Mohon tunggu...
M Yusuf Is
M Yusuf Is Mohon Tunggu... Sosialisator Penggerak Literasi Nasional 2022

Menulis itu ibarat makanan yang terserap dalam tubuh dan menjadi energi yang dahsyat dalam bertindak, Jangan ragu-ragu untuk memberikan yang terbaik. __Tulisan mempunyai hak cipta__ Contact : 085362197826 FB : Muhammad Yusuf Ismail Ar-Rasyidi Tweeter : @ismayusuf Email : Ismailyusuf8@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pejabat Kurang Baca, Ilmu Tak Paham, Where Are You Going ?

28 September 2025   14:03 Diperbarui: 28 September 2025   14:03 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi -  | Image by Pexels/Andrea Piacquadio

JIKALAU dalam Islam  kata"IQRA" yang artinya MEMBACA adalah perintah yang dimulai dari Rasulullah sendiri dalam menyampaikan risalah kepada umat manusia. Berarti betapa pentingnya membaca itu, sehingga langsung di perintahkan melalui seorang rasul dan menjadi ayat-ayat dalam sebuah surat di Juz 30 Al-Qur'an. 

Tidak dapat di pungkiri bahwa membaca adalah tugas mulia, dengan banyak membaca maka akan banyak di ketahui tentang keilmuan, alam semesta, anatomi, ilmu alam, ilmu pasti seperti matematika, sejarah dan masih banyak lagi tentang keilmuan. Membaca tidak hanya di kotomi pada suatu hal, misalnya mempelajari keagamaan saja, tetapi tidak mempelajari ilmu alam. hal itu salah besar.

Untuk membangun sebuah negara besar, di perlukan negarawan-negarawan tangguh. Seperti halnya KH Agus Salim di masa perjuangan kemerdekaan dulu. Beliau bahkan mampu menguasai banyak bahasa-bahasa dunia. Hal itu menjadikan beliau masih di kenang sebagai orang alim ilmu agama juga mampu menguasai tentang tatanegara dan pemerintahan.

Toh, kenapa pula hari ini lain pula  yang dirasakan bahwa para pejabat-pejabat negara lebih sibuk memamerkan kekayaannya di bandingkan dengan memamerkan kemampuannya di bidang keilmuan. Tidak jauh dapat kita nilai dalam berpidato bahasa inggris di forum-forum internasional, apalagi kalau di harapkan mereka berpidato bahasa prancis dan jerman tentu jauh panggang dari pada api. Tetapi tidak di bandingkan dengan KH Agus Salim di masa lalu.

Padahal kalau kita mau jujur menilai bahwa saat ini berjumbel, metodologi, sistem dan kursus, berarti memang sedang terjadi bahwa sedang Darurat Baca Pejabat di negeri ini. Tidak menempatkan pendidikan pada porsi pertama. Jikalau seperti itu sudah jelas bahwa kepentingan pribadi lebih dominan dalam memimpin bangsa. 

Khususnya pada presiden Prabowo sangat bangga sekali karena beliau dapat berhadir dalam sidang Umum PBB beberapa saat yang lalu dan berpidato di dalamnya tentang masalah Palestina. Prabowo menunjukkan pada dunia bahwa beliau mampu melakukan hal itu di level internasional dan tentunya sebagai warga negara sangat bangga sekali.

 Para pemimpin di level DPR-MPR-DPD-GUBERNUR-BUPATI mari menjadikan budaya baca adalah sebagai adat istiadat yang melekat untuk terus dilestarikan supaya ilmu kenegaraannya. Tentunya hal itu akan berefek pada kinerja sehari-hari. Tidak terus-terusan masyarakat terus menyorot ketika saat sidang tidur, telat datang, dan tidak hadir.

Dengan membaca dipastikan dapat membawa pada perubahan-perubahan kecil dan akan menyusun pondasi peradaban umat manusia. Kepercayaan masyarakat kepada para pemimpin lambat laun akan pulih dan akan menjadikan negeri ini negeri yang "BALDATUN THAIBUN WA RABBUL GHAFFUR".

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun