Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Dosen - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Liturgi Malam Paskah Itu Unik?

16 April 2022   10:41 Diperbarui: 16 April 2022   10:50 1211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Lilin Paskah 2022 (sumber: obormedia.com)

Liturgi Malam Paskah atau Hari Sabtu Suci unik.

Mengapa dikatakan unik? Dikatakan unik karena liturgi pada Malam Paskah ini sangat berbeda dengan liturgi pada hari-hari lainnya selama tri hari suci. 

Selain liturgi malam Paskah dipenuhi dengan simbol-simbol seperti api, air dan cahaya; liturgi malam Paskah juga diiringi dengan musik yang meriah. Sangat berbeda dengan liturgi Jumat Agung!

Sesuai tradisi Gereja, hari Sabtu Suci disebut juga Vigili Paskah yang artinya berjaga-jaga atau bersiap untuk merayakan Paskah, disebut juga Tirakatan Kebangkitan Tuhan. 

Karena itu, pada malam Paskah atau Sabtu Suci, umat kristiani diminta untuk berjaga-jaga bersama dengan Yesus, sebagaimana pertanyaan Yesus kepada Petrus di taman Getsemani: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku? Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah" (Mat 26: 40-41).

Pada malam Paskah, umat kristiani bersiap-siap dalam sukacita menantikan peralihan Yesus dari kematian menuju kebangkitan. Karena itu liturgi malam Paskah terdiri dari empat (4) bagian besar yaitu:

Pertama adalah Upacara Cahaya.

Upacara Cahaya ini diawali dengan pemberkatan api baru. 

Pada Sabtu sore menjelang perayaan, petugas menyalakan api baru dengan menggunakan sumber api yang baru pula. Sesuai tradisi setempat, biasanya menggunakan alat gesek dari batu dan mesiu yang dapat menimbulkan api. Lalu api baru dinyalakan, dengan menggunakan kayu api pilihan yang dapat menghasilkan arang yang bermutu untuk mengisi pendupaan dan menyalakan lilin paskah.

Selanjutnya, api baru diberkati yang ditandai dengan penyalaan Lilin Paskah. Lilin Paskah biasanya berupa sebatang lilin besar, panjang, berwarna putih yang dihiasi dengan tulisan dan angka sesuai tahun bersangkutan.

Setelah pemberkatan api baru, Lilin Paskah dihiasi dengan lima kemenyan dan paku yang melambangkan lima luka Yesus. Imam atau Diakon yang memimpin upacara cahaya itu menggoreskan tanda-tanda pada lilin itu disertai kata-kata: 

Kristus dahulu dan sekarang (Imam/Diakon membuat garis dari atas ke bawah);  Awal dan Akhir (Imam/Diakon membuat garis dari kiri ke kanan); Milik-Nyalah segala masa (Imam/Diakon membuat garis pada angka 2); dan segala abad (Imam/Diakon membuat garis pada angka 0); Kepada-Nyalah kemuliaan dan kuasa (Imam/Diakon membuat garis pada angka 2); Sepanjang segala masa (Imam/Diakon membuat garis pada angka 2). Lalu imam/diakon menancapkan lima biji kemenyan yang melambangkan lima luka Yesus disertai kata-kata: Demi luka-luka-Nya yang kudus (paku 1)  dan mulia (paku 2), semoga kita dilindungi  (paku 3) dan dipelihara  (paku 4) oleh Kristus Tuhan (paku 5). 

Sebelum memulai perarakan Lilin Paskah, suasana dalam Gereja gelap sebab semua lampu dipadamkan sebagai lambang kehidupan dalam dosa. Gegap gempitanya malam ini ditandai dengan perarakan Lilin Paskah yang menghalau kesunyian malam sebagai lambang kebangkitan Kristus yang menghalaukan dosa dan maut. 

Puncak dari Upacara Cahaya ini adalah Pujian Paskah (dalam bahasa Latin = Exultet) yang dinyanyikan tepat di bawah  cahaya Lilin Paskah yang membahana di seluruh penjuru ruang gereja, membuka suasana sukacita malam kudus ini, yang membuat bulukuduk berdiri!

Kedua: Liturgi Sabda

Tidak seperti biasanya, Liturgi Sabda pada malam Paskah ini meliputi bacaan dari Perjanjian Lama terdiri dari tujuh (7) bacaan yang dimulai dari Kitab Kejadian tentang kisah penciptaan dunia. Bacaan dari Perjanjian Baru meliputi epistola dari Surat Roma 6: 3-11 yang disebut Mada Kebangkitan dan bacaan Injil dari tahun liturgi bersangkutan. 

Melalui bacaan-bacaan suci, kita merenungkan sejarah keselamatn umat manusia mulai dari penciptaan manusia di taman Eden, kejatuhan dalam dosa, pembebasan bangsa Israel dari perbudakan Mesir, kelahiran baru manusia dari dosa dan kematian hingga kebangkitan Kristus sebagai pemenang jaya atas maut dan dosa.

Ketiga: Liturgi Baptis

Pada malam Paskah ini, seluruh umat kristiani diminta untuk membaharui janji baptisnya.  Dalam upacara pembaharuan janji baptis ini,umat berdiri sambil memegang lilin bernyala menyatakan kesanggupannya untuk tiga (3) hal yaitu: menentang kejahatan baik dalam diri sendiri maupun dalam masyarakat; menolak godaan-godaan setan dalam bentuk takhyul, perjudian dan hiburan tidak sehat; dan berjuang melawan segala tindakan dan kebiasaan tidak adil dan tidak jujur yang melanggar hak-ahk azasi manusia.

Yang menarik dari liturgi baptis ini adalah biasanya tiap tahun Gereja Katolik menerima calon anggota Gereja baru yang telah dipersiapkan selama 40 hari. Pada saat ini, calon baptis akan menerima Sakramen Baptis dan diterima secara resmi dalam pangkuan Gereja Kudus.

Keempat: Liturgi Ekaristi

Inilah puncak dari seluruh rangkaian misteri malam Paskah. Liturgi Ekaristi merupakan buah dari puasa dan pantang yakni menikmati Tubuh dan Darah Kristus yang bangkit mulia sebagai Anak Domba yang sejati. 

Itulah keunikan liturgi Malam Paskah.  Dengan merayakan liturgi Malam Paskah yang gegap gempita, kita dengan hati gembira menyongsong Kristus yang bangkit jaya pada hari Paskah meriah.  Maka benarlah kata Dietrich Bonhoeffer : "Salib bukanlah akhir yang mengerikan dari kehidupan yang bertakwa dan bahagia, tetapi salib itu menemui kita di awal persekutuan kita dengan Kristus". Selamat Pesta Paskah. Kristus Bangkit, Alleluya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun