Mohon tunggu...
Yolis Djami
Yolis Djami Mohon Tunggu... Foto pribadi

Tilong, Kupang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sepeda

13 Agustus 2020   06:51 Diperbarui: 13 Agustus 2020   06:41 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

...

Laju sepeda kumbang di jalan berlubang

S'lalu begitu sejak zaman Jepang

...

Itu sepeda butut dikebut lalu cabut

Kalangkabut sampai kentut

...

Penggalan syair di atas kukutip dari lagu gubahan Iwan Fals yang bertajuk "Umar Bakrie."Lagu ini menceritakan tentang seorang guru yang pegawai negeri. Ia hanya mempunyai upah kecil sekali tapi masih pula gajinya dikebiri. Disunat. Dipotong.

Seorang guru yang setiap harinya hanya mampu menggunakan sepeda. Ia hanya mampu bersepeda ke 'ladang' untuk menanam 'benih-benih' kecerdasan. Benih kecerdasan kepada para siswa asuhannya. Anak-anak calon pemimpin bangsa.

Sebagaimana Umar Bakrienya Iwan Fals, akupun demikian. Hanya bedanya ia pegawai negeri sementara aku pegawai swasta. Ia pakai sepeda kumbang butut, aku pakai sepeda gunung. Kereta angin mentereng.

Sepeda yang kunaiki tidak butut. Tapi kalau semakin cepat kukayuh semakin kencang pula kernyitannya. Bunyi-bunyi yang membising datang dari seluruh tubuhnya. Membuat semua orang yang kulewati terganggu dengan kebisingannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun