Mohon tunggu...
Yosh Widyawan
Yosh Widyawan Mohon Tunggu... Guru - 🇮🇩

☕ Sekedar penikmat rasa, kata dan makna📝

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Biar Greget dan Geregetan

19 Mei 2021   20:37 Diperbarui: 19 Mei 2021   20:47 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi:www.pixabay.com

"Kenapa Superman memakai celana dalam kok di luar?" Ini satu pertanyaan menggelikan dan tidak penting sebenarnya. Hahay..

Tapi memang seperti itu di dunia hiburan, sesuatu yang tidak biasa menjadi cara untuk menarik perhatian orang banyak. Sesuatu yang mengundang pro dan kontra dibuat agar menjadi fenomenal dan terkenal.

Di era penuh kemudahan internet saat ini, sepertinya menjadi kesempatan luas bagi setiap orang untuk bebas mengungkapkan banyak hal. Apalagi segala informasi mudah diperoleh dan mendukung seseorang untuk mengapresiasi diri sendiri maupun orang lain.

Memang sesuatu yang berlebihan itu sering membawa dampak tidak baik. Sudah berulang kali terjadi tindakan di luar batas norma melalui tulisan, video dan aneka bentuk konten berakibat tidak mengenakkan sendiri bagi para pelaku.

Contoh kabar yang baru saja viral, beberapa anak muda bermain aplikasi "Tik tok" dalam mobil yang sedang berjalan dan akhirnya tercebur ke sungai. Semua orang pasti sudah mengerti jika itu berbahaya bagi diri sendiri atau orang lain.

Sepertinya sesuatu yang menantang, ekstrim, nekat, menyerempet bahaya dan sejenisnya bisa menjadi suatu kebanggaan. Seakan dimabuk viral tanpa pedulikan risiko atau akibat buruk setelahnya.

Ada kalanya mencoba memahami para remaja dan kaum muda sedang dalam masa pencarian jati diri dengan rasa ingin tahu yang besar. Tak bisa juga asal menyalahkan, semua bisa jadi karena bermacam faktor penyebab.

Namun jika kita renungkan, internet menjadi seperti pedang bermata dua yang memudahkan dan juga sebaliknya bisa menjadi persoalan. Memang perlu memahami dan mempergunakan internet dengan bijak.

Dan satu hal lagi terkait penyampaian pandangan maupun ungkapan perasaan di media sosial. Ini pun juga terkadang menimbulkan masalah bagi diri sendiri maupun pihak lain jika tidak berhati-hati.

Berkali-kali terulang, hanya karena komentar atau status di media sosial menjadi bumerang bagi si pembuat dan berakhir dengan masuk bui. Sepertinya sepele, ternyata sungguh merepotkan di akhir.

Dua kecenderungan di atas rasanya seperti menjadi  "trend" yang menggoda bagi orang lain. Buktinya konten aneh-aneh yang berlebihan dan ungkapan perasaan dengan caci maki masih saja terjadi.

Hampir sebagian besar orang terpegang sebuah gawai di tangan dan leluasa berinternet setiap saat. Banyak hal positif yang bisa diperbuat: belajar apa pun, menunjukkan berbagai kreativitas, menyumbangkan pemikiran atau memberi motivasi orang lain dan banyak kegiatan baik lainnya.

Ada baiknya terus mengingat dampak negatif dari cara keliru berinternet dan belajar dari kesalahan orang lain yang sudah-sudah.

Jika ingin "biar greget", masih banyak konten-konten kreatif dan positif lain yang bisa dibuat. Yang menggali bakat, mendorong orang untuk belajar, mengapresiasi seni dan banyak hal positif yang bisa membangun peradaban baik.

Dan kalaupun kebetulan merasa "geregetan" ingin mengungkapkan kejengkelan, ketidakpuasan, kritik dan sejenisnya ada berbagai cara bijak yang bisa dilakukan. Salah satunya, tuliskan saja di Kompasiana! Hehe..

YW, 19 Mei 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun