Dengan begitu, rantai "pewaris" virus perpeloncoan bisa diputus. Otomatis, budaya negatif ini bisa hilang dengan sendirinya.
Seharusnya, ini menjadi satu tanggung jawab kampus, untuk membangun mentalitas positif lewat pendidikan, bukan sebaliknya.
Karena, inti masalah "penyakit turun temurun" ini bukan berada di teknologi atau metode yang digunakan, tapi mentalitas yang menjiwainya.
Semaju apapun teknologinya, sebagus apapun metodenya, selama mentalitas yang ada masih mental kolonial, percuma saja.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI