Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Noemuti Bekas Jajahan Portugis di Timor Barat yang Masih Menyimpan Sejarah

23 Juli 2025   11:10 Diperbarui: 23 Juli 2025   14:48 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu peninggalan sejarah Portugis di Noemuti berupa meriam dipajang di depan Paroki Noemuti (dok. pribadi)

"Sejarah akan mengingat kita bukan karena kemenangan musuh-musuh kita, tetapi karena kesetiaan teman-teman kita." - Martin Luther King Jr.

Menyusuri lagi sungai yang oleh masyarakat setempat disebut 'Kali Noemuti' mengingatkan masa-masa kecil sewaktu masih tinggal di kampung halaman tercinta. Banyak kisah menarik bersama teman-teman menyeberangi sungai di waktu banjir dan bermain-main pasir di sana tanpa kecemasan apapun.

Kemarin (22/7/2025) penulis berkesempatan kembali ke Noemuti untuk sebuah tugas pendampingan keluarga. Ya, sambil menyelam minum air, kata pepatah tua. 

Penulis memanfaatkan kesempatan ini pada saat rehat. Menyusuri dua tiga lorong kampung Noemuti yang masih menyimpan sejarah dan tradisi Portugis.

Daerah Jajahan Portugis di Timor Barat

Sejarah mencatat pada bulan Desember 1515, bangsa Portugis mendarat di Pantai Lifao, Oe-Cusse, Ambeno, Timor (sekarang bagian dari Negara Republik Demokratik Timor Leste). Tidak dapat dipungkiri bahwa bangsa Portugis datang ke Indonesia (Timor) tidak semata-mata untuk tujuan penjajahan. 

Salah satu tujuan kedatangan mereka adalah misi penyebaran agama Katolik. Karena itu penjajah Portugis selalu menyertakan para misionaris dalam perjalanan misi mereka. Dari Oe-Cusse, Ambeno bangsa Portugis bersama para misionaris menyusur daerah Timor Barat dan akhirnya tibalah mereka pada sebuah kampung yang dahulu dikenal dengan 'Kefetoran Noemuti."

Sungguh sebuah pengalaman mistik yang sangat mendalam dilukiskan dalam wawancara para Frater Noemuti pada tahun 1986 untuk menggali kembali sejarah keterpilihan Noemuti sebagai tujuan pertama kedatangan para misionaris di Timor. 

Waktu itu terbersit sebuah pernyataan orang-orang Musi di sekitar gunung Mutis yang merasa tidak layak menerima kabar gembira melalui para misionaris karena menurut mereka, "mereka tidak mengerti apa yang dikatakan para misionaris itu." 

Maka mereka menunjuk atau memberitahu para misionaris itu untuk berjalan terus menuju Noemuti. Dalam bahasa Atoen Pah Meto atau bahasa Dawan berbunyi:

"Maut nai tat nan ok teuba pah Noemuti mah nifu Noemuti, fun sin esan si kaset nahin, nloel kaset nahin," yang dapat diterjemahkan dalam bahasa Indonesia:

"Biar saja silahkan meneruskan perjalanan menuju tanah Noemuti, orang Noemuti karena mereka yang tahu berbahasa Melayu dan menyanyi dalam bahasa Melayu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun