Sejak kedatangan bangsa Portugis dan para misionaris di Noemuti, orang Noemuti dikenal sebagai 'Kaes Metan' dengan Kote sebagai pusatnya yang biasa dalam tutur adat disebut 'Pah Noemuti ma Nifu Noemuti in Usan.'Â
Jadi Kote adalah nama sebuah kampung yang didirikan oleh bangsa Portugis sebagai pusat kekuasaan mereka di wilayah Noemuti.
Tradisi Apa Saja yang Masih Dipertahankan di Kote
Kedatangan bangsa Portugis ke tanah, Pah Noemuti, membawa peradaban baru sekaligus memperkenalkan agama Katolik kepada penduduk asli Noemuti yakni Salem, da Costa dan Meol Kruz yang pada waktu itu sudah lebih dahulu menguasai wilayah Noemuti yang merupakan bagian dari kerajaan Oenam dan beribukota di Noemuti yaitu Kote.
Ada pun beberapa budaya yang diwariskan oleh bangsa Portugis dan kini telah menjadi tradisi orang Noemuti untuk selalu dipertahankan dan dilestarikan seperti:
1. Â Penyebutan/Pengelompokkan Marga
Orang Noemuti yang kala itu telah memiliki peradaban sebagai Kaes Metan dengan segala suku bangsanya yang dikenal dengan istilah Sembilan suku di Hulu Sungai atau yang disebut Sio Noe Nakan dan Sembilan suku di Hilir Sungai atau Sio Noe Haen.Â
Meskipun sampai saat ini masih terdapat kesimpang siuran dalam penyebutan atau pengelompokkan suku-suku yang disebut Sio Noe Nakan dan Sion Noe Haen karena akibat perkawinan dalam antarsuku sehingga mengalami semacam perpindahan suku dari Noe Nakan ke Noe Haen dan sebaliknya.
Dalam perayaan 1 (satu) abad berdirinya paroki Noemuti dan terbitnya buku 'Satu Hati, Satu Cinta dan Satu Keluarga' dalam rangka ulang tahun ke-100 tersebut belum dilakukan seminar atau bedah buku sehingga masih terdapat beberapa nama suku yang luput dari penyebutan, dan akan mendapat perbaikan atau revisi.
2. Â Tradisi Kure atau disebut Lusitan
Sampai saat ini tradisi Kure atau Lusitan masih tetap dipertahankan di Kote sebagai ibukota Kerajaan Oenam/Noemuti. Menurut penuturan banyak orang, tradisi ini hanya ada di Noemuti/Kote yang dalam praktek serupa hampir sama dengan praktek yang ada di Oe-Cusse, Ambeno dan Larantuka yang dipraktekkan dalam tradisi Semana Santa.