Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sunny Tanuwidjaya dan Sonya Depari: Seirama tapi Tak Setarian

8 April 2016   07:23 Diperbarui: 8 April 2016   13:54 1169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Skenario liar lantas bermunculan di tengah masyarakat.  Bukankah tidak mustahil  jika ada grand design dalam kasus suap tersebut? Salah satu praduga yang berkembang menyebut Ahok diduga sebagai aktor intelektual dan Sunny diduga berperan sebagai jangkar yang menghubungkan semua pihak yang terlibat dalam kasus suap tersebut. Ingat, sejak awal Ahok sangat ngebet agar dua raperda yang sudah diajukan ke DPRD sejak 2015 lalu segera disahkan.  

Konstruksinya, Ahok sebenarnya sudah mematok angka 5 persen jatah lahan reklamasi untuk fasilitas umum dan fasilitas sosial. Namun Ahok dan Sunny sebagai seorang doctor ilmu politik (pernah aktif di lembaga think tank CSIS dan Direktur Eksekutif Center for Democracy and Transparency, sebuah lembaga riset yang didirikan Ahok), melihat celah bagi Ahok untuk meraih simpati publik jika berhasil mempermalu DPRD.  

Kemudian disusunlah sebuah skenario. Pertama Ahok tidak langsung mematok kewajiban 5 persen, namun menaikkan menjadi 15 persen. Ahok dan Sunny sebelumnya sudah tahu, hal itu pasti akan ditolak oleh DPRD DKI Jakarta. Bukan soal angka 15 persennya tetapi secara umum mayoritas anggota DPRD sejak awal sudah menolak raperda usulan Pemda DKI Jakarta tersebut. Setelah raperda diajukan, Ahok lantas membangun opini bagaimana dirinya berani ‘memalak’ konglomerat.  Pada saat bersamaan, tim Ahok mulai melakukan lobi untuk mempengaruhi anggota DPRD dengan uang suap. Beberapa anggota terindikasi masuk perangkap ini. Goal sudah di depan mata, tinggal satu langkah lagi DPRD pasti akhirnya mengesahkan raperda itu dengan besaran kompensasi 5 persen.  Ahok lantas marah-marah sambil tertawa ngakak di belakang karena semuanya tercapai. Konglomerat dapat lahan gratis di Pantai Utara, sementara Ahok menuai pujian sebagai pahlawan yang berani melawan konglomerat meski perjuangannya dikandaskan oleh ‘keserakahan’ DPRD.

Namun tidak selamanya sebuah skenario berjalan mulus. Tidak diduga, operasi tangkap tangan KPK menggagalkan semuanya. Bocornya dokumen yang telah ditandatangani Ahok dengan besaran kompensasi 5 persen, menguatkan opini publik terkait adanya skenario tersebut.

Sunny juga diduga terlibat aktif dalam organisasi temanahok- organisasi yang mengumpulkan copy KTP dan surat dukungan kepada Ahok untuk maju melalui jalur independen dalam Pilgub DKI 2017 mendatang. Hal itu juga sudah diakui oleh Ahok. Apa peran Sunny di organisasi temanahok? Tentu bukan sekedar jaga stand di temanahok Thamrin City. Dengan koneksi yang dimiliki, Sunny bisa saja berperan sebagai pengumpul  “bahan bakar” dari pengusaha-pengusaha teman Ahok. Kedekatannya dengan Ahok adalah kunci sukses untuk menjalankan peran itu.  

Jadi, antara Sonya dan Sunny mempunyai kemiripan yakni menggunakan orang kuat sebagai sandaran dalam menjalankan aksinya. Namun tidak setarian karena yang dilakukan Sonya murni  untuk gagah-gagahan dan memang benar dirinya memiliki hubungan darah dengan Arman Depari. Sementara yang dilakukan Sunny masih belum jelas karena masih menunggu hasil pemeriksaan KPK.


Kita berharap tidak akan terjadi tsunami politik yang berujung pada kerusuhan rasial. Tetapi ada baiknya, peringatan yang jauh-jauh hari sebelumnya disampaikan budayawan Tionghoa Jaya Suprana kepada Ahok, kita renungkan dengan hati bersih dan jiwa besar,       

 

Salam @yb

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun