Mohon tunggu...
yona listiana
yona listiana Mohon Tunggu... Desainer - penjahit

suka mancing

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Zakat dan Harmonisasi Hidup Kita

29 April 2022   14:40 Diperbarui: 29 April 2022   14:42 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak sekali kita jumpai para pengusaha muslim yang membagikan sedekah pada seminggu sebelum Ramadan berakhir. Sedekah mereka tidak sembarangan, karena mereka menghitungnya dari keuntungan yang mereka dapatkan sebelumnya.

Sedekah yang mereka sisihkan itu sama sekali tidak merugikan mereka. Tapi secara spiritual, Allah akan memberikan keuntungan yang berlipat dalam usaha mereka dalam tahun-tahun mendatang.

Banyak orang termasuk pengusaha yang memberi sedekah itu menyakini bahwa zakat fitrah menjadi penyempurna puasa yang kita lakukan. Zakat hakekatnya mengandung praktek kepatuhan dan kesalehan kita kepada Allah SWT. Ini mencakup individual dan sosial.

Puasa yang kita lakukan juga seharusnya tidak semata soal menahan lapar dan haus saja, namun sisi spiritualnya harus kita pahami dan benar-benar kita lakukan sepenuh hati.

Zakat Fitrah memiliki nilai sosial yang sangat tinggi, karena ketika orang-orang tengah disibukkan dengan hiruk-pikuk persiapan menyambut lebaran melalui berbagai atribut pakaian dan pangan untuk kepentingan pribadi, namun Agama Islam mengajarkan kita untuk peduli terhadap nasib kaum fakir miskin di sekitar kita yang mungkin masih belum memiliki apa-apa untuk persiapan mereka besok.

Zakat fitrah menjadi media penguatan dimensi sosial dan ini semakin menegaskan bahwa ibadah puasa sejatinya bukan hanya ibadah individual yang sifatnya vertikal kepada Allah semata, namun lebih dari itu, puasa adalah ibadah yang bersifat horizontal yang meniscayakan spirit berbagi untuk orang lain.

Sebaliknya kita mungkin pernah bertemu dengan orang yang seharusnya membayar zakat fitrah, tapi karena keegoisan yang dimilikinya, dia tidak melakukannya. Orang seperti ini biasanya terlalu banyak berhitung dan jarang bersyukur atas kemurahan Allah kepadanya.

Ke depan kita bisa melihat bahwa sang pengusaha yang terlalu banyak berhitung akan berbeda jalan hidup dan nasibnya dengan pengisaha yang melakukan zakat fitrah dengan baik dan ikhlas. 

Sang pengusaha terlalu banyak berhitung, kemungkinan besar usahanya mungkin terhambat atau rezekinya seret karena dia enggan membayar zakat.

Karena itu sejatinya sedekah itu adalah wasilah (sarana) terbentuknya toleransi dan keharmonisan sosial. Karena sedekah yang dilakukan sebetulnya penyeimbang antara keyakinan individu dan hubungan sosial . Keseimbangan itu nantinya akan mengharmonikan spiritual kita dan dunia. Allah mengatur segala sesuatunya dengan baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun