Mohon tunggu...
Yosaka DwyElisa
Yosaka DwyElisa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian UNS

Mahasiswa Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian UNS yang tertarik dengan pemberdayaan masyarakat desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mahasiswa KKN UNS Ajak Masyarakat Dusun Soka Kembangkan Pekarangan Pangan Lestari

11 Juli 2020   23:19 Diperbarui: 11 Juli 2020   23:15 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama peserta sosialisasi, Kepala Dusun, dan Penyuluh Pertanian Lapang Desa Ngargosoko

Selasa (30/7)-Yosaka Dwy Elisa Mahasiswa Program Studi S1 Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian yang sedang melaksanakan KKN di masa Pandemi ini mengadakan sosialisasi Pekarangan Pangan Lestari dengan sasaran perwakilan Ibu-Ibu PKK Dusun Soka, Desa Ngargosoko, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang. 

Sosialisasi dilaksanakan di sekretariat kelompok tani Dusun Soko dan dihadiri oleh 9 peserta, kepala dusun, serta Penyuluh Pertanian Lapang Desa Ngargosoko. 

Selain sosialisasi pekarangan pangan lestari mahasiswa UNS juga mengajarkan pembuatan pupuk organik cair dengan memanfaatkan limbah rumah tangga. Sosialisasi ini tentunya tetap mematuhi protokol kesehatan dengan berjaga jarak dan tetap menggunakan masker yang sudah dibagikan oleh mahasiswa KKN.

Adanya pandemi Covid-19 mempengaruhi seluruh aspek kehidupan seperti menurunnya ketersediaan pangan bagi masyarakat. Oleh karena itu Pengembangan Ketahanan Pangan Lestari melalui pemanfaatan pekarangan rumah sangat dianjurkan oleh Kementrian Pertanian. 

Seperti dikutip dari pernyataan Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Lompo tentang Pekarangan Untuk Ketahanan Pangan bahwa "Dimasa pandemi covid-19 seperti ini, ayo kita tingkatkan pemanfaatan pekarangan rumah sebagai sumber pangan keluarga". 


Program Pekarangan Pangan Lestari atau biasa disingkat menjadi P2L bisa dilakukan masyarakat dengan menerapkan work from home selain itu ketersediaan bahan pangan keluarga bisa tercukupi selama masa pandemi Covid-19. 

Masyarakat bisa memanen sayuran di pekarangan rumahnya sehingga tidak harus membeli ke pasar, mengingat jika pergi ke pasar akan menimbulkan kerumuman dan lebih rentan terinfeksi virus Covid-19.

Materi pertama mengenai apa itu Pekarangan Pangan Lestari (P2L) serta manfaat P2L. Materi kedua berupa sosialisasi pembuatan pupuk organik cair dengan metode penyuluhan demonstrasi. Materi disampaikan oleh Mahasiswa KKN sendiri agar mahasiswa dapat menerapkan sesuai disiplin ilmu yang sudah dipelajari di bangku perkuliahan.

Pekarangan Pangan Lestari atau biasa disingkat P2L merupakan pemanfaatan pekarangan rumah untuk bercocok tanam untuk menunjang ketahanan pangan keluarga. 

Manfaat P2L yaitu sebagai berikut :

1. Consumption

Adanya P2L keluarga dapat memanen sayuran di pekarangan rumah dan bermanfaat untuk konsumsi pangan keluarga yang sehat jika menerapkan sistem pertanian organik. 

Dengan mengonsumsi sayuran yang sehat tentu akan meningkatkan daya tahan tubuh. Selain itu masyarakat tidak harus pergi ke pasar untuk membeli sayuran dan akan menimbulkan kerumunan.

2. Eduational

Selain sebagai konsumsi keluarga, P2L dapat dimanfaatkan sebagai edukasi bagi anak-anak selama di rumah. 

Orang tua dapat mengajak anak berkebun di pekarangan rumah untuk mengisi waktu luang serta mengurangi rasa bosan selama belajar di rumah. Anak-anak dapat mengetahui secara langsung cara bercocok tanam sayuran sehingga menjadi sarana belajar.

3. Aesthetics/Hobby

P2L juga bermanfaat untuk meyalurkan hobi bercocok tanam sehingga bisa menghilangkan stress akibat pandemi covid-19. Lingkungan rumah juga terlihat asri apabila banyak tanaman yang tumbuh. Tanaman juga mensuplai oksigen sehingga udara menjadi lebih segar.

4. Economical

Apabila hasil panen sudah mencukupi kebutuhan pangan keluarga maka P2L juga bisa berorientasi ekonomi dengan menjual hasil panen untuk memperoleh keuntungan ekonomi.

Demonstrasi Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Limbah Air Cucian Beras
Demonstrasi Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Limbah Air Cucian Beras

Materi kedua yaitu demontrasi pembuatan pupuk organik cair untuk mendukung program P2L dengan sistem pertanian organik. Alat peraga yang digunakan yaitu brosur. 

Menurut Budiyanto (2013) Pertanian organik merupakan salah satu alternatif menuju pembangunan pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. 

Tujuan utama dari sistem pertanian organik adalah untuk menghasilkan produk bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen maupun konsumen dan tidak merusak lingkungan.

POC-CuBer merupakan pupuk organik yang memanfaatkan limbah air cucian beras sebagai bahan dasar. Oleh karena itu pembuatan POC-CuBer perlu diinformasikan kepada masyarakat. Mahasiswa KKN juga mempraktikkan pembuatan pupuk organik cair serta menjelaskan cara pengaplikasiannya.

Air cucian beras mengandung banyak nutrisi penting bagi tanaman sekaligus mengandung bakteri baik. Air beras mengandung 90% karbohidrat berbentuk pati yang penting untuk hormon auksin, alanin, dan giberelin pada tanaman. Selain itu air cucian beras juga mengandung vitamin B1, vitamin K, protein, besi, kalsium, fosfor, boron, dan juga nitrogen (cybex.pertanian.go.id).

Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan POC-CuBer yaitu jirigen, botol bekas, pisau, pengaduk. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu air cucian beras, gula merah, dan EM4. Cara pembuatan POC-CuBer yaitu

  • Masukkan 1 Liter air cucian beras ke dalam jirigen
  • Campurkan 10 ml EM4 ke dalam air cucian beras
  • Tambahkan ons gula merah yang sudah diiris tipis
  • Aduk bahan hingga rata dan larut
  • Tutup jirigen dengan rapat. Diamkan selama 7-10 hari
  • Pupuk siap digunakan

Setelah melakukan demonstrasi cara pembuatan selanjutnya menjelaskan cara mengaplikasikan pupuk ke tanaman yaitu dengan takaran POC-CuBer 1 gelas (air mineral) ditambahkan air biasa 1 ember (sekitar 15-20 Liter). 

Kemudian diaplikasikan seminggu sekali ke tanaman. Selanjutnya yaitu menjelaskan keuntungan menerapkan POC-CuBer kepada sasaran diantaranya bahan baku mudah didapat, tidak mengandung kimia sintesis sehingga tidak beresiko untuk pengguna, tidak memberikan dampak negatif pada tanah, tanaman, dan lingkungan, serta sederhana dan mudah dipraktikkan

Mahasiswa KKN juga turut membantu dalam hal penyediaan polybag serta benih tanaman sayuran yang akan ditanam. Selain itu Mahasiswa KKN turut mendampingi masyarakat dalam menerapkan P2L. Program P2L juga didukung oleh pemerintah desa serta Penyuluh Pertanian Desa Ngargosoko. Penyuluh Pertanian, Bapak Muji Rohmat menyatakan bahwa "Saya mendukung dan siap untuk mendampingi Ibu-Ibu PKK dalam menerapkan program P2L ini".  

Yosaka Dwy Elisa (Mahasiswa KKN UNS 2020)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun