Sedih terasa bila di renungi, yang jauh dari pusat bencana terasa begini. Kerongkongan pedih hidung juga sama, Bagaimanakah keadaan mereka yang di sekitarannya? Terutama sekali si kecil yang belum tahu apa-apa tentang dunia ini.Â
Akibat kepongahan segelintir orang yang ingin menumpuk kekayaan sesingkat-singkatnya, kesehatan si tanpa dosa di korbankan demi tumpukan dolar yang berseri.Â
Betapa dosakah, si besar besar kepala tanpa iba, rela mempertaruhkan kesehatan anak kecil yang perlu belajar banyak tentang cakrawala dunia.Â
Menumpukkan asap diparu-paru mereka, yang mereka tahu di sekolah yang diajarkan oleh guru bahwa negeri ini, negeri Timur penuh orang beradap, bergotong royong, sopan santun dan sebagainya.Â
Saat menulis tulisan rangkaian ini, saya sedih dan mata berkaca, mengapa harus mengorbankan jiwa/kesehatan demi kepuasan segelintir orang yang mempunyai gedung mewah di belahan dunia lain, sedangkan anak cucu harus menghirup CO2..Â
Semoga kalian sadar hai kalian yang sudah mengaku dewasa....Â
Aku tak mampu melanjutkan lagi, hanya mampu kubelikan sekotak masker untuk di bagikan kepada mereka yang membutuhkan, semoga Tuhan menghukum kalian semua yang keras kepala!Â
(YSF)Â