Pada tanggal 9 sampai dengan 12 Juli 2025, Keuskupan Atambua menyelenggarakan Pekan Orientasi Diakonat bagi para Diakon dan Tahun Orientasi Pastoral bagi para Frater Calon Imam Diosesan Keuskupan Atambua di Emaus Pastoral Center.
Pada hari pertama, Rabu, 09/7/2025 selain Uskup Atambua sebagai pembicara, juga dihadirkan Bapak Drs. Petrus Bria Seran, MM, Tokoh Katolik dan Anggota DPRD Kabupaten Malaka dari Partai Nasdem.
Uskup Atambua, Mgr. Dr. Dominikus Saku mengulas secara mendalam tentang misteri panggilan seorang imam, karena itu mesti dijalani dengan sepenuh hati dan tanpa kebimbangan karena semua proses telah dilewati.
Sementara itu Drs. Petrus Bria Seran, MM sebagai Tokoh Katolik membawakan sebuah materi yang menarik tentang Hidup Bermasyarakat sebagai bagian dari kehidupan seorang imam.
Dalam tulisan ini, penulis mencoba mengurai kembali tentang siapakah imam Katolik itu, apa saja yang dijalani dalam kehidupan bermasyarakat dan beberapa prinsip dasar yang harus diketahui dan dipahami seorang calon imam dalam menjalani hidup bermasyarakat, serta tips bagi para calon imam untuk menjalani kehidupan sebagai seorang imam Katolik di tengah masyarakat.
Siapakah Imam Katolik Itu?
Yang menjadi imam dalam gereja Katolik adalah pria atau laki-laki. Dia harus menyelesaikan sejumlah mata kuliah khusus seperti filsafat, teologi, etika, dan spiritualitas imamat. mulai dari Seminari menengah hingga Seminari Tinggi. Â Setelah ia dianggap layak dan mampu dibenuming secara khusus untuk menerima tahbisan imamat.
Karena itu imam Katolik adalah seorang pria yang telah menerima tahbisan suci (Sakramen Imamat) dan ditugaskan untuk melayani umat Allah dalam Gereja Katolik. Terutama dalam pelayanan sakramen-sakramen, mengajar, dan memimpin umat. Mereka adalah wakil Kristus (Alter Christus) di dunia dan memiliki peran penting dalam kehidupan rohani umat Katolik.
Dalam ajaran gereja Katolik, seorang imam adalah pelayan Tuhan dan umat yang memiliki peran yang sangat penting dalam gereja karena ia memiliki tugas yang serupa dengan tugas yang diemban oleh Yesus Kristus, yaitu menjadi imam, nabi dan raja.
Sebagai imam, seorang imam Katolik bertugas untuk menguduskan umat dan dirinya bagi Tuhan. Sebagai nabi, dia bertugas untuk mewartakan kabar gembira dari Tuhan sendiri. Sedangkan sebagai raja, seorang imam memimpin dan menggembalakan kawanan domba kepunyaan Allah yaitu umat-Nya.
Hidup Bermasyarakat
Hidup bermasyarakat adalah kondisi di mana manusia berinteraksi dan menjalin hubungan sosial dengan orang lain dalam suatu komunitas.Â
Hubungan ini melibatkan berbagai aspek seperti kerja sama, gotong royong, dan saling menghormati, yang pada akhirnya membentuk sebuah tatanan sosial yang harmonis.
Hidup bermasyarakat, bertolak dari sifat dasar manusia sebagai makhluk sosial, yang mana manusia tidak bisa hidup sendiri, tetapi ia membutuhkan interaksi dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan dasar dan mencapai tujuan hidupnya.
Dalam hidup bermasyarakat, menghargai nilai-nilai sosial seperti gotong royong, kepedulian, dan rasa tanggung jawab sangat penting dalam menjaga keharmonisan dan keberlangsungan hidup bermasyarakat.Â
Interaksi dan hubungan sosial hidup bermasyarakat ditandai dengan berbagai interaksi sosial, baik dalam keluarga, lingkungan kerja, maupun komunitas yang lebih luas.Â
Demikian pun tata krama dan etika sopan santun dalam berkomunikasi dan bertingkah laku sangat penting dalam menjaga hubungan baik antar individu dalam masyarakat.Â
Gotong royong dan kerjasama saling membantu dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan seperti membersihkan lingkungan atau membantu tetangga yang membutuhkan, merupakan contoh nyata dari hidup bermasyarakat tersebut.
Ada pun tujuan utama dari kehidupan bermasyarakat adalah terciptanya kehidupan yang aman, nyaman, dan sejahtera bagi seluruh anggota masyarakat, dengan didasari oleh rasa persaudaraan dan saling menghormati.Â
Dalam konteks yang lebih luas, hidup bermasyarakat juga mencakup berbagai aspek kehidupan seperti ekonomi, budaya, dan sistem pendidikan, yang semuanya saling terkait dan membentuk sebuah ekosistem sosial yang kompleks.
Prinsip-Prinsip Dasar Hidup Bermasyarakat
Manusia tidak bisa hidup secara individu. Bagaimanapun juga, kita sudah ditakdirkan menjadi makhluk sosial. Diperlukan interaksi satu sama lain untuk menciptakan kehidupan yang bermakna. Entah sekadar bertegur sapa, maupun berdiskusi untuk memecahkan suatu masalah.Â
Dalam kehidupan bermasyarakat juga kita tidak bisa bertindak asal-asalan. Terdapat prinsip-prinsip dasar yang harus diketahui agar kehidupan tertata baik. Dari beberapa prinsip di bawah ini, apa kamu sudah mengetahui dan memahaminya dengan baik untuk ditindaklanjuti?
 1.  Kepekaan Sosial
Hidup bermasyarakat mengharuskan seorang imam untuk mengasah kepekaan diri. Kamu perlu paham bahwa dalam situasi tertentu, tetangga bisa saja membutuhkan bantuan, tetapi segan untuk mengatakannya.Â
Oleh sebab itu, cobalah untuk lebih peka dalam membaca kondisi orang-orang yang hidup di sekitarmu. Bila kamu mampu, jangan ragu untuk menawarkan bantuan sesuai dengan porsimu. Dengan begini, tetangga bisa merasa terbantu dan kebaikan yang kamu lakukan tentu akan menolongmu suatu hari nanti.Â
2. Mudah BerbaurÂ
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa terus hidup seorang diri. Pada suatu ketika, pasti membutuhkan teman untuk sekadar berbagi cerita kehidupan. Bila kamu terlalu menutup diri dari lingkungan, maka itu akan menyulitkanmu bila suatu hari nanti memerlukan bantuan tetangga.Â
Cobalah untuk mengenal sebanyak mungkin orang yang tinggal di sekitar rumahmu. Kamu tidak perlu akrab dengan semuanya, cukup kenal dan tahu tinggal di mana itu sudah baik.Â
Tinggalkan status sosial ketika berinteraksi dengan tetangga. Hal ini akan membuatmu lebih dihargai dan diterima dalam masyarakat. Demikian nasehat-nasehat yang perlu kita ikuti.
3. Â Penghargaan terhadap LingkunganÂ
Hidup bermasyarakat sejatinya adalah suatu tantangan. Seorang imam harus menempatkan diri dengan baik di lingkungan sosial. Hal ini dibuktikan dengan sejumlah prinsip yang dipatuhi dan diterapkan dengan baik.Â
Diantara prinsip yang tidak boleh dilupakan adalah penghargaan terhadap lingkungan. Jadilah manusia yang selalu menjaga kelestarian alam. Keseimbangan ekologi dan pelestarian lingkungan merupakan prinsip dasar untuk keberlanjutan hidup bermasyarakat.
 4.  Menerapkan Batasan secara TegasÂ
Karena hidup berbaur dengan masyarakat, orang sering lupa menciptakan batasan. Kamu hendaknya mendedikasikan seluruh waktu hanya untuk kepentingan mereka. Sedangkan urusan dan prioritas diri sendiri justru tidak diperhatikan.
Untuk mengelola kehidupan secara bijaksana kamu harus memahami prinsip dasar hidup bermasyarakat. Salah satunya adalah menetapkan batasan secara tegas. Pisahkan antara kehidupan pribadi dan sosial. Keduanya adalah dua hal yang tidak bisa dicampur aduk.
 5. Keadilan dan Kesetaraan
Siap tidak siap, kita diharuskan berbaur di lingkungan masyarakat. Sudah tentu harus bisa menyesuaikan diri dengan baik. Mulai dari cara bersikap sampai bertutur kata.Â
Di sinilah kamu harus mengetahui prinsip dasar hidup bermasyarakat. Penting bagi kita untuk menjunjung tinggi keadilan serta kesetaraan. Setiap individu berhak diperlakukan dengan sama tanpa pilih kasih. Saat kamu bisa menjunjung tinggi keadilan dan kesetaraan, keberadaanmu akan lebih dihargai oleh seluruh lapisan masyarakat.
 6.  Menerapkan Solidaritas dengan baikÂ
Sehebat apapun, kita tidak akan pernah bisa hidup dan mencukupi kebutuhan sendiri. Dalam beberapa hal pasti membutuhkan peran serta orang lain. Mengingat akan kenyataan tersebut, setiap orang termasuk imam harus mampu memahami prinsip dasar hidup bermasyarakat.Â
Hal ini erat kaitannya dengan menerapkan solidaritas. Masyarakat berfungsi lebih baik ketika anggotanya dapat bekerja sama dan saling mendukung. Solidaritas sosial menjadi dasar untuk mengatasi tantangan dan membangun kesejahteraan bersama.
 7. Berbagi RezekiÂ
Terkadang kamu bisa mendapatkan rezeki lebih dari arah yang tidak diduga. Sebagai contoh, kamu tiba-tiba mendapatkan kiriman makanan dalam jumlah banyak dari saudara yang sedang mengadakan pesta.Â
Akibatnya, makanan di rumah jadi berlebih dan kamu merasa tidak sanggup untuk menghabiskannya. Maka, sebelum mubazir, tidak ada salahnya jika kamu memberikan sebagian makanan tersebut kepada tetangga yang membutuhkan. Pemberianmu akan diterima dengan senang hati dan kamu jadi tidak khawatir kalau makanan akan terbuang sia-sia, sebagaimana dikatakan Paus Fransiskus.
Bagaimana Penerapan dalam Hidup
Apabila semua prinsip hidup bermasyarakat ini dipraktekkan atau diterapkan dalam hidup bermasyarakat, niscaya semua orang akan menjadi orang baik. Maka terapkanlah beberapa hal ini dalam hidup:
1. Â Toleransi
Menghargai perbedaan agama, suku, dan budaya, serta tidak memaksakan kehendak pribadi kepada orang lain, itu adalah kebajikan.
2. Â Gotong Royong
Saling membantu dan bekerja sama dalam kegiatan sosial dan pembangunan masyarakat adalah bagian dari kehidupan, kata para bijak bestari.
3. Â Menghindari Konflik
Menyelesaikan masalah dengan cara yang damai dan menghindari perpecahan adalah sebuah keutamaan.
4. Â Berbagi
Memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan dan peduli terhadap kesejahteraan orang lain sangat dianjurkan dalam Kitab suci.
5. Â Menjaga Keharmonisan
Menciptakan suasana yang kondusif dan saling mendukung dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan memahami dan menerapkan ajaran kitab suci tentang hidup bermasyarakat, umat manusia dapat membangun kehidupan yang lebih baik, harmonis, dan sejahtera.Â
6. Â Menjadi BerkatÂ
Hidup berkat dalam bermasyarakat berarti menjadi agen perubahan positif dalam masyarakat. Melalui tindakan kasih, pelayanan, dan penegakan keadilan, seorang imam dapat menjadi berkat bagi uamtnya dan mewujudkan Kerajaan Allah di dunia. ***
Atambua, 09.07.2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI