Namun, jika melihat dari cara permainan mereka di leg pertama. Empat tim raksasa ini bagaikan tim papan tengah di Liga Petani yang tak mampu bermain maksimal menghadapi lawan mereka masing-masing.
Chelsea takluk dari Borussia Dortmund dengan skor 0-1, Tottenham Hotspur dibekuk Milan dengan skor yang sama. Liverpool lebih parah, mereka dibantai 2-5 oleh juara bertahan Real Madrid.
Mungkin, satu-satunya tim yang meraih hasil paling positif hanyalah Man City yang bermain imbang melawan RB Leipzig 1-1.
Namun jika melihat kedalaman skuat dan gaya bermain yang dipunya oleh Man City, sejatinya tim besutan Pep Guardiola itu bisa menang dengan keunggulan dua gol atas wakil Jerman tersebut.
Dalam laga itu, Kevin De Bruyne dkk seakan terbawa arus dari ritme permainan dari RB Leipzig yang pastinya sangat ingin meraih kemenangan.
Bukan hanya karena ingin menang agar bisa lolos ke babak delapan besar, tetapi juga ingin menang dari salah satu tim unggulan juara Liga Champions di musim ini.
Dua klub asal London, Chelsea dan Tottenham pun tampil sangat kurang konsisten saat menghadapi lawan mereka masing-masing.
Menahan gempuran lawan, giliran melakukan serangan dengan baik, penyelesaian mereka malah yang buruk.
Bahkan, bisa dibilang Chelsea dan Tottenham sama-sama tidak menunjukkan jika mereka bukan tim raksasa dari Inggris.
Untuk Liverpool, mungkin ada sedikit kata wajar saat mereka dilibas oleh Real Madrid yang menyandang status juara bertahan Liga Champions.
Namun perlu diingat, setiap tim yang melawan tim juara bertahan seharusnya memiliki mental dan semangat yang lebih tinggi.