Mohon tunggu...
Politik

Banten Memanggilmu, Menuju Banten Satu

1 Desember 2016   18:06 Diperbarui: 1 Desember 2016   18:19 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemilihan gubernur (pilgub) Banten sudah semakin dekat. Para calon gubernur sudah mulai berkampanye. Masyarakat berharap banyak pada pemilihan gubernur kali ini. Masyarakat Banten sudah jengah denagn permasalahan yang mendesak seperti sulitnya lapangan pekerjaan, meningkatnya kemiskinan dan jalanan rusak kurang diperbaiki.

Kenyataannya, di provinsi Banten ini, hampir semua industri yang ada di Banten dikuasai oleh pihak asing. Mereka menempati jabatan yang paling atas, sementara masyarakatnya hanya menjadi pegawai biasa yang bergaji rendah. Padahal industri itu ditempatkan di wilayah Banten. Namun yang menikmati hasilnya adalah negara lain. Sedangkan kita hanya mendapatkan keuntungan yang sangat kecil sekali. Bahkan kita juga yang merasakan polisi yang disebabkan oleh industri itu. Semua ini karena manusianya karena tidak mau berusaha. Kerja keras saja tidak cukup, kita harus bisa kerja cerdas yaitu menggunakan akal kita untuk merncanakan apa saja yang akan kita kerjakan agar terkonsep dan tertata.

Hidup dan mati kita berada ditangan para pemimpin negeri ini. Oleh karena itu ini menjadi PR bagi calon Gubernur yang mana tahun 2017 mendatang akan diadakan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Banten. Diharapkan Gubernur bisa membenahi Banten agar tidak menjadi boneka negara asing serta menciptakan masyarakat Banten yang mandiri.

Tentu saja hal ini dibarengi dengan semangat kita dalam hal berdemokrasi, yaitu semanagat untuk menentukan pilihan. Karena dalam pemilu tentu tidak lepas dengan yang namanya golongan putih (golput), yaitu tidak menggunakan hak pilihnya. Sangat disayangkan sekali jika kita tidak menggunakan hak pilih kita. Dengan memilih kita sudah menjalankan kewajiban kita sebagai warga negara yang baik serta telah menjalankan demokrasi. Karena sejatinya kemajuan suatu negara berada ditangan kita.

Banyak faktor yang menyebabkan golput, seperti perbedaan ideologi dan tidak adanya kemauan untuk ikut serta dalam pemilihan. Artinya hal ini golput merupakan suatu tindakan yang tidak mengakui ideologi demokrasi. Namun bisa jadi golput ini di sebabkan kurangnya pemahaman terkait dengan pemilu.

Maka sebagai penyelenggara pemilu secara kesinambungan memberikan sosialisasi dan informasi kepada masyarakat agar bisa menciptakan masyarakat yang melek politik. Sehingga dapat menciptakan budaya politik partisipatif, yaitu ditandai dengan kesadaran politik yang sangat tinggi, aktif berpartisipasi politik dan sangat memperhitungkan arti partisipasi tersebut, aktif dan tidak menerima begitu saja keputusan politik, mampu mengevaluasi terhadap proses politik. Karena pemilu merupakan hal yang penting untuk keberlangsungan pemerintahan dan pemilu merupakan pemilihan yang legal di Indonesia dan salah satu bentuk demokrasi yang ada di Indonesia.

Menurut data pada situs BPS Provinsi Banten Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Banten 2015 mencapai angka 68,46 dalam skala 0 sampai 100. Angka ini berkurang dibandingkan dengan angka IDI Banten 2014 yang sebesar 75, 50. Bandingkan dengan Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) 2015 mencapai angka 72, 82 dalam skala 0 sampai 100. 

Angka ini relatif tetap dibandingkan dengan angka IDI 2014 yang sebesai 73, 04. Capaian kinerja demokrasi Indonesia tersebut masih berada pada kategori “sedang”. Meski mengalami penurunan, capaian kinerja demokrasi Banten masih berada pada kategori “sedang”. Kalsifikasi tingkat demokrasi dikelompokan menjadi tiga kategori : yakni “baik” (indeks > 80), “sedang” (indeks 60-80), dan “buruk” (indeks < 60).  Tentu saja dalam pilgub ini diharapkan demokrasi di Banten terus meningkat

“Dari sisi kualitas, demokrasi di Banten ini lebih baik. Masyarakat sudah memahami terkait dengan tahapan pilgub ini, sehingga ketika sudah ada penetapan dua pasangan calon, semuanya berjalan seiring sejalan, dan itu bagian dari kualitas demokrasi yang baik. Jika tidak disikapi dengan kedewasaan demokrasi, akan timbul konflik di masyarakat. Jadi, masyarakat Banten sudah semakin sadar dan dewasa terkait dengan hak dan kewajibannya serta saling menghormati pilihannya itu” Heri Wahidin ketua KPU Kota Serang.

Salah satu yang sangat mendapatkan perhatian dalam pemilu adalah pemilih pemula, sebagai bagian dari civil society, warga kampus yang boleh jadi sebagian diantaranya adalah pemilih pemula. Pemilih pemula adalah pemilih yang baru pertama kali (akan) menggunakan hak pilihnya. Syarat untuk mengikuti pemilihan umum (pemilu) diantaranya sudah berumur 17 tahun, tinggal di wilayah pemilihan, memiliki E-KTP, dan tidak terganggu jiwanya.

Pemilih pemula di provinsi Banten mencapai 30%, tentu hal ini sangat berpengaruh pada hasil pemilihan. Karena pemilih pemula diharapkan menjadi faktor pengubah tatanan politik yaitu terjadi suksesi kepemimpinan. Sedangkan bagi politisi, pemilih pemula dibidik sebagai penentu kemenangan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun