Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pertarungan Dua Tim Kuat

17 Desember 2020   13:03 Diperbarui: 17 Desember 2020   13:10 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gol Roberto Firmino (Kompas.com)

Judul di atas, adalah tajuk pertandingan lanjutan Liga Inggris, antara tuan rumah Liverpool versus Tottenham Hotspur, Kamis (17/12, dinihari WIB). Maklum, sebelum pertandingan dimulai, kedua tim punya poin sama, saling sikut di puncak klasemen sementara, dan hanya dibedakan selisih gol.

Spurs, yang kebetulan unggul selisih gol, menerapkan strategi serangan balik cepat, dengan pertahanan rapat khas Jose Mourinho. Strategi ini berhasil membuat The Kop kewalahan, setelah Son Heung-Min mampu membalas gol Mohamed Salah.

Di sini, Mou tampak ingin memanfaatkan kelemahan taktik Juergen Klopp, yang kerap kecolongan, justru saat memegang kendali permainan. Dengan efektivitas serangan yang mereka punya, taktik ini tampaknya akan berhasil.

Bukan hal mengejutkan, jika Mou mengincar hasil minimalis di Anfield. Maklum, selain mengamankan posisi puncak klasemen, hasil minimal imbang saja, sudah cukup memberikan keuntungan psikologis buat Harry Kane dkk, jika mereka benar-benar serius ingin mengejar titel juara liga.

Sebaliknya, hasil imbang, apalagi kekalahan akan jadi kerugian besar buat Sadio Mane dkk. Alhasil, "The Normal One" mendorong anak asuhnya, untuk berusaha menyerang habis-habisan, demi meraih poin penuh.

Usaha habis-habisan itu membuahkan hasil, setelah umpan sepak pojok Andy Robertson sukses diceploskan Roberto Firmino lewat sundulan akurat, tepat di menit akhir pertandingan.

Menariknya, gol ini sekaligus membuktikan, mengapa Klopp tetap mempercayai Firmino. Meski belakangan seret gol, peran sang Brasileiro sebagai "playmaker forward" atau "false nine" tetap krusial. Nilai golnya pun spesial, karena kerap tercipta di laga krusial.

Alhasil, Si Merah menutup laga dengan kemenangan 2-1 atas The Lilywhites, sekaligus unggul tiga poin atas mereka di puncak klasemen sementara Liga Inggris. Ini menjadi satu modal positif, menuju periode sibuk di penghujung tahun.

Hasil ini sekaligus membuktikan, krisis cedera pemain Liverpool tak separah yang selama ini diberitakan. Malah, ini jadi momen kemunculan pemain muda jebolan akademi klub.

Dalam laga melawan Spurs, ini diperlihatkan sang juara bertahan Liga Inggris, saat menampilkan Rhys Williams, sebagai tandem Fabinho sebagai palang pintu tim.

Sebelumnya, Klopp juga mulai menampilkan Curtis Jones secara rutin, dan kedua pemain itu sama-sama tampil cukup baik.

Boleh dibilang, alih-alih melemahkan, masalah cedera pemain, terutama di lini belakang, malah makin menggali kedalaman tim, dan memunculkan pemain-pemain muda potensial dari akademi.

Inilah yang membuat Jordan Henderson dkk tetap mampu bersaing di papan atas, dan meraih hasil positif saat dibutuhkan. Situasi ini seperti sebuah "blessing in disguise" buat Liverpool, karena mereka bisa meremajakan tim, tanpa harus berbelanja besar-besaran.

Dengan kedewasaan dan ketangguhan yang mereka punya, alih-alih mengecewakan, kiprah The Anfield Gank musim ini justru menjadi sangat menarik, karena ada masalah demi masalah, layaknya sebuah drama Korea, tapi masalah itu selalu bisa diatasi, bahkan tak lagi jadi masalah.

Walk on, Reds!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun