Mohon tunggu...
Yolanda
Yolanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca menambah wawasan anda

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lentera Harapan Keluarga melalui Bantuan Sosial di Kota Pontianak

9 April 2024   15:15 Diperbarui: 18 Mei 2024   20:01 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pak Iwansyah merupakan seorang kepala keluarga yang bertempat tinggal di sebuah kontrakan sederhana bersama dengan istri dan anak-anaknya di sebuah gang kecil di kecamatan Pontianak Tenggara. Pak Iwansyah bekerja sebagai buruh harian yang mengerjakan pekerjaan apa saja jika ada kesempatan, beliau berpenghasilan paling tinggi berkisar Rp. 120.000/hari yang tidak pasti adanya pemasukan setiap hari karena tergantung pada panggilan pekerjaan.

Keluarga ini menerima bantuan sosial (Bansos) berupa Program Keluarga Harapan (PKH) sejak tahun 2016 hingga sekarang. Bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) tersebut berupa uang tunai sebesar Rp. 800.000 rupiah dan beras 10 kg yang didapatkan 3 bulan sekali, tetapi pencairan dana bantuan sosial ini terkdang terlambat dalam proses pencairannya hal ini bergantung pada kebijakan pemerintah lagi. Baru-baru ini pada awal tahun 2024, pendanaan Bantuan Sosial PKH mengalami perubahan peraturan dalam penerimaannya. Dimana yang dulunya setiap keluarga yang mempunyai anak balita akan di hitung perorangan untuk menerima bantuan sebesar Rp. 200.000 rupiah, namun saat ini jumlah anak balita yang menerima bantuan tersebut hanya dihitung satu orang saja walaupun dalam satu keluarga tersebut memiliki anak balita lebih dari satu orang. Oleh sebab itu, sekarang keluarga Pak Iwansyah dan Bu Ira terkadang hanya menerima bantuan tunai sebesar Rp, 550.000 rupiah (ini biasany mengalami kenaikan maupun penurunan tergantung lagi dari kebijakan pemerintah) yang diterima setiap 3 bulan sekali dan beras 10 kg (yang sudah digantikan dalam bentuk uang tunai sebesar Rp. 200.000 rupiah) yang diterima selama 1 bulan sekali. 

Sumber Pribadi : Hasil observasi lapangan 24 Februari 2024/dok. pri 
Sumber Pribadi : Hasil observasi lapangan 24 Februari 2024/dok. pri 

Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan (PKH) menjadi sebuah cahaya harapan untuk keberlangsungan kesejahteraan masyarakat kurang mampu di wilayah ini. Program ini dirancang oleh pemerintah dan berbagai lembaga non-pemerintah dengan tujuan utama untuk mengatasi kesenjangan sosial dan ekonomi yang mungkin dihadapi oleh kelompok-kelompok yang berada dalam kondisi ekonomi sulit.

Pak Iwansyah memiliki 5 orang anak yang terdiri dari 4 anak Laki-laki dan 1 anak Perempuan. Anak sulung laki-lakinya yang baru saja lulus dari jenjang SMAN (Sekolah Menengah Atas Negeri), dan anak keduanya yang saat ini sedang menjalani masa sekolah di salah satu SMPN (Sekolah Menengah Pertama Negeri), dan ketiga anak lainnya yang masih Balita kisaran umur 1-5 tahun. Anak kedua Pak Iwansyah yang masih bersekolah menerima sebuah program Bantuan Sosial (Bansos) dari pemerintah yang dikenal dengan istilah Program Indonesia Pintar (PIP) yang cair satu kali dalam setahun (setiap kenaikan kelas saja) sebesar Rp,300.000 Rupiah. Dengan adanya bantuan tersebut dapat sedikit meringankan pengeluaran untuk kebutuhan sekolah anak-anaknya, seperti membeli seragam sekolah, buku dan peralatan tulis lainnya. Anak sulung Pak Iwansyah juga bekerja sampingan menjadi tukang parkir disalah satu Coffee shop di Pontianak yang penghasilan nya digunakan untuk memenuhi keperluan nya sendiri agar tidak membebankan kedua orangtuanya, bahkan uang tersebut juga diberikan kepada ibunya untuk menambah pemasukan orangtuanya.


Ibu Ira merupakan istri dari Pak Iwansyah ini berumur sama dengan sang suami yang menginjak usia 44 tahun. Riwayat Pendidikan dari Pak Iwansyah dan Ibu ira adalah Tamatan SMP.  Ibu Ira merupakan ibu rumah tangga yang dulunya pernah bekerja sebagai karyawan laundry  dan berjualan kue selama 6 bulan . Tetapi pada saat melahirkan anak ketiga yang setahun setelahnya disusul kedua putra bungsu kembarnya Ibu ira memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan tersebut karena ingin fokus merawat anak-anaknya yang masih teramat kecil. Pak Iwansyah dan keluarga biasanya makan 2 kali dalam sehari terkecuali untuk anak-anaknya yang masih Balita, dikarenakan menghemat pengeluaran uang untuk mencukupi kebutuhan tumbuh kembang buah hati seperti (susu,popok,bubur, dll). Jika ada yang sakit keluarga ini pergi berobat ke Puskesmas terdekat.

Kondisi rumah kontrakan susun yang disewa Pak Iwansyah sebesar Rp. 500.000/bulan (diluar biaya Listrik) hanya memiliki ukuran 9x2,5 meter persegi dan luas tanah sebesar 10x3 meter yang langsung menghadap jalan yang dilewati digang tersebut. Dengan memiliki 3 ruangan kecil yang terdiri dari dapur, kamar tidur, dan ruang tamu. Dinding rumah dan lantai rumah menggunakan kayu biasa yang sudah terbilang cukup lama dan terdapat beberapa bagian yang sudah rapuh. Kondisi rumah beliau menggunakan alas atap yaitu seng dan bagian dapur dan ruang depan rumah menggunakan dinding tekstur kayu biasa. Dikontrakan tersebut juga tidak menyediakan wc didalam rumah, tetapi Pak Iwansyah berinisiatif untuk membuat wc/kamar mandi sederhana yang disekat (pembatas atau dinding di dalam satu ruangan untuk menjadi dua ruangan lainnya ) pada bagian dapurnya. Dibagian halaman belakang rumah kontrakan Pak Iwansyah dan keluarga tempati juga terdapat tanah kosong (yang tidak terlalu luas) yang biasanya di manfaatkan oleh penghuni kontrakan untuk membakar sampah, menanam tanaman, dan terdapat juga sebuah tempat mandi darurat yang hanya ditutup oleh terpal saja dimana biasanya digunakan untuk mencuci dan mandi mengingat wc dalam yang dibuat oleh Pak Iwansyah yang mungkin kecil dan sempit sehingga dengan adanya wc luar sederhana tersebut dapat memudahkan keluarga ini dalam melakukan kegiatan pada waktu yang bersamaan. Dengan Arus Listrik sebesar 900 watt yang dibagi dengan 4 rumah kontrakan yang setiap bulannya patungan Rp. 25.000/rumah karena pemakaian secara bersamaan terkadang 2 minggu sekali bisa lebih cepat maupun lebih lambat (tergantung pemakaian) dalam pembelian voucher Listrik tersebut

Untuk peralatan yang digunakan antara lain, handphone, 2 kipas angin, rice cooker, TV tabung ukuran 21 inci, kompor serta tabung gas, dan lampu rumah serta kendaraan 1 buah kendaraan motor. Namun, untuk kondisi motornya sendiri sudah terbilang sangat tua dan kadang mogok. Kondisi air minum yang digunakan untuk sehari-hari menggunakan air hujan yang telah dimasak jika tidak turun hujan beliau akan membeli air galon. Untuk air yang digunakan untuk mandi dan mencuci sudah tersedia sumber air dari PDAM yang telah disediakan oleh pemilik kontrakan.

Namun dibalik semua itu, Keluarga Pak Iwansyah merasa sangat bersyukur mendapat bantuan tersebut dari pemerintah karena dapat mengurangi sedikit beban beliau dalam mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari dengan penghasilannya yang tergolong kecil.

Observasi dan Wawancara dilaksanakan Februari-Maret 2024

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun