Mohon tunggu...
Yogi Anugrah
Yogi Anugrah Mohon Tunggu... -

mahasiswa ilmu komunikasi uin sunan kalijaga 2014. kesini aja http://yogianugrah.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pesta Rakyat di Tengah Derita Rakyat

21 Oktober 2014   08:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:18 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

20 Oktober 2014,mungkin akan jadi hari yang bersejarah buat Jokowi . Karena beliau dan Jusuf Kalla resmi di lantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia untuk masa 5 tahun mendatang. Pasangan ini Menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono yang dengan 2 orang wakil Presiden berbeda memimpin Indonesia 2 periode secara beruntun. Pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla berhasil memenangkan Pilpres tahun ini ,walaupun menurut pihak Prabowo Hatta pilpres kali banyak terjadi kecurangan kecurangan terstruktur yang merugikan mereka.

Untuk merayakan kemenangan serta untuk menyambut Presiden dan Wakil Presiden baru. Pendukung dan para relawan Jokowi JK menggelar sebuah pesta pelantikan yang menurut saya sedikit berlebihan. Rangkaian acara yang berlangsung dari Gedung Parlemen Senayan hingga kawasan Monas ini di semarakkan berbagai macam kegiatan yang menyedot perhatian banyak orang. Mulai dari arak-arakan menuju Monas,pidato kerakyatan hingga konser bersama Slank dan musisi musisi lain nya. Jokowi dan Jusuf Kalla seperti tidak mau kalah dengan pasangan suami istri Raffi ahmad dan Nagita Slavina yang dalam beberapa hari ini berhasil menyedot perhatian publik karena pesta pernikahan mereka yang super mewah dan di siarkan langsung dari pagi hingga malam oleh sebuah stasiun televisi swasta.

Terlalu berlebihan jika banyak orang menyebut itu pesta rakyat. Rakyat bagian mana? toh Jokowi dan JK tidak unggul telak dalam pemilu lalu. Pasangan Jokowi dan JK hanya unggul7,3 persen atau sekitar 8.421.389 suara dari pasangan Prabowo Hatta. Jadi, rakyat yang “tidak ikut pesta” jumlahnya juga tidak sedikit. Pesta di tengah orang kalah,jelas tidak baik. Padahal tanpa di rayakan seperti itu pun kemenangan sudah di raih. Rangkaian acara pelantikan dan pesta yang berlangsung dari pagi hingga malam itu pun membuat kota Jakarta semakin macet.

Menang tanpa sorak sorai ,mungkin pepatah yang sangat bijak. Karena belum tentu pihak yang kalah lebih buruk daripada pihak yang menang.Ini cuma soal pemilihan yang pemenangnya di tentukan oleh orang lain,bukan oleh Tuhan. Belajar lah menghargai pihak yang kalah.

Lain di Monas,lain pula di Sinabung. Agak sedih jika membandingkan kondisi saudara-saudara kita korban erupsi Gunung Sinabung dengan mereka yang berpesta di kawasan Monas. Bagaimana perasaan saudara saudara kita yang di Sinabung?Jakarta berpesta ,tapi di Sinabung menderita. Padahal pengungsi di Sinabung juga bagian dari Indonesia.

Menurut data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah pengungsi erupsi Gunung Sinabung di Karo Sumatera Utara sebanyak 3.287 jiwa dan terbagi menjadi 16 titik pengungsian. Hewan ternak mati,ladang pertanian rusak,rumah sudah tidak bisa di tempati lagi. Kondisi yang sangat berbanding terbalik dengan mereka yang berpesta di Monas.

Mungkin ada baiknya,jika pesta berlebihan yang di gelar di kawasan Monas kemaren itu di lakukan lebih sederhana. Karena keadaan saudara saudara kita korban erupsi gunung Sinabung sangat memprihatinkan. Jika para pendukung Jokowitidak bisa menghargai pihak yang kalah dalam pilpres lalu ,paling tidak hargai saudara kita yang ada di Sinabung dengan tidak berpesta di atas penderitaan mereka.

Tapi terlepas dari itu semua, terima kasih pak SBY yang telah memimpin Indonesia dengan segenap jiwa dalam 10 tahun ini . Selamat datang pak Jokowi, Selamat bekerja. Pesan saya cuma satu,sebelum masa jabatan habis, Indonesia jangan di tinggal seperti Solo dan Jakarta,ya.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun