Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Furie" dan "Maria", Narasi Perjuangan Ibu di Tengah Kebangkitan Film Laga Asia Tenggara

31 Mei 2019   15:20 Diperbarui: 31 Mei 2019   23:07 1333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Binged.com
Binged.com

Ya, Furie dan Maria sejatinya serupa tapi tak sama. Serupa dalam hal tema besar dan pesan yang ingin disampaikannya, namun berbeda dalam penggunaan latar ceritanya.

Furie jelas lebih menonjolkan sisi tradisionalnya alih-alih menyajikan film aksi modern. Menyaksikan Furie sepintas mengingatkan kita akan film Merantau yang melambungkan nama aktor Iko Uwais pada saat itu.

Latar desa terpencil Vietnam, kejar-kejaran menggunakan motor bebek, bahkan pakaian tokoh utamanya yang berupa pakaian sederhana ala masyarakat pedesaan Vietnam, membuat film ini tampil begitu sederhana namun di sisi lain juga relevan dengan kondisi yang terjadi.

Readysteadycut.com
Readysteadycut.com

Maka praktis Furie tak hanya menyajikan deretan adegan pertarungan yang elegan, namun juga menawarkan visualisasi Vietnam yang indah nan eksotik, mulai dari latar pedesaan hingga perkotaannya. Tak lupa, kebudayaan asli Vietnam pun kemudian turut disematkan dalam berbagai adegannya. 

Ya, kombinasi epik itulah yang menyebabkan Furie memiliki nilai lebih dibalik segala kesederhanaan dalam penuturan kisahnya.

Screendaily.com
Screendaily.com

Sementara Maria justru melakukan pendekatan yang lebih modern, stylish dan membungkusnya dengan koreografi beladiri yang cukup gory ditambah dengan aksi tembak-tembakan yang seru. Visualisasi Maria mengingatkan kita akan film aksi macam Headshot ataupun The Night Comes for Us. Seru, namun di satu sisi juga membuat ngilu.

Bahkan tak hanya itu, dalam beberapa aksi yang dilakukannya, Cristine Reyes nampak seperti gabungan Jennifer Garner dalam film Peppermint(2018) maupun Cynthia Rothrock dalam film-film aksi kelas B Hollywood, yang tenar di era 80-an. Stylish dan klasik di waktu bersamaan.

Sederhananya, kedua film tersebut tampil dengan jati diri berbeda meskipun memiliki narasi yang hampir sama. Keduanya memilki ciri khas yang tentunya akan melahirkan fansnya masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun