Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Macam-macam Laga Derby di Sepak Bola

3 Agustus 2017   17:46 Diperbarui: 3 Agustus 2017   17:49 2174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam sepak bola, salah satu hal yang menjadi bumbu pelengkap persaingan, adalah rivalitas antartim. Faktor terjadinya rivalitas, antara lain, kesamaan daerah markas klub, prestasi klub, atau posisi klub, sebagai representasi sepak bola, dari dua kota terbesar di suatu negara.

Untuk faktor kesamaan daerah markas klub, di luar negeri, kita melihatnya pada klub-klub yang berasal dari kota yang sama di beberapa negara, yang setiap kali bertemu, menghasilkan laga "derby" yang cukup panas. Di Amerika Selatan, kita menemui contoh laga derby antarklub sekota, dalam laga derby Buenos Aires, alias Superclasico, antara Boca Juniors Vs River Plate (Argentina), dan derbi Sao Paulo, antara Sao Paulo FC Vs Corinthians (Brasil). Panasnya laga ini, membuat aparat keamanan harus bekerja ekstra. Jika sampai terjadi kerusuhan, aparat akan langsung bertindak tegas.

Di Eropa, kita juga menemui laga derby antarklub sekota, yang selalu berlangsung sengit. Misalnya Derby della Molle, alias derby Kota Turin, antara Juventus Vs Torino, Derby Madrileno, antara Atletico Madrid Vs Real Madrid, Derby della Madoninna, antara Internazionale Vs AC Milan, Derby Merseyside, antara Liverpool Vs Everton, dan Derby della Capitale, antara AS Roma Vs Lazio. Sengitnya laga derby ini, tak lepas dari keinginan tiap tim, untuk menjadi yang terbaik di daerah asalnya. Laga derby ini, selalu mendapat perhatian khusus aparat keamanan, setiap kali berlangsung. Mengingat tingginya potensi kerusuhan yang dapat terjadi.

Selain kesamaan kota, laga derby juga bisa mencakup tim dari provinsi yang sama. Biasanya, derby ini melibatkan dua tim berprestasi terbaik, berasal dari kota penting dalam satu provinsi yang sama, dan mempunyai basis kuat suporter fanatik di daerahnya. Di Spanyol, kita menemukan contohnya pada laga Athletic Bilbao Vs Real Sociedad, yang biasa disebut Euskal Derby, alias Derby Basque. Karena, kedua klub ini berasal dari dua kota besar, di daerah otonomi Basque. Athletic Bilbao berasal dari kota Bilbao, sedangkan Real Sociedad berasal dari kota San Sebastian. Keduanya merupakan klub tersukses di daerahnya. Karena, mereka sama-sama pernah menjuarai La Liga Spanyol. Di Indonesia, kita dapat menjumpai laga derby jenis ini, dalam laga Arema Vs Persebaya, yang mewakili dua kota terbesar di provinsi Jawa Timur, yakni Malang, dan Surabaya, dengan basis suporter fanatik yang luas.

Untuk laga yang mewakili dua kota terbesar di suatu negara, di Spanyol, kita menemuinya pada laga "El Clasico", antara Barcelona Vs Real Madrid, yang mewakili Barcelona dan Madrid, dua kota terbesar di Spanyol. Di Prancis, ada juga "Le Classique", antara PSG Vs Olimpique Marseille, yang mewakili dua kota terbesar di Prancis, yakni Paris dan Marseille. Di Indonesia, kita menemuinya pada laga Persija Jakarta Vs Persib Bandung.

Meski selalu berlangsung panas, laga-laga Derby di luar negeri, khususnya di Eropa, selalu berlangsung tertib. Keriuhan hanya terjadi saat laga berlangsung. Jarang sekali ada kerusuhan. Karena, jika sampai terjadi kerusuhan, atau insiden keributan kecil saja, klub akan mendapat sanksi berat, berupa denda, hukuman bertanding tanpa penonton, bahkan pengurangan poin Meskipun pelaku sebenarnya adalah segelintir oknum suporter klub, klub lah yang akan menanggung semua akibatnya.

Disini jelas, bahwa suporter di Eropa sudah diedukasi dengan baik, dan menyadari betul, bahwa jika mereka berbuat anarkis, klub akan dirugikan. Selain itu, klub juga menetapkan sanksi larangan menonton ke stadion seumur hidup, bahkan tuntutan pidana, bagi suporter anarkis. Memang, aturan ini keras, tapi sangat mendidik.

Sayangnya, di Indonesia, meski seru, laga derby masih menjadi salah satu potensi gangguan keamanan yang cukup serius. Seringkali, laga derby bisa menyebabkan bentrokan, baik di dalam (antarpemain), ataupun diluar lapangan (antarsuporter).

Mirisnya, kadang jatuh korban jiwa, akibat masalah ini. Seperti bentrokan suporter yang terjadi pada laga Persib Versus Persija, Sabtu (22/7) lalu, yang menewaskan Ricko Andrean (22), seorang Bobotoh. Akibatnya, Persib dijatuhi total denda Rp 140 juta (sudah termasuk denda Rp 10 juta untuk Vladimir Vujovic), dan Bobotoh dilarang masuk stadion, selama 5 laga beruntun.

Mengingat sudah sering terjadinya bentrokan dalam laga derby semacam ini, PSSI dan klub seharusnya perlu mulai meniru aturan sanksi yang sukses diterapkan di liga-liga Eropa. Supaya, timbul efek jera bagi oknum suporter anarkis, sekaligus menanamkan budaya tertib, dan sportif kepada semua suporter.

Laga derby memang selalu panas, dan seru. Tapi, sepanas apapun, laga derby bukan alasan untuk bertindak anarkis, apalagi sampai membunuh sesama. Karena, pertandingan sepak bola adalah pertandingan olahraga, bukan arena tindak kekerasan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun