Kata-kata keren itu terukir di halaman dua enam enam dalam buku: The Craft of Technical Writing karya Daniel Marder. Sebuah buku yang diterbitkan oleh The Macmillan Company, New York tahun enam puluh.
Aku sungguh yakin bahwa Anda, pembaca yang budiman tidak ingin masuk dalam kelompok orang yang diklasifikasikan oleh J. H. Finley tadi. Setiap kita tahu sesuatu, apa saja, yang mengandung unsur kebenaran dalam hidup. Cuma persoalannya: Maukah kita menyampaikannya?
Aku tahu dan sadar bahwa banyak orang yang enggan menjadi penulis, terutama fiksi. Karena mereka menyangka bahwa pengarang/penulis adalah seorang yang suka mengkhayal. Orang yang pikirannya melayang di awang-awang.
Padahal, "pengarang bukan pengkhayal! Pengarang itu seorang pemikir,..." Kata Jakob Sumardjo di buku yang sama halaman dua enam. Hanya dari orang yang memiliki cara berpikir yang baiklah lahir tulisan yang baik dan membelajarkan memberdayakan.
Dengan kata lain, tulisan yang baik bermula dari pikiran yang jernih dan terstruktur. "Good writing...comes only from clear thinking,..." Kata David Lambuth di halaman empat dalam buku: The Golden Book on Writing terbitan The Viking Press, New York tahun enam empat.
Atau seperti buah pikiran John E. Warriner dan kawan-kawan ini: "In fact, good writing begins with clear thinking." Kalimat bernas itu terdapat dalam buku:Â Advanced Composition. A Book of Models for Writing di halaman empat. Buku terbitan Harcourt, Brace & World Inc., New York tahun enam delapan.
Menjadi fotografer adalah obsesiku yang kedua. Menurutku, fotografer adalah seorang yang kaya ide. Ia boleh dikatakan seniman jenius. Karena selain kaya ide, ia pun harus kreatif. Kreatif dalam mewujudgambarkan idenya melalui kamera.
Melalui hasil jepretannya, ia menceritakan atau menyampaikan sesuatu. Ia sedang mengkomunikasikan sesuatu kepada dunia. Ia mengajak para penikmat gambar itu untuk berpikir. Melalui gambar-gambarnya, seorang fotografer berusaha menggugah dunia sekelilingnya tentang apa yang terjadi dalam masyarakat.
Â