Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kisah Tragis Sang Mantan Juara

10 Desember 2018   04:23 Diperbarui: 10 Desember 2018   04:27 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan berakhirnya pekan ke 34 Liga 1 musim 2018 pada Minggu, (9/12) lalu, berakhir pulalah kompetisi Liga 1. Berakhirnya kompetisi Liga 1 musim 2018, menyisakan sejumlah cerita, mulai dari Persija yang keluar sebagai juara, Persib yang antiklimaks di pekan-pekan akhir kompetisi, akibat mendapat sejumlah masalah (baik internal maupun eksternal), atau Persebaya yang mampu finis di posisi lima besar setelah sebelumnya sempat terpuruk di papan bawah klasemen.

Tapi, di antara drama-drama yang terjadi, apa yang dialami oleh Sriwijaya FC bisa jadi adalah cerita paling tragis. Karena, sepanjang musim ini, mereka mengalami gonjang-ganjing. Padahal, tim ini termasuk salah satu tim sukses di kancah sepak bola nasional.

Bicara soal klub berprestasi di Liga Indonesia, tak afdol rasanya jika Sriwijaya FC tak masuk daftar. Karena, klub asal kota Palembang ini sudah meraih beberapa gelar juara di turnamen sepak bola nasional, baik liga maupun "cup competition", terutama dalam rentang waktu antara tahun 2008-2012. Dalam periode ini, Laskar Wong Kito sukses meraih 2 gelar Liga Indonesia/ISL (2008 dan 2012), hat-trick juara Piala Indonesia (2008, 2009, 2010), dan sepasang gelar juara Inter Island Cup (2010 dan 2012). Tak heran, mereka pernah menjadi wakil Indonesia di level Asia, baik di kompetisi Liga Champions Asia atau Piala AFC.

Periode sukses ini, juga ditandai dengan kehadiran pelatih macam Rahmad Darmawan (kini di Mitra Kukar) dan Kas Hartadi (kini di Kalteng Putra). Di sektor pemain, Sriwijaya FC juga sempat menjadi persinggahan beberapa pemain timnas, misalnya Firman Utina, Supardi Nasir, atau Charis Yulianto. Ada juga pemain asing yang cukup sukses di Liga Indonesia, misalnya Zah Rahan (Liberia) atau Keith Kayamba Gumbs (St. Kitts and Nevis).

Dengan rekam jejak ini, maka wajar jika Sriwijaya FC kerap membidik target prestasi tinggi tiap musimnya. Tak terkecuali di musim 2018, dimana mereka tampak begitu serius mempersiapkan diri. Keseriusan manajemen klub kala itu terlihat, dari sosok-sosok yang didatangkan.

Di area teknik, Sriwijaya FC merekrut kembali Rahmad Darmawan. Pemain yang didatangkan pun beberapa diantaranya punya rekam jejak bagus. Ada Beto Goncalves, Esteban Vizcarra dan Bio Paulin, trio pemain naturalisasi sarat pengalaman. Ada juga pemain anggota Timnas Indonesia macam Zulfiandi (Timnas U-23 dan senior) dan Syahrian Abimanyu (Timnas U-19). Tak cukup sampai disitu, Sriwijaya FC juga mendatangkan Makan Konate (Mali) yang pernah menjuarai Liga Indonesia bersama Persib tahun 2014, dan Hamka Hamzah, bek tengah sarat pengalaman.

Dengan materi tim seperti ini, wajar jika mereka mampu berprestasi di turnamen pramusim. Terbukti, Makan Konate dkk mampu menjadi juara ketiga di Piala Presiden 2018, dan menjuarai Piala Gubernur Kaltim. Alhasil, mereka dipandang sebagai salah satu tim kandidat juara Liga 1 musim 2018. Bertabur bintang dan sukses di turnamen pramusim, kurang apalagi?

Awalnya, prediksi ini terlihat mulus, dengan keberhasilan Laskar Wong Kito bersaing di papan atas klasemen liga. Start bagus dan performa cukup konsisten mereka membuat semuanya terlihat mudah. Situasi ini membuat kebanyakan orang akan merasa, ini akan menjadi musim yang baik buat Sriwijaya FC.

Tapi, untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Memasuki putaran kedua Liga 1 2018, Sriwijaya FC mendadak oleng karena ditinggal pergi para pemain kuncinya, baik karena masalah tunggakan gaji akibat mismanajemen, maupun dipanggil memperkuat Timnas Indonesia.

Untuk alasan yang disebut pertama, ada Hamka Hamzah dan Makan Konate, yang sama-sama memutuskan pindah ke Arema FC. Sementara, Zulfiandi dan Beto Goncalves sempat absen karena memperkuat Timnas Indonesia di Asian Games 2018 dan Piala AFF 2018. Selain itu, ada juga Syahrian Abimanyu yang juga absen karena memperkuat Timnas U-19 di Piala Asia U-19, dan harus mengakhiri musim lebih cepat akibat mengalami cedera lutut.

Gelombang masalah ini, membuat performa Sriwijaya FC merosot, dan terpaksa harus gonta-ganti pelatih. Setelah ditinggal pergi Rahmad Darmawan, Sriwijaya FC sempat dilatih Subangkit, yang lalu digantikan oleh Angel Alfredo Vera (Argentina, eks pelatih Persebaya). Benar-benar kacau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun