Mohon tunggu...
Yohanes Maharso
Yohanes Maharso Mohon Tunggu... Lainnya - Communers'19

Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Disney, Ancaman Serius bagi Film Animasi Indonesia!

8 November 2020   21:36 Diperbarui: 8 November 2020   21:53 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masih ingat dengan tokoh Alice dalam film Alice in Wonderland? Tentu, kita masih ingat. Alice dan tokoh-tokoh film Disney lainnya menemani kita saat masa kecil, bahkan hingga saat ini. Disney membuat kita jatuh cinta para setiap karakter yang disajikan dalam setiap film Disney. Kita juga selalu menantikan film terbaru yang dikeluarkan dari Disney.

Mengapa kita sangat menyukai film Disney? Kita tentu punya alasan yang beragam. Sebagian mungkin beralasan karena alur cerita yang disajikan sangat menarik dan unik. Sebagian lagi beralasan karakter yang ditampikan sangat ikonik dan keren. Sedangkan, yang lain mungkin beralasan film Disney selalu memberikan pesan yang mendalam dan tidak dapat diprediksi sebelumnya.

Sebelum mengulas lebih jauh mengenai alasan kita lebih memilih film Disney, kita perlu mengenal terlebih dahulu mengenai perusahaan Disney. Disney merupakan salah satu perusahaan media terbesar di dunia. Perusahaan yang didirikan pada tahun 1890 oleh Walter Disney ini mengalami perkembangan yang pesat dari tahun ke tahun. Perkembangan ini tidak dapat dilepaskan dari usaha Disney untuk terus beradaptasi dengan perkembangan dan kebutuhan pasar.

Perkembangan Disney tidak hanya dari berasal dari internal saja. Perkembangan Disney tidak dapat dilepaskan juga dari proses akuisi beberapa perusahaan. Misalnya, pada tahun 2006, Disney mengakuisisi Pixar, dan pada tahun 2009 Disney mengakuisisi Marvel. Akuisisi pixar oleh Disney dapat kita lihat dalam film Toy Story, salah satu film yang diproduksi oleh Disney dengan Pixar.

Untuk menguatkan posisinya sebagai perusahaan media kelas dunia, Disney memiliki beragam produk dan anak perusahaan yang tersebar di banyak negara. Disney membuka taman hiburan bernama Disneyland. Tokoh-tokoh dalam film disajikan dalam Disneyland, tentu dengan berbagai merchandise yang dapat diperoleh oleh pengunjung. Tidak hanya taman hiburan saja, Disney juga bergerak di bidang jaringan media.

Strategi dan inovasi terus dilakukan oleh Disney untuk memperkuat perusahaannya. Salah satu strategi menarik dapat kita temukan dalam beberapa film Disney. Untuk menarik masyarakat lokal, Disney berusaha menampilkan kebudayaan lokal dalam film-filmnya. Salah satu contohnya adalah Mulan.

Strategi ini sebenarnya digunakan Disney untuk mengambil hati penonton. Penonton dibuat merasa lebih dekat dengan tokoh-tokoh yang disajikan dalam film. Tentu, hal ini membuat kita semakin jatuh cinta dengan film-film yang disajikan oleh Disney.

Tak heran, kecintaan masyarakat Indonesia pada film-film Disney tampak dalam kontribusi penonton Indonesia pada film-film Disney. Indonesia menyumbang sekitar 200 miliar rupiah untuk film Frozen 2. Lalu sekitar 125 miliar rupiah untuk Lion King, dan 480 miliar rupiah untuk film Avengers dengan total sekitar 11 juta penonton.

Sayangnya, kecintaan masyarakat Indonesia pada film animasi Disney menjadi ancaman bagi film animasi Indonesia. Saya pribadi menjadikan film animasi Disney menjadi semacam 'standar' film animasi yang ingin saya tonton. Saya melihat bagus atau tidaknya sebuah film animasi menggunakan standar yang saya miliki, yaitu film Disney.

Artinya, kalau film animasi tertentu memiliki kualitas yang lebih rendah daripada film Disney, film tersebut dapat saya kategorikan sebagai film yang kurang bagus.

Saya rasa, sebagian besar dari penonton Indonesia hampir sama dengan saya dalam melihat kualitas film animasi. Film Disney menjadi standar dalam melihat bagus atau tidaknya sebuah film animasi.

Sebenarnya, tidak terlalu seimbang kalau kita membandingkan kualitas film Disney dengan film animasi Indonesia. Berbagai aspek sangat jelas menunjukkan kalau film animasi Indonesia butuh mengejar ketertinggalan dengan lebih cepat.

Meskipun demikian, bukan berarti film animasi Indonesia memiliki kualitas yang sangat rendah dan bahkan tidak layak ditonton. Sebaliknya, meskipun memiliki kualitas yang belum sebanding dengan film Disney, film animasi Indonesia sangat layak ditonton dan masih bisa bersaing dengan film animasi Disney. Kita dapat melihat Film Gundala, misalnya. Film ini mendapatkan sekitar 1,7 juta penonton.

Tentu, cukup jauh dibandingkan dengan penonton film Disney lainnya. Terlepas dari jumlah penonton, film Gundala menjadi film animasi Indonesia yang perlu diapresiasi. Mengingat, dalam film ini ditampilkan banyak sekali aspek-aspek kebudayaan lokal Indonesia.

Mengubah cara pandang kita terhadap film animasi Indonesia, memang tidak mudah. Karena, memang sudah sejak kecil kita dimanjakan dengan berbagai film Disney. Apalagi, saat ini Disney terus melakukan strategi-strategi lain yang membuat penonton Disney semakin jatuh cinta dan terus menantikan film-film terbaru dari Disney.

Situasi ini tentu menjadi ancaman bagi perkembangan film animasi Indonesia yang sangat tergantung dari jumlah penonton. Kita memang menginginkan film animasi Indonesia memiliki kualitas yang hampir sama dengan film Disney.

Akan tetapi, rumah produksi film Indonesia perlu tenaga yang lebih ekstra dan tentu dukungan dari kita untuk dapat mewujudkannya. Dukungan seperti apa?

Dukungan yang dapat kita lakukan adalah dengan menonton film animasi Indonesia. Menonton film animasi Indonesia merupakan dukungan paling konkret untuk para animator dan rumah produksi film animasi Indonesia untuk mengakselerasi kualitas film animasi Indonesia.

Kesimpulannya, Disney dengan berbagai strategi dan terobosan barunya, saat ini dan seterusnya akan menjadi ancaman untuk film animasi Indonesia. Ancaman ini akan semakin diperparah dengan sikap kita yang menjadikan film Disney sebagai standar bagus atau tidaknya sebuah film animasi, sehingga akhirnya kita melupakan film animasi Indonesia.

Kalau kita menginginkan film animasi Indonesia memiliki kualitas yang mampu bersaing dengan film Disney, kita harus mendukung rumah produksi film animasi Indonesia untuk meningkatkan kualitas.

Cara konkret untuk mendukung adalah dengan menonton film animasi Indonesia. Tentu tidak bisa instan, butuh proses untuk terus meningkatkan kualitas film animasi Indonesia.

#komglob09

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun