Indonesia adalah negara yang multikultural, negara yang terdiri dari beragam agama, etnis, suku, maupun budaya yang hidup bersama dalam satu lingkup wilayah. Indonesia merupakan urutan ke empat di dunia dengan jumlah terbanyak, dari jumlah inilah yang membuat kepadatan penduduk di suatu tempat yang membuat penggunaan barang barang dalam keseharian itu banyak.Belakangan ini sedang marak dibicarakan kenapa sampah dikatakan adalah sebuah budaya kita.Â
Ketika kita menyebut "membuang sampah" sebagai bagian dari "budaya," ini bukan berarti praktik tersebut adalah aspek yang dihargai atau positif dalam suatu masyarakat. Sebaliknya, penggunaan istilah "budaya" dalam konteks ini sering kali mengacu pada pola perilaku yang telah menjadi norma atau kebiasaan yang cukup umum dan diterima oleh sebagian orang dalam komunitas tersebut, meskipun kebiasaan itu memiliki konsekuensi negatif.
Pola perilaku seperti membuang sampah sembarangan bisa menjadi bagian dari budaya suatu tempat karena beberapa alasan:
Kebiasaan dan Pembelajaran Sosial: Perilaku individu sering kali dipengaruhi oleh apa yang mereka lihat di sekitar mereka. Jika seseorang tumbuh di lingkungan di mana membuang sampah sembarangan adalah praktik umum, perilaku tersebut mungkin dianggap sebagai norma dan diteruskan dari generasi ke generasi melalui proses pembelajaran sosial.
Kurangnya Kesadaran atau Pendidikan: Kurangnya kesadaran tentang dampak negatif membuang sampah pada lingkungan dan kesehatan publik dapat berkontribusi pada penerimaan kebiasaan ini. Pendidikan lingkungan yang efektif dapat membantu mengubah pandangan ini dengan menginformasikan masyarakat tentang konsekuensi dari tindakan mereka.
Infrastruktur dan Fasilitas: Dalam beberapa kasus, kurangnya infrastruktur yang memadai (seperti tempat sampah umum atau sistem pengelolaan sampah yang efisien) dapat membuat membuang sampah sembarangan menjadi praktik yang lebih lazim, karena orang mungkin merasa tidak memiliki pilihan yang layak.
Prioritas dan Nilai Masyarakat: Dalam beberapa situasi, praktik membuang sampah mungkin merupakan refleksi dari prioritas sosial atau ekonomi yang lebih luas. Misalnya, dalam komunitas yang berjuang dengan isu-isu mendesak seperti kemiskinan atau konflik, pengelolaan sampah mungkin bukan prioritas utama.
Tantangan Perubahan Perilaku: Mengubah perilaku yang telah menjadi norma sosial membutuhkan waktu dan usaha. Ini melibatkan perubahan sikap, peningkatan kesadaran, dan sering kali peningkatan akses ke alternatif yang lebih berkelanjutan.
Mengidentifikasi membuang sampah sebagai "budaya" dalam konteks negatif ini penting karena membantu kita memahami bahwa perubahan perilaku pada skala masyarakat memerlukan pendekatan yang komprehensif. Ini tidak hanya tentang mengubah kebiasaan individu tetapi juga tentang mengatasi faktor-faktor sosial, ekonomi, dan infrastruktural yang mendukung perilaku tersebut. Melalui pendidikan, peningkatan fasilitas, dan kampanye kesadaran, serta penerapan kebijakan yang efektif, kita dapat bekerja bersama untuk mengubah "budaya" membuang sampah menjadi budaya pelestarian lingkungan dan keberlanjutan.