Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Opini Itu Bukan (Sekadar) Pendapat

8 Mei 2020   20:57 Diperbarui: 28 Januari 2021   12:16 3407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: thecollegian

Kekeliruan paling fatal yang ternyata masih diidap sebagian dari kita adalah menganggap opini sama dengan pendapat. Dari pemahaman yang keliru itu, tidak mengherankan jika kemudian lahir tulisan-tulisan yang hanya berupa pendapat an sich (harfiah). Bahkan menganggap tulisan opini harus tendensius. Miris!  

Apa bedanya pendapat dengan opini?

Pendapat merupakan anggapan atau pikiran seseorang terhadap sesuatu, bisa berupa peristiwa, benda, dan objek lainnya. Pendapat juga dapat merupakan tanggapan atas pendapat lain, karya seni, tulisan, aturan, hukum, dan lain-lain.

Pendapat (pribadi) tidak dibatasi oleh kaidah tertentu. Seseorang boleh mengeluarkan pendapat, bahkan sekali pun (mungkin) tidak memiliki kapasitas terkait objek yang ditanggapi.

Contohnya, seseorang mengatakan mobil yang dilihatnya berwarna hitam. Itu adalah pendapat pribadinya sesuai dengan pengelihatan dan nalarnya.


Bahwa ternyata mobil yang disebut hitam tersebut bagi yang lain, atau setelah dilakukan crosscheck ternyata berwarna biru dongker, itu soal lain. Namun jika pendapatnya disiarkan dan merugikan pihak lain, bisa dipidana.

Contoh lain, seseorang berpendapat harga bensin mahal, padahal dirinya tidak tahu tentang perhitungan biaya komponen dasar dan ongkos produksi, atau belum membandingkan dengan harga bensin di tempat lain. Sah-sah saja karena hanya pendapat.

Bagaimana dengan opini?

Opini bukan hanya pendapat tetapi disertai dengan data (sekunder maupun primer), pengetahuan dan keilmuan sebagai alas argumennya. Dari pemahaman ini, maka opini (mestinya) tidak dibuat sembarangan hanya dengan mengandalkan info sekunder tanpa disertai pemahaman dan keilmuan yang memadai.  

Opini adalah pendapat yang disampaikan (ingat: disampaikan) baik tertulis maupun verbal dengan disertai data pendukuing yang valid, argumentatif dan dapat dipertanggungjawabkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun