Mohon tunggu...
Yohanes Apriano Dawan Fernandez
Yohanes Apriano Dawan Fernandez Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang putra daerah yang saat ini menetap di kota industri yang hirup pikuk. Terkadang hal kecil menjadi inspirasi.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Adjie Khawatir, Angie Menggugat Cerai (Kisah Sepasang Politikus)

16 Februari 2012   17:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:33 911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_171581" align="aligncenter" width="639" caption="Ilustrasi(kisahcintapesohorindonesia.blogspot.com)"][/caption]

Dunia politik yang penuh intrik ternyata memiliki sisi romantis. Terbukti dunia politiklah yang  mempertemukan Adjie Massaid dan Angelina Sondakh. Kekaguman satu sama lainlah --dalam relasi politik-- yang akhirnya mengikat cinta mereka dalam perkawinan, namun dunia politik melengkapi keromantisan mereka dengan tragedi. Dunia politiklah yang hampir menceraikan mereka sebelum Adjie Massaid menutup mata dan yang lebih tragis lagi adalah Angelina Sondakh terjebak dalam cara berpolitiknya yang "kotor".

Tetesan air mata Angelina Sondakh yang membanjiri wajahnya ketika sang suami meninggal ternyata bertolak belakang dengan pengakuan Elza Syarif --mantan pengacara Adjie Massaid-- yang mengaku bahwa angie sudah mengajukan gugatan cerai terhadap adjie melalui kuasa hukumnya Sheila Salomo. Ternyata di balik romantisme pasangan ini tersimpan bara yang hampir menjadi api. Adjie Massaid sangat mengkhawatirkan istrinya yang terlalu dalam bermain politik sehingga perbedaan pendapat pun sering terjadi antara keduanya.

Posisi sebagai seorang suami sekaligus rekan politik memberikan nilai tambah bagi Adjie karena ada rasa sayang dalam relasi politiknya dengan Angie. Rasa sayang inilah yang membuat Adjie khawatir jika suatu saat Angie akan ditimpa masalah karena cara berpolitiknya yang berbahaya. Tentu saja hal ini tidak akan dilakukan oleh rekan politik Angie yang lain karena semuanya hanya mengejar kepentingan pribadi maupun partai semata. Relasi seperti ini tidak akan pernah berlandasakan rasa sayang seperti yang ditunjukkan oleh Adjie.

Sebagai seorang suami Adjie menolak ungkapan "tidak ada kawan yang abadi dalam politik" karena ia peduli akan Angie sebagai patner hidup, ibu dari anak-anaknya. Sayangnya ambisi Angie dalam dunia politik melampaui kekhawatiran suaminya. Jabatan sebagai Wakil Sekjen Partai Demokrat dan anggota komis X DPR RI membuatnya total mengabdi pada partainya. Loyalitas yang buta, seperti memakai kaca mata kuda karena himbauan sang suami ternyata tidak dapat menahannya untuk terus melaju. Melaju hingga ia pun akhirnya terjerumus ke dalam jurang yang sangat dalam.

[caption id="attachment_171582" align="alignleft" width="285" caption="Ilustrasi(www.rujakmanis.com)"]

13294138171809556595
13294138171809556595
[/caption]

Hidup Angie belum sepenuhnya kiamat karena tubuhnya belum membentur dasar jurang, ia masih berharap tersangkut di ranting ataupun dahan yang dapat menahan tubuhnya. Pada masa ini, ia mungkin mengingat kembali kekhawatiran suaminya yang tak tergubris. Penyesalan menghinggapinya karena sang suami kini telah tiada. Ia mungkin menyesal telah membuat perjanjian cerai sebelum suaminya meninggal karena dalam politik hanya adjie yang menyayanginya.

Penyesalan biasanya datang terlambat ketika semuanya telah terjadi. Dunia seperti roda yang terus berputar dan nasib Angie pun mengikuti putaran roda tersebut. Dulu sebagai putri Indonesia ia menjadi sosok idola, namun kini ia banyak dihujat. Apalagi kebohongannya dalam persidangan kasus Nazaruddin meruntuhkan kata-katanya yang sering kali bernada religius. Kebohongannya meruntuhkan sosoknya sebagai intelektual muda yang seharusnya mengerti akan filsafat pengetahuan. "Kebenaran itu harus dicari. Boleh salah tetapi tidak boleh berbohong", seperti yang diungkapkan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam sidang kasus Nazaruddin karena kesal akan sumpah palsu sang putri.

Semoga bermanfaat.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun