Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

5 Makna Merayakan Natal Bagi Umat Kristiani

24 Desember 2022   14:59 Diperbarui: 27 Desember 2022   19:01 1309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para Kompasianer yang budiman dan yang merayakan Natal.

Natal selalu identik dengan damai dan sukacita. Perayaan Natal yang sesungguhnya baru dimulai pada tanggal 25 Desember atau 24 Desember malam hari. Itu menurut penanggalan liturgi Gereja Katolik. Karenanya, Gereja Katolik mengajarkan kepada umatnya supaya tidak merayakan Natal Bersama sebelum perayaan Natal yang sesungguhnya.

Namun aroma Natal itu sendiri sudah terasa dan terdengar jauh-jauh hari sebelum perayaan Natal itu tiba. Sejak bulan November, lagu-lagu Natal sudah terdengar dari rumah-rumah keluarga dan toko-toko kaset.

Begitu pun hiasan-hiasan atau pernak-pernik Natal sudah mulai dipasang pada tempat-tempat umum seperti mall, supermarket, minimarket dan toko-toko dengan berbagai alasan.

Misalnya, untuk menarik minat dan animo pengunjung; untuk membangkitkan kesadaran umat Kristiani bahwa suasana Natal mulai terasa. Atau di beberapa wilayah seperti di Kota Solo, suasana Natal sangat terasa karena seluruh pelosok kota Solo dihiasi dengan ornamen Natal seperti pohon terang dan kandang natal.

Atau di tempat lain dilakukan lomba menghias pohon natal dan lomba membuat kandang natal, dan lain-lain. Itu semua dilakukan sebagai tanda persiapan fisik menyongsong natal, bukanlah yang inti atau yang sebenarnya.

Bagi umat Kristiani sendiri, khususnya umat Katolik, selama empat minggu berturut-turut itu masih berada dalam masa khusus yang disebut Adventus, artinya penantian atau masa persiapan Natal.  Karena masih dalam masa adventus itulah umat Katolik belum bisa merayakan Natal. 

Khusus untuk Natal tahun 2022, bagi umat Katolik tidak ada kans untuk merayakan Natal sebelumnya karena hari raya Natal tangal 25 Desember jatuh tepat pada hari Minggu. 

Maka bagi umat Kristiani, khususnya Katolik  merayakan Natal itu suatu moment yang istimewa, sebagaimana dikatakan oleh Paus Fransiskus, Pemimpin umat Katolik sejagat itu, "Natal adalah sukacita, sukacita religius, sukacita batin dari cahaya dan kedamaian" (Ruah, 2022, hal. 334).

Untuk itu pada saat-saat akhir menjelang perayaan Natal yang sesungguhnya di mana setiap orang boleh mengucapkan Selamat Natal, saya akan membagikan lima (5) makna perayaan Natal bagi keluarga-keluarga Kristiani, dengan harapan agar perayaan Natal yang ditunggu-tunggu selama empat (4) minggu itu, bisa mendatangkan berkat tersendiri bagi keluarga kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun