Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Hasil Pilkada 2018, PDIP Tinggal Kuasai Satu Daerah

26 Juni 2018   11:57 Diperbarui: 26 Juni 2018   16:57 1353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua pasangan calon di PIlgub Jateng. Foto: KOMPAS.com/Antara

Hasil pemilihan kepala daerah serentak 2018 kian menegaskan kemunduran PDIP di tanah Jawa. Setelah kehilangan Banten dan DKI Jakarta di Pilgub 2017. Kali ini PDIP pun tidak mampu berbicara banyak dan hanya akan memenangkan satu daerah.

Pilgub Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur baru akan diketahui hasilnya setelah pencoblosan yang akan dilakukan tanggal 27 Juni mendatang. Tetapi siapa yang akan tampil sebagai pemenang, rasanya tidak terlalu sulit untuk diprediksi.

Di Jawa Barat, hanya dua pasangan yang bersaing ketat yakni Deddy Mizwar -- Dedi Mulyadi dan Ridwan Kamil - Uu Ruzhanul Ulum. Pasangan Tb Hasanudin -- Anton Charliyan yang diusung PDIP, bersaing ketat dengan Sudrajat -- Ahmad Syaikhu untuk menghindar dari zona juru kunci.

Namun di Jateng, pasangan PDIP yang didukung PPP, Nasdem dan Golkar, Ganjar Prabowo -- Taj Yasin boleh berbangga karena tidak terlalu sulit untuk meredam perlawanan Sudirman Said -- Ida Fauziyah. Sebab pasangan yang diusung PKB, Gerindra, PKS dan PAN ini gagal mengangkat isu-isu strategis. Jateng tetap akan menjadi kandang banteng sekali pun sebenarnya Ganjar memiliki banyak kelemahan, termasuk dugaan keterlibatan dirinya dalam kasus korupsi e-KTP.

Di Jatim, pasangan yang diusung PDIP bersama PKB dan PKS, Syaifullah Yusuf -- Puti Guntur Soekarno sebenarnya memiliki peluang mengalahkan Khofifah Indar Parawansa - Emik Elistyanto Dardak. Totalitas Puti layak diacungi jempol. Tetapi suara kaum nasionalis tidak mencukupi untuk mendongkrak elektabilitasnya. Sementara Syaifullah gagal meraih dukungan signifikan dari basis Nahdlatul Ulama (NU). Suara Nahdliyin lebih condong ke Khofifah yang sudah tiga kali mengikuti gelaran Pilgub Jatim.

Hasil pilkada 2018 bisa menjadi tolok ukur suara,PDIP pada Pemilu 2019. Meski kans partai lain juga masih kecil, tetapi tidak mudah juga bagi PDIP untuk kembali tampil menjadi jawara sebagaimana pada Pemilu 2014 lalu.

Salam @yb

Arikel terkait : Hitung Mundur Kehancuran PDIP di Tanah Jawa

Sebagian materi dipublikasikan juga disini

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun