Mohon tunggu...
Yosep Efendi
Yosep Efendi Mohon Tunggu... Dosen - Penikmat Otomotif

Selalu berusaha menjadi murid yang "baik" [@yosepefendi1] [www.otonasional.com]

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Belajar “Mencetak” dan Mengelola Uang dari Mbah Sumarsih: 13 Pelajaran

15 Mei 2016   10:01 Diperbarui: 15 Mei 2016   12:18 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Atas: Mbah Seimuyanto Marjono dan Mbah Sumarsih, Kiri bawah: usaha konveksi Mbah Sumarsih, kanan bawah: rumah produksi cucu Mbah Sumarsih (Foto Dok. Pribadi)

Tahun 2011 adalah awal perkenalan Saya dengan pasangan Mbah Seimuyanto Marjono dan Mbah Sumarsih, dikenalkan oleh salah satu cucu perempuannya. Pasangan Kakek dan Nenek yang tinggal di desa Karangdowo Klaten itu, sangat ramah dan suka bercerita, berkisah tentang perjalanan hidupnya. Cerita tersebut terus berlanjut setelah Saya menikah dengan salah satu cucu perempuannya.

Banyak pelajaran yang bisa Saya teladani dari kisah Beliau berdua. Tetapi pelajaran yang menurut Saya sangat menarik, yaitu tentang membangun usaha dan mengelola uang. Kehidupan Kakek dan Nenek - sebagaimana kehidupan pasangan yang lain,- sebenarnya tak bisa dipilah mana yang paling berperan penting. Keduanya penting dan punya peran masing-masing. Tetapi, untuk urusan usaha dan pengelolaan keuangan, Nenek yang paling dominan perannya. Oleh sebab itu, pada tulisan ini Saya akan fokus pada peran Nenek (tanpa berniat menihilkan peran Kakek).

Realistis Menghadapi Hidup: Kini dan Nanti

Sekitar 40 tahun yang lalu, sumber pendapatan (uang) pasangan Mbah Seimuyanto Marjono  dan Mbah Sumarsih hanya berasal dari satu “pintu”, yaitu dari gaji Mbah Seimuyanto Marjono (Kakek). Kakek adalah seorang guru Sekolah Dasar (SD) dan saat itu gajinya sangat kecil. Mbah Sumarsih (Nenek), sebagai “Menteri Keuangan” telah berusaha menghemat uang dari gaji Kakek.

Tetapi, lambat laun, Nenek sudah tak punya cara lagi untuk berhemat, seiring dengan meningkatnya kebutuhan hidup. Beliau pun menyadari bahwa kebutuhan hidup akan terus meningkat seiring dengan perkembangan jaman. Nenek bukan menyepelekan penghasilan Kakek, tapi hanya berusaha realistis menghadapi masa depan. Oleh sebab itu, Nenek lantas berfikir untuk mengelola uang dari Kakek, untuk sesuatu yang bisa menghasilkan uang yaitu membuat usaha kecil-kecilan.

Nenek membicarakan rencana usaha pada Kakek, Kakek pun setuju. Namun saat itu, Nenek masih bingung ingin membuat usaha apa. Seiring berjalannya waktu, Nenek berhasil membaca salah satu permasalahan yang muncul di masyarakat sekitar, yaitu sulitnya mencari perias pengantin.

Kala itu, jasa rias pengantin belum terlalu populer dan peminat usaha itu masih sangat langka di daerahnya. Nenek pun memutuskan untuk memulai usaha itu. Pelajaran pertama yang Saya petik, yaitu jeli membaca peluang usaha di lingkungan sekitar, yang salah satunya berdasar pada permasalahan yang kerap dialami masyarakat.

Nenek sebenarnya bukan orang yang suka merias wajah dan tak memiliki keterampilan itu. Oleh sebab itu, Nenek belajar merias pengantin pada ahlinya. pelajaran kedua, yaitu bisnis/usaha tak harus sesuai dengan keahlian. Jika tidak merasa ahli, maka belajar adalah solusinya.

Modal usaha rias pengantin tidak banyak, yaitu hanya untuk biaya belajar dan membeli peralatan/perlengkapan rias wajah. Semua itu didapat dari uang gaji Kakek. Pelajaran ketiga, memanfaatkan uang dari gaji (meskipun tidak besar) untuk modal usaha kecil-kecilan.

Berkat keuletan dan keahlian merias yang terus meningkat, nama Beliaupun populer hingga beberapa kecamatan sekitar. Akibatnya, hari libur jarang Ia nikmati dengan bersantai di rumah, hampir selalu di acara pernikahan. Kakek sering membonceng Nenek dengan sepeda, menelusuri jalan menuju acara pernikahan. Ketika menceritakan bagian ini kepada Saya, tampak jelas ekspresi bahagia di wajah Nenek, seolah kembali ke masa itu. Masa prihatin, kerja keras, kerjasama dan romantisme bersama Kakek. Semua itu Mereka lakukan untuk masa depan keluarganya. Pelajaran Keempat, kerja sama antar-anggota keluarga akan menjadikan pekerjaan bukan hanya lebih mudah, tetapi lebih indah. Agar rencana menuju kehidupan yang lebih baik, dapat diwujudkan.

Hasil Usaha Untuk Mengembangkan Aset

Meskipun usaha rias pengantin sudah menghasilkan uang. Nenek tak serta merta membelanjakan uang tersebut hanya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Uang tersebut digunakan untuk melengkapi peralatan rias pengantin, seperti peralatan make up wajah, pakaian dan perhiasan pengantin. Aset usaha rias pengantin pun terus bertambah dan bisa dibilang lengkap.

Dengan beragamnya peralatan dan perlengkapan, ternyata bisa meningkatkan omset usaha Nenek. Pelanggan puas dengan hasil riasan dan variasi perlengkapannya. Pelajaran Kelima,  jangan langsung “berfoya-foya” dari hasil usaha yang baru berkembang. Gunakan uangnya untuk menambah aset usaha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun