ini memang berasal dari beragam latar belakang.

Ada yang berprofesi sebagai guru, peneliti, eksekutif, sampai artis, dengan rentang usia dan situasi yang juga beragam. Semua perbedaan itu dapat menyatu dengan unik di Drakor ini, lengkap dengan pelbagai masalah dan kompleksitasnya.

Kombinasi inilah yang membuat saya terkagum-kagum, dan mengalami "CLBK" dengan Drama dan film Korea, khususnya sejak pandemi menyerang. Setelah beberapa tahun, saya kembali menikmati Drakor, walau tak sampai kecanduan.

Secara sederhana, satu situasi kompleks bisa diangkat dengan bernas, hanya dalam sedikit episode, tanpa melupakan pesan esensial yang ingin disampaikan.

Satu hal yang mungkin masih nyaris mustahil ditemui, di sinetron khas Indonesia kekinian. Kalaupun ada, butuh ratusan bahkan ribuan episode untuk mencapainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun