Mohon tunggu...
Yohanes Deven
Yohanes Deven Mohon Tunggu... Siswa

ok

Selanjutnya

Tutup

Seni

CC CUP Tempat Pengembangan Karakter

5 Oktober 2025   21:39 Diperbarui: 5 Oktober 2025   21:39 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Canisius College Cup, atau yang lebih dikenal dengan CC Cup, selalu jadi salah satu acara paling ditunggu oleh banyak pelajar setiap tahunnya. Rasanya belum lengkap jadi anak sekolah kalau belum pernah dengar tentang event besar yang satu ini. Tahun 2025 ini, CC Cup sudah sampai di penyelenggaraan ke-40, angka yang cukup luar biasa untuk sebuah ajang kompetisi antar sekolah. Empat puluh tahun bukan waktu yang singkat, dan perjalanan panjang itu membuat CC Cup bukan cuma jadi lomba, tapi juga wadah pembentukan karakter bagi ribuan anak muda dari berbagai sekolah.

Bagi sebagian orang, mungkin CC Cup terlihat hanya sebagai perlombaan biasa. Ada mini soccer, basket, debat, modern dance, paduan suara, bahkan catur. Namun kalau diperhatikan lebih dalam, setiap cabang lomba membawa nilai-nilai yang membentuk karakter peserta. Di sinilah kita belajar banyak hal yang mungkin tidak selalu kita dapatkan di kelas: tentang semangat berjuang, sportivitas, kerja sama, dan bagaimana menghadapi kegagalan dengan kepala tegak. Dari awal hingga akhir, CC Cup selalu mengajarkan bahwa menang memang menyenangkan, tapi proses untuk sampai ke sana jauh lebih berharga.

panggung besar itu dibuka bagi siswa yang ingin menampilkan bakat mereka di bidang musik.

Tahun ini, CC Cup terasa sedikit berbeda. Bukan hanya karena jumlah pesertanya yang makin banyak, atau dekorasinya yang semakin megah, tapi karena pada bagian penutup acara, panitia memberikan kesempatan bagi para siswa untuk tampil membawakan band mereka sendiri. Biasanya, closing CC Cup hanya diisi dengan penampilan tamu spesial atau pengumuman pemenang dan hanya beberapa band siswa saja. Namun, kali ini panggung besar itu dibuka bagi siswa yang ingin menampilkan bakat mereka di bidang musik. Perubahan kecil ini ternyata memberikan dampak besar, suasana closing menjadi jauh lebih hangat, penuh semangat, dan terasa sangat seru.

Yang menarik, kesempatan tampil di panggung besar bukan sekadar hiburan tambahan, tapi juga bentuk pembelajaran karakter. Nggak semua orang berani berdiri di depan ratusan penonton dan menampilkan kemampuan dirinya. Di situ para siswa belajar percaya diri, belajar mengatasi rasa takut, dan berani menunjukkan siapa diri mereka sebenarnya. Ketika satu band tampil dengan wajah tegang tapi akhirnya mampu menutup lagu dengan tepuk tangan meriah dari penonton, di situ terlihat makna sesungguhnya dari semangat magis semangat untuk selalu menjadi lebih baik dari sebelumnya.

mereka belajar untuk tidak menyerah, tidak mudah panik, dan tetap mencari solusi terbaik.

Bagi panitia, CC Cup juga jadi ajang latihan kepemimpinan dan tanggung jawab yang nyata. Mulai dari menyusun konsep acara, mencari sponsor, menyusun jadwal lomba, mengatur peserta, hingga mempersiapkan penutupan semuanya dilakukan oleh siswa sendiri dengan bimbingan guru. Mereka belajar bahwa kerja keras dan kerja sama bukan sekadar teori, tapi sesuatu yang benar-benar harus dilakukan jika ingin acara berjalan sukses. Bahkan ketika terjadi kesalahan teknis atau hujan tiba-tiba turun di tengah pertandingan, di situlah ketangguhan mereka diuji. Dan yang paling penting, mereka belajar untuk tidak menyerah, tidak mudah panik, dan tetap mencari solusi terbaik.

Bagi para peserta lomba, CC Cup bukan cuma tentang siapa yang menang, tapi tentang perjalanan yang mereka alami selama bertanding. Misalnya, tim basket yang kalah tipis di semifinal mungkin kecewa, tapi dari situ mereka belajar bahwa kekalahan bukan akhir dari segalanya. Mereka belajar untuk tetap menghargai lawan, untuk tidak menyerah, dan untuk terus berkembang. Begitu juga dengan para peserta debat yang harus berjuang menghadapi lawan dengan argumen kuat, mereka belajar berpikir kritis, tapi tetap menghargai perbedaan. Semua pengalaman itu, baik kemenangan maupun kekalahan, membentuk karakter anak muda yang lebih matang dan tangguh.

Kalau dipikir-pikir, di dunia yang serba cepat dan kompetitif seperti sekarang, ajang seperti Canisius College Cup justru jadi tempat penting bagi anak muda untuk tumbuh dengan cara yang sehat. Kita nggak hanya didorong untuk berprestasi, tapi juga diajak untuk punya sikap yang baik, sportif, dan berani mencoba hal baru. CC Cup mengingatkan kita bahwa membangun karakter tidak bisa dilakukan dalam semalam; butuh proses, latihan, dan pengalaman nyata. Dan itulah yang diberikan oleh ajang ini.

Penampilan band pada closing CC Cup tahun ini seolah jadi simbol semangat baru bahwa pendidikan karakter anak muda tidak selalu harus lewat pidato atau teori di kelas, tapi bisa lewat pengalaman nyata di atas panggung, lewat kerja sama di balik layar, dan lewat keberanian untuk tampil di depan banyak orang. Dari situlah tumbuh kepercayaan diri, kreativitas, dan jiwa magis  semangat untuk terus berkembang tanpa takut gagal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun