Mohon tunggu...
Yolis Djami
Yolis Djami Mohon Tunggu... Dosen - Foto pribadi

Tilong, Kupang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Aku Ada Sebagaimana Aku Ada Karena Mereka Ada Bagiku

17 Agustus 2021   17:12 Diperbarui: 17 Agustus 2021   17:25 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika belajar di sekolah dasar, Papa adalah guru favoritku. Itu bukan karena beliau adalah Papaku. Tapi karena cara mengajarnya yang gampang dicerna. Ia selalu menggunakan segala cara demi kami para muridnya paham. Ia takmau membiarkan kami pulang dalam ketidakmengertian.

Materi belajar kala itu hanya baca, tulis dan hitung. Alat tulis kami hanya terbuat dari sebuah lempengan batu dan pensil dari batu pula. Waktu itu kami menyebutnya, batu tulis. Jadi setelah dipakai untuk pelajaran tertentu harus dihapus untuk mengikuti pelajaran lainnya.

Jadi pembelajaranannya selesai di dalam kelas. Sebab materinya selalu terhapus digantikan pelajaran berikut. Untuk itu, setiap ke sekolah kami wajib membawa air di botol-botol kecil sebagai penghapus. Semua kami selalu setia membawa air bukan untuk minum tapi untuk membersihkan batu tulis.

Bahan pelajarannya Papa buat sendiri. Ketika itu belum ada buku cetak. Seingatku begitu. Maka Papa mebuat bahan ajar menggunakan kertas-kertas bekas. Ia mengukir abjad, angka dan lainnya untuk diajarkan kelak. Ia menuliskan semua itu dengan warna-warna menyolok dan bentuk yang beragam. Sangat menarik bagi usia kami saat itu.

Kreativitasnya dalam mengajar membekas tegas dalam diriku. Sehingga ketika aku menjadi guru, cara Papa menjadi barometer kepengajaranku. Aku takmau anak-anak pulang tanpa membawa sesuatu yang berharga. Sebisa mungkin selalu ada hal baru dalam setiap pembelajaran.

Mereka Bagiku di Esempe


Sosok guru yang mengesankanku saat duduk di bangku sekolah menengah pertama adalah kepala sekolahku, Ibu Karels-Suek. Ia selalu menempatkan dirinya sebagai pemeran pengganti. Karena itu setiap guru yang berhalangan hadir, ia akan menggantikan. Kalau ia berada di ruangannya dan tidak sibuk, pasti ia masuk mengajar menggantikan guru yang absen.

Beliau pernah menggatikan guru Biologi, Matematika dan Bahasa Inggris. Itu yang masih kuingat. Entah kalau masih ada mata pelajaran lain lagi yang pernah dibawakan sebagai seorang pemeran pengganti. Itu terjadi sekitar tahun 1978 ketika aku sudah duduk di kelas tiga atau kelas sembilan sekarang.

Di mataku, beliau sangat cerdas dan komunikatif. Dia senang bercakap-cakap dengan para muridnya. Ketika beliau mengajar semua anak dimotivasi untuk bertanya. Dia takingin melihat ada siswa yang diam. Kalau siswa tidak bertanya, dialah yang akan bertanya. Sampai lulus, aku taktahu apa latar belakang kelimuannya. Yang kutahu dia hebat dalam banyak hal.

Aku kagum padanya karena bahasanya tidak putar-putar. Langsung pada obyek pembicaraan. Ia sangat hemat tenaga dan waktu. Kata orang pintar, efektif dan efisien. Caranya mengajar tidak bertele-tele. Ia langsung mengepung materi yang ingin dicapai. Dengan demikian sesudahnya kami paham akan apa yang beliau ajarkan.

Seorang guru yang baik dan menjadi berkat bagi siswanya adalah guru yang tahu banyak dan banyak tahu. Yaitu orang yang tahu banyak hal demi memenuhi kebutuhan rasa, nalar dan raga para murid yang diasuhnya. Dan banyak tahu tentang hal yang diketahuinya. Atinya tidak dangkal pengetahuan dan pemahamannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun