Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Mencermati Pidato Pamit Kepala Daerah, Ada Rasa Haru dan Ada yang Meninggalkan Hutang

11 September 2023   22:12 Diperbarui: 11 September 2023   22:17 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ganjar tak kuasa menahan air mata (sumber:detikjateng)

Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat menyampaikan capaian kinerja selama lima tahun sekaligus berpamitan dengan masyarakat di Propinsi berbasis kepulauan ini bersama Wakil Gubernur Josef Nae Soi.

"Saya bersama Bapak Wakil Gubernur beserta istri dan keluarga menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak atas segala lantunan syafaat, nasihat, ide-ide cerdas, kritik, perhatian dan segala tindakan baik, mendukung kami selama lima tahun masa kepemimpinan kami", kata Viktor Bungtilu Laiskodat.

Viktor B. Laiskodat mengaku malu karena angka kemiskinan di Provinsi itu hanya mampu turun dua persen dari satu juta lebih warga miskin di daerah yang dipimpinannya itu.

Menurut Laiskodat, "Pemimpin itu ibarat matahari jika ia terbit tidak dapat yang menolaknya, tetapi jika ia pergi tidak ada kekuatan yang dapat menahannya."

(https://kupang.antaranews.com/berita/117060/gubernur-viktor-pamit-kepada-warga-ntt)

Analisa Sekenanya

Terhadap isi konten pidato dan gestur para kepala daerah yang pamit, penulis memberikan sebuah analisa sederhana namun sekenanya saja, yakni:

Pertama, Adanya pernyataan dari ketulusan hati yang terdalam

Apa yang diungkapkan oleh para kepala daerah dalam pidato pamitnya di sana terlihat adanya pernyataan yang tulus yang lahir hati  dari kedalaman hati seorang pemimpin terhadap rakyatnya. Bahwasannya apa yang dilakukan selama 5 atau 10 tahun, itulah yang dikatakannya.

Kedua, Adanya kerendahan hati untuk mengakui kelebihan dan kekurangan

Dari pidato pamit para gubernur itu, secara pribadi saya melihat ada secercah cahaya karena kesan-kesan itu datang dari kerendahan hati. Dengan rendah hati mengakui apa yang seharusnya dilakukan karena telah dijanjikan namun belum dapat direalisasikan.

Ketiga, Adanya perasaan manusiawi yang nampak dalam tangisan dan air mata.

Sekuat-kuatnya seseorang namun ketika berhadapan dengan kenyataan yang mana ia harus meninggalkan orang-orang yang dicintainya. Hati siapa yang tak kan luluh di depan rakyat yang dilayani dengan tulus dan cinta mencucurkan air mata. Pak Ganjar Pranowo dan Andi Sudirman tidak mampu menahan air mata, itulah tanda-tanda seorang pemimpin daerah yang sangat manusiawi. Ikut merasakan apa yang dirasakan rakyatnya.

Keempat, Adanya pengakuan akan keterbatasan diri dan memohon maaf

Sehebat-hebatnya seseorang pemimpon, ada juga kelemahannya. Pak Anies Baswedan sadar bahwa lima tahun menjadi pemimpin di DKI tidaklah gampang, karena itu ia menyadari keterbatasannya dan menyerahkan itu semua kepada Allah SWT. 

Dalam keterbatasan itu, seorang pemimpin harus jujur mengakui bahwa ia belum berbuat banyak untuk rakyat dan wilayahnya. Jadi selain banyak janji yang belum digenapi, bahkan ada juga kepala daerah yang harus meninggalkan hutang yang besar kepada daerahnya. 

Kelima, Ada kesempatan untuk berterima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun