Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengampunan Tanpa Batas

18 Agustus 2021   12:40 Diperbarui: 18 Agustus 2021   12:39 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bahkan bila kita bandingkan kesalahan yang dibuat oleh saudara kita dengan kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan mungkin tidak sebanding. Tetapi kita tetap bersikeras hati tidak mau mengampuni dengan dasar harga diri, gengsi dan lain-lain.

Saat ini dunia kita dilanda pandemi covid-19. Banyak hal terjadi, termasuk kesalahan-kesalahan yang mungkin saja dilakukan oleh saudara-saudara kita, termasuk pimpinan kita mulai dari Presiden, Menteri, Gubernur, Bupati hingga RT-RW. Kita cenderung melakukan demonstrasi, melakukan aksi protes, dan lain-lain. 

Kita cenderung untuk menuding orang lain bersalah, dan kita membebaskan diri kita, seolah-olah kita bersih. Kita bahkan berpikir naif bahwa seandainya kita yang menjadi pemimpin negara ini atau propinsi ini atau kabupaten ini, kita pasti lebih baik. 

Kita tidak pernah membayangkan diri kita ikut bersalah karena menuding orang lain.

Kita menunjukkan satu jari kepada orang lain, tetapi empat jari yang lain sedang menunjuk diri kita sendiri.

Ya, mari kita belajar untuk mengampuni. Atau lebih baik lagi sebelum kita menjatuhkan vonis bersalah kepada orang lain, terlebih dahulu kita menimbang dengan hati nurani untuk mengampuni terlebih dahulu.

Karena itu kalau engkau tidak mau supaya orang lain membuat kesalahan padamu, maka lebih baik jangan melakukan itu pada orang lain. Konsekuensinya, kalau sudah terjadi kesalahan maka harus saling mengampuni. Bukan hanya dari satu pihak, tetapi dari keduabelah pihak. 

Seperti bunyi kaidah emas atau kaidah kencana (Golden rule): "Jangan lakukan pada orang lain, sesuatu yang kau tidak ingin orang lain melakukannya pada dirimu". ****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun