Mohon tunggu...
Yosep Efendi
Yosep Efendi Mohon Tunggu... Dosen - Penikmat Otomotif

Selalu berusaha menjadi murid yang "baik" [@yosepefendi1] [www.otonasional.com]

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perilaku Bersih, Senyum Mbah Petrus dan Cita-cita Poros Maritim Dunia

9 Oktober 2016   21:48 Diperbarui: 9 Oktober 2016   22:05 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mewujudkan lingkungan bersih dan sikap ramah murah senyum (sumber gambar: baliinspirasi.com ; wisatajogja.com ; maritim.go.id ; okezone.com)

Pentingnya perilaku bersih dan ramah inilah yang sepertinya mendasari Kemenko Bidang Kemaritiman membuat Gerakan Budaya Bersih dan Senyum (GBS). Tentunya untuk mendukung cita-cita besar, Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia - Menjadi pusat perhatian dunia-, yang nantinya berdampak pada kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Gerakan yang digagas Kemenko Bidang Kemaritiman (sumber gambar: maritim.go.id)
Gerakan yang digagas Kemenko Bidang Kemaritiman (sumber gambar: maritim.go.id)
Untuk mengetahui mengapa dan atas dasar apa perilaku bersih dan sikap murah senyum itu penting dan harus menjadi gerakan nasional, mari kita uraikan satu-persatu.

Manfaat Perilaku Bersih

Kebersihan kuat hubungannya dengan kesehatan. Banyak jurnal kesehatan yang menyatakan bahwa kebiasaan hidup bersih berpengaruh positif terhadap kesehatan tubuh. Sehingga ini bisa menjadi dasar kuat untuk menjaga kebersihan, yang sekaligus menjaga kesehatan.

Perilaku hidup bersih diterapkan mulai dari diri sendiri, kemudian di lingkungan keluarga. Dengan cara menjaga kebersihan makanan, pakaian, kamar/rumah hingga lingkungan sekitar rumah. Dengan begitu, kebersihan seluruh anggota keluarga dan lingkungan akan terjaga, yang selanjutnya berdampak pada terjaganya kesehatan keluarga.

Selain itu, pola hidup bersih juga memberi banyak manfaat lainnya. Lingkungan yang bersih akan memberi kenyamanan, baik kenyamanan fisik maupun pikiran/perasaan. Bersih juga dapat membuat penampilan jadi menarik, sehingga akan menjaga pergaulan. Sebab, tentunya banyak orang suka dengan yang bersih dan cenderung suka bergaul dengan orang berprilaku bersih. Pola hidup bersih juga menghemat pengeluaran uang, misalnya pengeluaran untuk biaya pengobatan. Karena perilaku bersih dapat meminimalisir datangnya penyakit, yang selanjutnya berdampak pada rendahnya-bahkan tidak ada- biaya untuk pengobatan.

Satu lagi, kebersihan lingkungan juga menjadi magnet untuk sektor wisata. Salah satu sifat magnet adalah tolak-menolak atau tarik-menarik. Jika lingkungan tempat rekreasi bersih, maka akan menarik wisatawan dan berpengaruh terhadap peningkatan perekonomian daerah sekitar. Jika lingkungan sekitarnya kotor, maka dengan sendirinya akan “menolak” datangnya wisatawan. Kalaupun ada wisatawan yang datang, mungkin itu kedatangan pertama sekaligus terakhirnya. Sebab, wisatawan akan “kapok” untuk kembali, karena lingkungannya kotor dan membuat mereka tak nyaman.

Jadi, dengan mengetahui banyaknya manfaat perilaku bersih dan kebersihan lingkungan, maka  jangan ragu atau malas untuk menjaga kebersihan. Kebersihan untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitar.

Nasionalisasi Perilaku Hidup Bersih

Dengan memahami banyaknya manfaat perilaku bersih, maka tak berlebihan jika perilaku bersih ini menjadi sebuah perilaku nasional, yang diupayakan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Terkait ini, Kementerian Kesehatan RI memiliki program untuk mengkampanyekan perilaku hidup bersih untuk kesehatan, yaitu program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Program tersebut diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk membiasakan pola hidup bersih dan sehat. Membiasakannya mulai dari diri sendiri, keluarga dan lingkungan sekitar.

Mengapa program PHBS penting? Sebab, tahun 2012, International Earth Science Information Network merilis data yang sangat meprihatinkan, yaitu Indonesia adalah negara terbersih ke 134 dari 140 negara. Jika dibalik, Indonesia menduduki peringkat ke 7 sebagai negara terkotor (sumber). Oleh sebab itu, kesadaran perilaku bersih memang layak menjadi agenda penting dan gerakan secara nasional untuk menuju Indonesia bersih dan sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun