Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Layanan "Streaming" Musik dan Masa Depan Musisi Indonesia

10 Maret 2018   02:11 Diperbarui: 6 April 2019   14:35 2626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apabila layanan musik streaming ini semakin menjadi layanan musik yang utama, ke depannya para musisi akan merasakan biaya yang jauh lebih murah dalam memproduksi suatu album dikarenakan tidak harus memproduksi fisik album yang biayanya jauh lebih mahal.Atau tetap memproduksi fisik album, namun dengan jumlah yang terbatas. 

Selain itu, para musisi pun lebih mudah mengeluarkan singleterbaru mereka terkait kemudahan pendistribusiannya. Cakupan area pun lebih luas pastinya, dikarenakan setiap orang di belahan dunia manapun bisa terhubung dengan musik apapun dan dari negara manapun. Sudah pasti, kesempatan untuk para musisi tanah air melebarkan sayapnya ke mancanegara semakin luas. Dan hal tersebut bisa dimulai dari layanan streamingmusik ini.

Namun dibalik hal-hal positif yang sudah dibahas, ada juga beberapa hal negatif yang menaungi layanan streamingmusik ini, diantaranya sebagai berikut ;

Royalty "Abu-abu"

Tidak bisa dipungkiri, royalty yang diterima dari layanan streamingmusik ini belum bisa dikatakan besar. Dengan rata-rata perhitungan royalty dari berbagai layanan streamingyaitu sebesar 0,0111 dollar AS per lagu yang diputar, jelas angka ini merupakan angka yang kecil bagi musisi tanah air, mengingat para pendengar musik Indonesia sejatinya hanya terbatas dari negara Indonesia dan beberapa negara tetangga. Itupun jika band atau penyanyi nya cukup terkenal. 

Beda cerita dengan para musisi Amerika atau Eropa yang jangkauan dengarnya di seluruh dunia, dengan royalty sebesar itupun mereka tetap bisa meraup keuntungan besar dikarenakan lagunya didengarkan diseluruh penjuru dunia. 

Maka tak heran, musisi dunia seperti Justin Bieber dan Taylor Swift bisa membawa pulang kisaran 500,000 dollar AS setiap bulannya hanya dari royalty pada layanan streaming musik saja. 

Sementara di Indonesia, rasa-rasanya masih abu-abu royalty nya dan tentu saja para musisi harus extra kerja keras untuk mendapatkan hasil royalty yang sama dengan milik Bieber.

Musik Indonesia Belum Berjaya di Tanah Sendiri

screenshot spotify
screenshot spotify
Jelas musik Indonesia belum bisa berjaya di tanah sendiri. Hal itu tak lepas dengan para pengguna layanan streamingyang lebih senang mendengarkan musik-musik barat dibandingkan musik Indonesia. Tidak percaya? 

Coba saya tengok chart "Indonesia Top 50" pada Spotify. Jelas, 50 lagu paling top yang diputar di Indonesia didominasi oleh lagu barat. Bahkan lagu Indonesia baru masuk di chart nomor 16. Hal ini tentunya masih berkaitan dengan royalty yang dibahas sebelumnya. Kalau sudah begini semakin jelas bukan bagaimana abu-abunya keuntungan yang didapat dari layanan streamingmusik bagi para musisi Indonesia?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun