Di Liga Champions, Messi mampu mencetak trigol saat Barca menghajar PSV Eindhoven dengan skor 4-0, dan sepasang gol saat Barca mengalahkan Tottenham Hotspur dengan skor 4--2.
Tapi, di La Liga, meski Messi mampu membuat 2 gol dan dua assist di empat laga terakhir, Barca masih saja mengalami puasa kemenangan, dengan meraih 3 hasil imbang dan sekali kalah, termasuk saat Barca bermain imbang 1-1 dengan Valencia, Senin, (8/10, dinihari WIB).Â
Di laga ini, Si Kutu mencetak satu gol, yang menyelamatkan Barca dari kekalahan. Meski begitu, hasil ini membuat posisi mereka di puncak klasemen dikudeta oleh Sevilla, yang sehari sebelumnya menang 2-1 atas Celta Vigo.
Dari sini saja, sindrom "Messi-dependencia" di Barcelona sudah jelas terlihat, bersama wujud utuh anekdot soal hubungan Messi dan Barca.Â
Jika sebelumnya anekdot itu berbunyi, "Messi yang fit adalah Barcelona yang berbahaya", maka kini anekdot itu berubah menjadi, "Messi yang fit adalah Barcelona yang berbahaya, tapi Messi yang absen adalah Barcelona yang dalam bahaya.". Ironis, tapi begitulah kenyataannya.
Memang, dalam hal kualitas individu, Messi masih berada di level atas, setidaknya untuk saat ini. Tapi, sehebat apapun seorang Lionel Messi, ia tetap tak bisa menghindari pertambahan usia.Â
Berhubung Messi tak punya fisikalitas kuat layaknya Cristiano Ronaldo, Barca harus segera mulai membiasakan diri dengan Messi yang kini sudah mulai menua.Â
Jika tidak, episode buruk Barca belakangan ini hanya akan menjadi bagian awal, dari rangkaian mimpi buruk mereka musim ini.
Bisa, Barca?