Tolak Angin, Sahabat untuk Hidup Sehat

Seorang teman mengenalkan tolak angin kepada saya untuk pertama kalinya. Dia menyarankan supaya saya mencoba, "Bagus lho untuk masuk angin, badan langsung enak", begitu katanya. Awalnya saya tidak yakin, karena lidah saya tidak terlalu menyukai berbagai macam rasa jamu. Kemudian saya minum Tolak Angin untuk pertama kali dengan cara yang tidak biasa, yaitu mencampur Tolak Angin dengan setengah air panas. Ternyata rasanya enak, rasa mint-nya membuat tenggorokan lega dan badan terasa hangat.

Sejak saat itu saya sering mengkonsumsi Tolak Angin, tanpa dicampur air panas. Cara minumnya pun praktis dan kemasannya mudah dibawa. Tadinya saya pikir Tolak Angin hanya untuk masuk angin. Ternyata kandungan daun mint, jahe, madu, adas dan daun cengkeh membuat Tolak Angin berkhasiat lebih.

Saat saya tugas di luar kota selama 4 bulan beberapa tahun lalu, saya sering naik kereta tengah malam dari Jember ke Surabaya. Menunggu di stasiun malam-malam membuat perut mudah sekali kembung dan tidak enak badan karena lelah setelah bekerja serta belum cukup istirahat. Saya selalu minum Tolak Angin sambil menunggu kereta datang, perut langsung terasa nyaman dan badan pun terasa hangat. Begitu duduk di kereta, saya pun bisa tidur dengan nyenyak dan siap beraktivitas di hari berikutnya.

Beberapa tahun terakhir saya suka traveling, khususnya mengunjungi pulau-pulau indah Indonesia. Perjalanan darat dan laut yang panjang sering membuat saya mual dan pusing. Saya ingat pengalaman snorkeling pertama di Belitung. Setelah terombang-ambing di kapal, terasa ada mesin cuci dalam perut membuat mual. Setelah melihat keindahan pantai rasa mual pun tidak terlalu terasa. 

Tibalah waktunya snorkeling, ada rasa takut dan kuatir karena tidak terlalu mahir berenang. Pemandu wisata meyakinkan kami bahwa semua akan baik-baik saja karena kami mengenakan jaket keselamatan. Keinginan yang besar untuk melihat terumbu karang dan biota laut akhirnya membuat saya memberanikan diri nyebur ke laut. Namanya pengalaman pertama snorkeling, saya belum mahir menggunakan snorkel dan beberapa kali air laut terminum. 

Rasa asin air laut terasa membakar mulut dan tenggorokan, belum lagi rasa mual yang belum sepenuhnya hilang membuat tenggorokan dan perut terasa tidak karuan. Tetapi demi melihat keindahan alam bawah laut, rasa itu saya tahan sampai sesi snorkeling selesai. 

Begitu naik ke kapal, langsung saya minum air putih dan Tolak Angin. Rasa mual dan terbakar di tenggorokan teratasi dengan Tolak Angin, setelah itu saya pun bisa menikmati kelezatan ikan bakar di tepi pantai. Demikian juga ketika saya traveling di Pulau Flores selama 1 minggu. Tolak Angin sangat membantu menjaga daya tahan tubuh saya sehingga bisa mengatasi mabuk darat, laut dan udara, tahan teriknya matahari di pantai dan dinginnya gunung serta membuat saya bisa berisitirahat dengan nyaman di malam hari. Saya selalu membawa Tolak Angin saat perjalanan, ketika badan mulai terasa tidak enak, mual dan pusing langsung mengkonsumsi Tolak Angin.  Perjalanan semakin nyaman dan saya semakin menyukai traveling.

Saya termasuk orang yang mudah sakit, daya tahan tubuh tidak terlalu bagus, karena itu mudah flu dan terkena gangguan perut seperti kembung, sakit perut dan diare. Ini membuat saya sering memeriksakan diri ke dokter, apalagi jika gejala sakit sudah mengganggu aktivitas dan pekerjaan. Setelah mengenal Tolak Angin yang saya konsumsi segera setelah badan terasa kurang sehat, frekuensi saya ke dokter jauh berkurang.  Saya juga pernah mengkonsunsi Tolak Angin Flu, membuat saya cepat pulih dari sakit flu. Suatu kali, saya mencoba menkonsumsi produk serupa dari merek dagang lain, tetapi ternyata saya lebih cocok dengan Tolak Angin.

Tolak Angin terbukti memiliki khasiat lebih, tidak hanya mengatasi masuk angin tetapi juga membantu menjaga daya tahan tubuh, mengatasi mabuk perjalanan dan gangguan perut. Saya pun semakin menikmati hidup dan aktivitas saya. Terimakasih Tolak Angin. Terimakasih Ibu Rachmat Sulistyo yang sudah memformulasikan kandungan Tolak Angin sejak tahun 1930.