Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang berfungsi sebagai identitas nasional. Namun, di era digital dan globalisasi, keberadaan bahasa Indonesia menghadapi tantangan besar. Dominasi bahasa asing, khususnya bahasa Inggris, semakin terasa di ruang digital yang dipenuhi oleh konten hiburan, edukasi, hingga interaksi sehari-hari. Hal ini menimbulkan kekhawatiran apakah generasi muda, terutama Generasi Z, masih mampu mempertahankan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama. Fenomena code-mixing atau pencampuran bahasa Indonesia dan bahasa asing semakin marak digunakan, baik dalam percakapan sehari-hari maupun di media sosial. Fenomena ini menjadi tantangan baru dalam menjaga kelestarian bahasa Indonesia di tengah gempuran globalisasi.
 Ada beberapa faktor yang membuat bahasa Indonesia semakin terpinggirkan. Pertama, globalisasi dan kemajuan teknologi membuat interaksi lintas budaya semakin intens, sehingga bahasa Inggris menjadi dominan. Media sosial seperti TikTok, Instagram, dan YouTube dipenuhi konten yang berbahasa asing, sehingga mempengaruhi kebiasaan bahasa generasi muda. Menurut Dzakira dkk. (2025), penggunaan bahasa Inggris dipandang sebagai kebutuhan untuk memperluas jaringan global dan meningkatkan daya saing. Selain itu, Harahap & Alfikri (2023) menyatakan bahwa penggunaan bahasa gaul dan asing di kalangan remaja menjadi sarana membangun eksistensi sosial. Hal ini membuat bahasa asing dianggap lebih keren dan keren, sehingga mendorong anak muda untuk menggunakannya dalam keseharian.
 Fenomena tersebut memberikan dampak signifikan terhadap bahasa Indonesia. Kusyairi dkk. (2024) menegaskan bahwa kebiasaan mencampur bahasa asing dalam percakapan sehari-hari menurunkan kemampuan menggunakan bahasa Indonesia formal dengan baik dan benar. Zulkhaeriyah dkk. (2023) juga menunjukkan bahwa penggunaan slang dan istilah asing di kalangan Gen Z berpotensi melemahkan eksistensi bahasa Indonesia. Istilah asing dalam bidang teknologi maupun hiburan lebih sering dipakai dibandingkan padanan kata bahasa Indonesia. Meski demikian, penelitian Dzakira dkk. (2025) menemukan bahwa meskipun sering menggunakan code-mixing, generasi muda masih menganggap bahasa Indonesia sebagai identitas nasional yang penting untuk dipertahankan.
 Untuk menghadapi tantangan tersebut, strategi pelestarian bahasa Indonesia perlu diperkuat. Salah satu cara yang bisa dilakukan dengan menggalakkan kampanye literasi bahasa Indonesia melalui media sosial dengan konten yang menarik dan sesuai dengan tren anak muda. Modernisasi bahasa dengan menambahkan kosakata baru yang relevan dengan perkembangan zaman juga sangat penting agar bahasa Indonesia tetap digunakan dalam ranah teknologi dan budaya populer (Fitroni, 2024). Selain itu, pendidikan formal dan nonformal harus mampu menanamkan kebanggaan berbahasa Indonesia sejak dini. Peran pemerintah, akademisi, tokoh publik, dan influencer juga sangat penting dalam menggerakkan kampanye penggunaan bahasa Indonesia di ruang digital.
Bahasa Indonesia di era digital menghadapi tantangan besar akibat globalisasi dan dominasi bahasa asing. Fenomena code-mixing di kalangan generasi muda menjadi ancaman nyata bagi keberlangsungan bahasa Indonesia. Namun, hal ini bukan berarti bahasa Indonesia akan hilang. Dengan strategi konkret seperti literasi bahasa, modernisasi kosakata, serta dukungan dari berbagai pihak, bahasa Indonesia dapat terus bertahan sebagai bahasa nasional sekaligus bahasa modern yang relevan dengan perkembangan zaman. Generasi Z diharapkan tetap bangga menggunakan bahasa Indonesia, sembari mampu beradaptasi dengan kebutuhan global.
Â
Â
 DAFTAR PUSTAKA
Dzakira, B., Siregar, M., Prasasti, T. I., & Sembiring, O. B. (2025). Analisis Dampak Penggunaan Bahasa Inggris terhadap Mempertahankan Bahasa Indonesia dikalangan Gen Z. Jurnal Pendidikan Tambusai, 9(1), 10549--10556.
Fotina Imelda Lareina, Maria Angela Nariswari Binar Prakoso, Ferinta Ari Subekti, R. S., & Dimas Salwa Fitroni, E. N. (2024). Perkembangan Bahasa Asing di Indonesia dan Pengaruhnya terhadap Kata Serapan dalam Bahasa Indonesia. Indonesian Culture and Religion Issues, 1(2), 1--9. https://doi.org/10.47134/diksima.v1i2.30
Harahap, G. R., & Alfikri, M. (2023). Fenomena Bahasa Gaul Sebagai Komunikasi Generasi Z Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bandar Perdagangan. Jurnal Indonesia: Manajemen Informatika Dan Komunikasi, 4(2), 600--606. https://doi.org/10.35870/jimik.v4i2.259