Mohon tunggu...
Yohana M.A.Bana
Yohana M.A.Bana Mohon Tunggu... Pengawas Kemenag Kota Kupang

Menulislah Sekarang,Sebarkan Inspirasimu ke Mata Dunia. ( Selamat datang di Blog ini,temukan artikel,cerita dan refleksi yang dirancang untuk memotivasi anda menulis dan berbagi ide-ide berlian dalam dunia. Bergabunglah dengan kami dalam perjalanan ini untuk menginspirasi dan menggerakkan perubahan melalui kata-kata).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengalaman Berharga dalam mengikuti LKLB

24 Maret 2025   13:53 Diperbarui: 10 April 2025   13:36 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  


      Pengalaman Berharga dalam Mengikuti LKLB Internasional.

Telah berlangsung webinar Internasional Seri Literasi Keagamaan Lintas Budaya dalam Rangka Merayakan Hari Perempuan Internasional

Perempuan dan Pendidik sebagai Pilar Perdamaian Kesetaraan Gender dalam Membangun kohesi Sosial.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Masjid Istiqlaldan Institut Leimena.  Statistik peserta sebagai berikut: 5283 Pendaftar, 460 Kab/Kota, 25 Negara, 2631 peserta hadir, 2300 penerima seertifikat.

Ini sertifikat yang diterima setelah 14 hari mengikuti kegiatan webinar ini.

Beginilah kisah/ceritera mendapatkan sertifikat ini. Pada tanggal 28 Februari 2025 di group Kemenag kota Kupang ada yang mengirim link pendaftaran untuk mengikuti  webinar ini.  Setelah mendaftar sudah lupa akan webinar ini karena satu minggu baru mulai. Pada tanggal 6 Maret ada pesan yang dikirim melalui WA untuk mengikuti kegiatan ini. Maka saya mulai mengikuti arahan untuk masuk dalam Webinar ini melalui beberapa tahap yang agak sulit baru berada dalam ruangan zoom. Setalah berada di ruangan zoom, untuk mendengar webinar dalam bahasa Indonesia dipersilahkan untuk klik menu Interpretation dan pilih bahasa Indonesia. Setelah berhasil melalui jalan masuk maka semuanya maka nyamanlah sudah untuk mengikuti webinar ini. Dan mulai mendengarkan materinya .

 Menteri Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A., menjadi pembicara kunci dalam webinar internasional bertajuk "Perempuan dan Pendidik sebagai Pilar Perdamaian: Kesetaraan Gender dalam Membangun Kohesi Sosial". Acara ini diselenggarakan oleh Masjid Istiqlal dan Institut Leimena dalam rangka merayakan Hari Perempuan Internasional. Dalam paparannya, Menteri Nasaruddin Umar menekankan pentingnya pemberdayaan perempuan dalam pembangunan bangsa dan negara. Beliau mengajak masyarakat untuk meningkatkan upaya pemberdayaan terhadap perempuan, mengingat persentase perempuan yang lebih besar dibandingkan laki-laki di berbagai belahan dunia. Beliau menekankan bahwa seluruh manusia, baik laki-laki maupun perempuan, merupakan khalifah di muka bumi, sehingga tidak ada perbedaan signifikan di antara keduanya. Dengan demikian, tidak ada larangan bagi perempuan untuk berpartisipasi di masyarakat, termasuk mengambil peran sebagai pemimpin. Menteri Nasaruddin juga menyoroti pentingnya menjadikan agama sebagai faktor penguatan martabat perempuan dan menentang berbagai upaya yang merendahkan martabat perempuan dengan dalih agama apa pun. Beliau mencontohkan kisah Ratu Balqis dalam Al-Quran sebagai bukti bahwa perempuan dapat memimpin dengan sukses dan membawa negaranya menuju predikat baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur (negeri yang baik dan diampuni Allah SWT). Webinar ini juga menghadirkan narasumber lain, seperti Indah Nuria Savitri (Direktur Hak Asasi Manusia dan Kemanusiaan, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia) dan Mercy Chriesty Barends, S.T. (Anggota DPR Republik Indonesia), yang turut membahas peran perempuan dan pendidik dalam membangun kohesi sosial dan perdamaian. Untuk informasi lebih lanjut mengenai materi yang disampaikan dalam webinar ini, Anda dapat mengunjungi situs resmi Institut Leimena di atau situs Literasi Keagamaan Lintas Budaya di .


Refleksi Pengalaman dalam Webinar Internasional: Perempuan dan Pendidik sebagai Pilar Perdamaian

Berikut adalah rangkuman materi dari para narasumber  lainnya selain Menteri Agama sesuai dengan sertifikat webinar "Women and Educators as Pillars of Peace: Gender Equality in Building Social Cohesion" yang diadakan pada tanggal 6 Maret 2025:

1. Indah Nuria Savitri

(Direktur Hak Asasi Manusia dan Kemanusiaan, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia)
Indah Nuria menekankan pentingnya kerja sama internasional dalam mempromosikan kesetaraan gender sebagai bagian dari hak asasi manusia. Beliau menggarisbawahi bagaimana pemberdayaan perempuan dapat berkontribusi pada perdamaian global dan stabilitas sosial. Dalam konteks diplomasi internasional, peran perempuan sebagai agen perubahan dianggap vital untuk menciptakan dialog lintas budaya dan mencegah konflik.

2. Mercy Chriesty Barends, S.T.    

(Anggota DPR Republik Indonesia)
Mercy Barends berbicara mengenai pengalaman konkret dalam merumuskan kebijakan yang ramah perempuan dan mendukung kesetaraan gender di parlemen Indonesia. Beliau menyoroti pentingnya partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan politik serta tantangan yang dihadapi perempuan dalam bidang politik. Mercy juga memberikan contoh keberhasilan perempuan di berbagai daerah dalam memimpin komunitas menuju kohesi sosial yang lebih baik.

3. Dr. Katherine Marshall

(Wakil Presiden G20 Interfaith Forum)
Dr. Katherine Marshall membahas pentingnya kolaborasi antaragama dalam mendukung kesetaraan gender. Beliau menyampaikan bahwa pemahaman lintas iman dapat mengurangi stereotip gender dan memperkuat solidaritas kemanusiaan. Dr. Marshall juga menekankan bahwa pendidikan agama seharusnya menjadi sarana untuk mengangkat peran perempuan dalam masyarakat, bukan sebaliknya.

4. Prof. Dr. Hj. Siti Ruhaini Dzuhayatin, M.A.

(Profesor HAM dan Gender, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)
Prof. Siti Ruhaini mengupas perspektif akademis tentang hak asasi manusia dan gender dalam konteks Islam. Beliau menegaskan bahwa nilai-nilai keadilan dalam Islam mendukung peran perempuan secara signifikan. Dalam paparannya, beliau memberikan pandangan bahwa tafsir agama yang adil gender diperlukan untuk mencegah diskriminasi berbasis gender.

5. Dr. Giovanna R. Czander

(Scholar-in-Residence, Institute on Religion, Law and Lawyer's Work, Fordham University, New York)
Dr. Czander membahas bagaimana hukum internasional dan hukum domestik dapat mendukung kesetaraan gender. Beliau juga berbicara mengenai peran perempuan sebagai pendidik dalam membentuk generasi muda yang memiliki kesadaran akan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan. Dr. Czander menekankan pentingnya pendidikan berbasis nilai untuk membangun kohesi sosial yang kuat.

Close Statement dari para Nara Sumber :

1. Prof. Dr.K.H.Nasaruddin Umar, M.A.

 Berhentilah mendeskriditkan Perempuan atas nama agama. Saatnya sekrang kita berusaha mencari cara bagaimana     mendayagunakan permpuan sebagai salah satu kekuatan bangasa terutama untuk Indonesia.

2.Indah Nuria SaVitri.

Kesetaraan gender adalah hal yang esensial, agar kita mendapatkan keadilan social memastikan ada Pembangunan yang berkelanjutan, berproses serta perdamaian yang abadi.

3. Merci Chieristy Barends,S.T.

Pentingnya membangun hubungan strategis antara system formal dalam membangun Upaya konkritdan nyata untuk membangun kebijaksanaan  yang inklusif, berperspektif gender,terutama perubahan yang mendasar.

4.Dr. Katherine Marshall

"How  does women's work for peacerelate to education? I think the focus of the Leimena Institute on Cross-Curtural Religious Literacy emphasizestwo critical aspects:

Understanding divisions among societies and finding common ground through religiousliterac,which have critical importants,"

5.Dr.Giovanna R.Czander

" The key to fostering attitude is to create spaces and opportunities for cultural dialogues and relationships. And this teaching goes beyond the books Ican assign."

6.Prof. Dr. haji Siti Ruhaini Dzuhayatin

 " Perempuan dan pendidik Indonesia berperan dalam membangun mentalitas inklusif melalui literasi keagamaan lintas budaya sejak dini. Mereka juga memperkuat keterilbatan kominitas untuk menumbuhkan saling percaya,menghargai nilai Pancasila, serta menanamkan tenggang rasa dan gotong royong."

7.Feedback Peserta Webinar di sampaikan oleh Ketua persatuan Wartawan Indonesia.

Webinar ini menjadi media bagi kita untuk memberi peran pentingterhadap para perempuan yang saya yakin setiap harinya menjalankan perannyadengan sangat baik dan bagus. Selam aini masih banyak peran Wanita kurang dihargai dan dipandang sebelah mata. Faktanya, Perempuan sering dijumpai melakukan pekerjaan yang sama beratnya dengan laki-laki, namun minim diapresiasi oleh Masyarakat sejak zaman dulu, seperti minimnya hak milik yang diberikan kepada kaum Perempuan atas hasil kerja kerasnya. Dengan webinar ini diharapkan Masyarakat dapat memberdayakan Perempuan dan menganggapnya setara dalam Pembangunan nusa dan bangsa.


Refleksi Pengalamanku dalam Webinar Internasional: Perempuan dan Pendidik sebagai Pilar Perdamaian

Kesan:

  • Mengikuti webinar internasional "Women and Educators as Pillars of Peace: Gender Equality in Building Social Cohesion" pada tanggal 6 Maret 2025 merupakan pengalaman berharga dan penuh wawasan. Kesempatan untuk belajar dari para narasumber berpengaruh dari berbagai negara, termasuk Menteri Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A., memberikan perspektif yang mendalam tentang pentingnya peran perempuan dan pendidik dalam membangun perdamaian dan kesetaraan gender. Materi yang disampaikan memperkaya pemahaman saya tentang bagaimana agama dapat menjadi penguat martabat kemanusiaan.
  • Kegiatan ini di hadiri oleh  460 Kab/Kota, 25 Negara, 2631 peserta dan 2300 yang berhak menerima sertifikat.
  • Mengikuti LKLB Internasional pada tanggal 6 Maret 2025 merupakan pengalaman yang luar biasa dan berkesan. Bertemu dan berdiskusi dengan peserta dari 25 negara memberikan wawasan baru yang kaya akan keragaman budaya, sudut pandang, dan pendekatan terhadap berbagai isu global. Materi yang disampaikan oleh para narasumber sangat inspiratif dan membuka pemahaman lebih dalam mengenai topik-topik terkini. Suasana yang hangat dan kolaboratif menjadikan kegiatan ini tidak hanya sebagai ajang pembelajaran, tetapi juga ruang untuk membangun jejaring internasional.perempuan dan bagaimana perempuan mampu memimpin dengan bijak.

Pesan:

  • LKLB Internasional ini memberikan pelajaran berharga bahwa kolaborasi global sangat penting dalam menghadapi tantangan masa kini. Diharapkan kegiatan serupa terus berlanjut agar semakin banyak individu yang dapat belajar, berbagi, dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat internasional. Terima kasih kepada para penyelenggara, narasumber, dan seluruh peserta yang telah berkontribusi dalam menyukseskan kegiatan ini. Mari terus menjaga semangat belajar dan berkolaborasi tanpa batas.
  • Webinar ini menyadarkan kita bahwa perjuangan untuk mencapai kesetaraan gender dan kohesi sosial membutuhkan kolaborasi lintas budaya dan pemahaman mendalam terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Penting bagi kita semua, baik laki-laki maupun perempuan, untuk terus mendukung pemberdayaan perempuan dalam setiap aspek kehidupan, menjadikan agama sebagai penguat nilai kemanusiaan, dan berkomitmen membangun perdamaian yang inklusif.
  •  Semoga pengalaman ini dapat memotivasi lebih banyak Perempuan di Indonesia untuk maju. Terima Kasih.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun