Euphoria "ibu" dari film Pengabdi Setan yang didaur ulang dengan kualitas luar biasa oleh Joko Anwar setahun yang lalu, rasanya belum benar-benar habis sampai saat ini.Â
Apalagi ditambah banyaknya berita yang membahas kesuksesan penayangan film tersebut di mancanegara, membuat Pengabdi Setan bukan hanya menjadi sekedar film horror berkualitas namun juga menjadi standar baru horror tanah air.
Dengan euphoria "ibu" yang masih cukup tinggi sampai saat ini, di tahun ini justru kembali kita disuguhi racikan horror terbaru dari Joko Anwar. Horror yang bisa dikatakan memiliki kualitas setara dengan Pengabdi Setan bahkan di beberapa aspek melebihinya.
Namun bedanya, kali ini Joko Anwar meracik cerita horror dengan karakter hantu yang berdasarkan cerita rakyat, untuk kemudian digabungkan dengan jalan cerita yang relevan dengan keadaan saat ini.
Nah, A Mother's Love kemudian didaulat sebagai pembuka serial Folklore semalam atau tanggal 7 Oktober 2018,  untuk kemudian film-film lainnya akan ditayangkan di jam dan hari yang sama mulai minggu depan.
Ada yang belum sempat nonton semalam? Yuk, coba ikutin ulasan saya disini.
Sinopsis
Murni (Marissa Anita) merupakan orang tua tunggal dari Jody (Muzakki Ramdhan). Mereka berdua hidup dalam kondisi ekonomi yang bisa dibilang memprihatinkan, hingga Jody pun kesulitan untuk sekolah dan rumah mereka pun berpindah-pindah karena seringnya tak mampu bayar sewa.
Pekerjaan yang diambil Murni sebagai tukang bersih-bersih paruh hari di salah satu rumah kosong, pada akhirnya melahirkan ide bagi Murni untuk tinggal di rumah tersebut bersama anaknya di malam hari.
Setelah kejadian itu, Murni pun kemudian menjalani kehidupan yang berbeda. Ada kekuatan jahat yang juga manipulatif, yang mencoba mengganggu hubungan Murni dan anaknya. Jody pun ada dalam bahaya.
Film yang Digarap dengan Maksimal
Film ini menurut saya sangat efektif menghadirkan keseraman yang maksimal di sepanjang film. Joko Anwar tidak mengumbar jumpscare seperti film-film horror pada umumnya. Joko Anwar dengan lihai menggabungkan atmosfer, tone dan permainan kamera yang sugestif hingga menghasilkan adegan demi adegan yang mengerikan.Â
Kemunculan si hantu wewe gombel ini pun sejatiny
Karena seperti "ibu" di Pengabdi Setan, tampilan hantu wewe gombel ini pun tidak dibuat berlebihan.Namun disitulah poin nya, semakin sederhana justru semakin seram. Apalagi gerakan si wewe ini cenderung lambat dan mengintimidasi. Jadi bisa terbayang kan horrornya seperti apa?
Pujian pun datang dari hubungan yang dibangun oleh Marissa Anita dan Muzakki Ramdhan di sepanjang film. Mereka sangat natural dan benar-benar membuat kita percaya bahwa mereka adalah ibu-anak sungguhan.Â
Marissa mampu menunjukkan karakter single parent yang berani, sayang terhadap anaknya dan tidak mudah menyerah. Bahkan di beberapa adegan, hubungan mereka berdua benar-benar bisa bikin baper, sampai membuat kita lupa kalau ini film horror atau drama.
Scoring film ini juga jempolan, karena berhasil menciptakan atmosfer kelam dan menegangkan di sepanjang film.
Intinya, film ini benar-benar digarap dengan maksimal oleh Joko Anwar. Apalagi, durasi film ini sejatinya cukup singkat yaitu dibawah 60 menit. Namun apa yang ditawarkan film ini sangat efektif dan juga padat meski durasi tak sepanjang biasanya.
Dan karena Joko Anwar juga merupakan penulis film ini, maka terlihat Joko Anwar sangat lepas dalam menggarap film ini. Hasilnya pun bisa dirasakan, sangat memuaskan.
Pembuka Serial Folklore yang TepatÂ
Sejak diumumkannya proyek serial Folklore tahun lalu dan terpampang nama Joko Anwar sebagai salah satu sutradaranya, praktis proyek ini menjadi salah satu proyek yang paling ditunggu oleh para penikmat film horror termasuk saya.
Joko Anwar jelas sudah memiliki reputasi tinggi di mancanegara terkait film-film yang digarapnya, sehingga wajar harapan besar mengalir baginya untuk satu episode yang dia garap di Folklore.Â
Apalagi film ini menceritakan kisah hantu Wewe Gombel yang jarang digarap oleh sineas tanah air. Kalau hantu lain semisal pocong dan kuntilanak, jelas sudah sangat banyak bertebaran film-filmnya.
Dan dengan berbagai poin positif yang sudah saya sebutkan sebelumnya, film ini memang layak untuk menarik minat penonton untuk menyaksikan 5 serial lainnya di minggu-minggu mendatang. Dengan kata lain, film pembukanya saja bagus, apalagi film-film lainnya bukan ?
A Mother's Love dipilih Untuk Mengikuti Toronto Film Festival
Hal membanggakan lainnya adalah film ini juga berhasil masuk ke ajang Toronto International Film Festival ke 43, bersamaan dengan film Folklore lain berjudul POB dari sutradara asal Thailand, Pen-Ek Ratanaruang.
Seperti dilansir dari Tribune News, ini juga merupakan pertama kalinya serial TV Asia terpilih sejak dimulainya Primetime Programme di TIFF 2015. Sangat membanggakan.
Di Mana Menontonnya?
Sebenarnya dari awal tulisan saya sudah menyinggung kalau ini merupakan film garapan HBO dan tentu saja ditayangkan secara eksklusif di HBO. Jadi, memang hanya yang berlangganan channel ini di tv berlangganan saja yang bisa menikmati film ini.
Dan bagi yang semalam tidak sempat menyaksikan premiere film ini di HBO, tinggal tunggu saja jadwal tayangan ulangnya. Atau bagi yang tidak berlangganan, bisa mengunduh aplikasi HBO Go di toko aplikasi gawai anda.Â
*Update : Joko Anwar membagikan cara lain menyaksikan film ini melalui desktop/komputer lewat laman sosial medianya.
Penutup
Pada akhirnya A Mother's Love menghadirkan racikan horror yang segar dari seorang Joko Anwar. Tidak sekompleks Pengabdi Setan memang ceritanya, hanya saja di beberapa sisi film ini mampu melampaui kualitas Pengabdi Setan. Yang sangat terlihat jelas hubungan ibu dan anak yang sangat kuat, dimana di film ini mampu di eksplor dengan maksimal oleh Joko Anwar. Dengan kata lain, film ini benar-benar hidup dan memiliki hati.
Sekali lagi Joko Anwar coba membuktikan kepada penonton bahwa horror tak harus soal jumpscare dan obral penampakan hantu.
Atmosfer, hubungan antar tokoh yang naik turun, dan keadaan yang manipulatif bisa menjadi objek horror yang tak kalah maksimal dari penampakan atau adegan petak umpet dengan hantu itu sendiri.
Joko Anwar pun sekali lagi membuat bangga Indonesia berkat kualitas filmnya yang berkelas dan tak kalah dengan film buatan negara lain khususnya Hollywood. Apalagi film ini juga merupakan film keduanya di HBO Asia setelah sebelumnya menggarap serial Halfworlds yang juga cukup sukses.
Oh iya, bagi yang suka plot twist, film ini menghadirkan plot twist yang menarik dan berpotensi menjadi bahan diskusi atau perbincangan tentang film ini ke depannya.Â
Dan satu lagi, Joko Anwar juga memberikan clue soal film selanjutnya yang dia garap pada salah satu adegan film ini. Coba diteliti ya, hehehe. Jadi, silakan tutup pintu kamar, matikan lampu dan selamat menyaksikan film ini teman-teman.
Salam kompasiana.