Mohon tunggu...
yona listiana
yona listiana Mohon Tunggu... Desainer - penjahit

suka mancing

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Umat Butuh Pengajaran Santun

27 Agustus 2019   15:58 Diperbarui: 27 Agustus 2019   16:09 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ceramah agama adalah sesuatu yang ditunggu-tunggu oleh sebagian umat. Umat menunggu karena mereka membutuhkan pencerahan dalam kehidupan mereka dengan prespektif agama. Dengan pencerahan agama, biasanya umat bisa lebih mengurai persoalan kehidupan yang mereka hadapi dengan prespektif keagamaan.

Ceramah agama yang sebagian umat lainnya menamakan dengan nama pengajaran agama, dakwah, khotbah agama dan lain-lain biasanya dilakukan oleh orang yang kompeten. Orang kompeten itu bisa karena dia belajar di perguruan tinggi agama jauh di luar negeri. Atau dia berguru pada tokoh agama yang kompeten dan tokoh agama itu mengajarkan dalil-dalil yang benar soal keagamaan yang dia anut.

Atau bisa saja orang yang kompeten itu adalah anak atau keluarga dekat tokoh agama. Kita bisa melihat di beberapa pesantren, anak-anaknya belajar agama dari orangtua atau paman mereka sendiri sehingga mereka dianggap lebih expert dan bijaksana serta bisa menjelaskan dengan lebih clear ke umat.

Dalam konteks bangsa, kita sebagai umat salah satu agama adalah bagian dari sekian agama di tanah air.  Semisal kita adalah Muslim maka Islam yang kita anut adalah salah satu agama saja diantara Kristen, Katolik, Hindu dan Budha. Mungkin juga kita menganut Kong Hu Cu yang pada zaman GusDur dtetapkan menjadi  salah satu agama sah di Indoensia.

Atau mungkin saja kita adalah penganut kepercayaan, dimana penganut kepercayaan kini adalah salah satu hal yang diakui secara sah di Indonesia. Kita tahu bahwa sebelum Masyarakat mengenal enam agama di atas, Indonesia sudah punya beberapa aliran kepercayaan yang intinya juga menyembah satu kekuatan di luar manusia yang agung dan hakiki. Aliran kepercayaan itu biasanya berbasis kebudayan lokal sehingga banyak masyarakat lokal yang menganut. Kita bisa melihat misalnya Sunda Wiwitan, aliran Kejawen dan beberapa aliran lainnya yang tumbuh subur di Indonesia.

Dari uraian ini kita bisa sadar bahwa selain kita, banyak orang yang juga seperti kita tapi punya agama berbeda dan punya inti ajaran yang mereka anut. Inti ajaran itu bisa saja berbeda bahkan bertolak belakang dengan ajaran lainnya. Masing-masing umat punya rasa percaya yang tinggi terhadap kepercayaan yang mereka anut. Sehingga dalam konteks soal agama dan kepercayaan ini kita tak bisa melupakan ekosistem dimana kita tumbuh dan berkembang.

Beberapa tahun terakhir ini kita melihat fenomena ceramah agama di media elektronik dan saluran media sosial. Penceramah agama bisa menampilkan diri dengan bermacam-macam gaya. Ada Zainuddin MZ yang seringkali melintarkan hal-hal lucu, atau juga AA Gym, Usz Yusuf Mansyur, Usz Uje, dll. Di Agama Kristen ada Pdt Gilbert Lumuindong, Pdt Pariadji atau pendeta dan Pastur lain yang kadang kita lihat di media.

Melihat fenomena perkembangan teknologi ini dimana masing-masing arena itu tiap penceramah sudah seharusnya untuk melihat ekosistem tempat dimana dia berceramah. Santun dan saling menghargai. Karena soal kepercayaan, adalah hal yang paling pribadi dalam masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun