Agar bisa menghasilkan tulisan, ia memberi tiga jalan keluar sebagai solusi. Pertama, menulis buku secara kolaboratif (dengan beberapa orang) yang biasa disebut antologi. Kedua, menulis buku dari kumpulan tulisan sendiri. Atau yang ketiga adalah menulis "buku harian" di media sosial.
Ia juga menawarkan cara-cara merawat semangat menulis. Yaitu: 1. Menulis harus setiap hari walaupun hanya satu paragraf. 2. Membaca (hal baru) setiap hari agar pikiran senantiasa diperkaya dengan informasi yang baru. 3. Mencatat setiap hari berbagai inspirasi yang diperoleh dari medsos, website atau dari buku apa saja yang ditemui.
Dan di akhir paparannya, ia menyarankan agar setiap penulis melakukan tiga hal ini ketika draf buku sudah selesai. Satu, membaca kembali seluruh isinya sehingga bisa didapati jelas tidaknya pengungkapan pembahasan. Dua, menyunting sendiri agar tidak ada yang salah. Dan terakhir, terbitkan. Bisa di penerbit mayor atau indie.
Demikianlah beberapa hal yang dapat kutangkap dari webinar Perpusnas Press kali ini dan bagikan kepada pembaca sekalian. Semoga tulisan ini dapat menjadi amunisi inspirasi baru. Amunisi untuk menghasilkan literasi bergizi bagi semua anak bangsa.
Tabe!Â
Tilong-Kupang, NTT
Kamis, 29 Juli 2021 (00.35 wita)