Mohon tunggu...
Yoga PS
Yoga PS Mohon Tunggu... Buruh - Laki-laki yang ingin mati di pagi hari :)

Laki-laki yang ingin mati di pagi hari :)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Penjara

19 November 2010   02:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:29 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia lahir dari penjara. Di Banceuy, Jawa Barat. Oleh seorang pemuda yang sedang duduk menulis diatas kaleng tempat kotoran. Berkawankan ruangan 1.5 x 2.5 meter, dan setumpuk buku, ia mulai menulis masa depan. Takdir yang ditetapkan Tuhan kepada bangsa dan negaranya. Dari penjara lahir gagasan tentang nation state. Landasan Indonesia. Pemuda itu, Soekarno, menulis salah satu pembelaan terbaik sepanjang sejarah: Indonesia Menggugat. Didalam penjara.

Dibantu istrinya Inggit, yang tekun menyelundupkan buku lewat stagen. Ia mulai menjebol pintu, merusak terali, dan menghancurkan tembok. Dengan ide. Dari penjara pikirannya mendunia. Penjara bisa memasung raganya, tapi takkan pernah mampu menahan cita-citanya yang telah melanglang buana. Penjara takkan mampu menahan ketetapan Sang Pencipta: bangsa Indonesia akan merdeka.

Penjara mengajaknya bercanda. Berkenalan dengan Marx, membaca Sun Yat Sen, mengutip Albarda, meresume karya Snouck Hugronje. Tak kurang ada sekira 66 nama tokoh yang dikutip Soekarno. Sebut saja Anton Menger, August de Wit, Bauer, Boeke, Brailsford, Brooshooft, Clive Day, Colenbrander, Daan van der Zee, de Kat Angelino, Dietrich Schafer, Dijkstra, Duys, Engels, Erskin Childres, Federik Peter Godfried, FG Waller, Gonggijp, Henriette Roland Holsts, Herbert Spencer, HG Wells, Houshofer, Huender, Jaures, John Robert Seeley, dan Jozef Mazzini.

Ada juga Jules Harmand, Karl Kautsky, Karl Renner, Kilestra, Koch, Kraemer, Lievegoed, Mac Swiney, Manuel Quezon, Michael Davitt, Multatuli, Mustafa Kamil, Parvus, Peter Maszlow, Pieter Veth, Raffles, Reinhard, Rouffaer, Rudolf Hilferding, Sandberg, Sarojini Naidu, Schrieke, Scmalhausen, Sister Nivedita, Sneevliet, Stokvis, Treub, Troelstra, van den Bergh van Eysinga, van Gelderen, van Heldingen, van Kol, van Lith, dan Vleming.

"Saya mencari consolation, hiburan hidup dari buku-buku. Saya membaca buku-buku. Saya meninggalkan alam ini, alam jasmaniah. Saya punya pikiran, saya punya mind terbang, meninggalkan alam kemiskinan ini, masuk di dalam "world of the mind"; berjumpa dengan orang-orang besar, dan bicara dengan orang-orang besar, bertukar pikiran dengan orang-orang besar". Kata Soekarno.

Perenungan

Manusia besar selalu menempuh jalan sunyi. Asketis. Sebuah fase dimana seseorang terdampar dalam "goa pertapaan". Menempa kepribadian, mengasah ketajaman batin dan intelektual. Sebuah bentuk mesu budi, kata sejarawan Sartono Kartodirdjo. Fase ini adalah fase kepompong. Saat ulat membungkus dirinya untuk mempersiapkan diri menjadi kupu-kupu yang indah.

Asketisme, menurut Indra Tranggono, dapat dipahami sebagai kawah candradimuka seorang manusia untuk menggodok cita-cita sosialnya menjadi idealisme, sikapnya menjadi integritas, keprihatinan sosialnya menjadi komitmen, dan potensi serta talentanya menjadi kemampuan. Dengan idealisme, integritas, komitmen, dan kemampuan inilah ia mampu 'tampil' untuk memimpin perubahan sosial.

Penjara adalah guru penderitaan. Seseorang yang dipenjara, berarti melepaskan statusnya sebagai manusia yang merdeka. Bebas. Tidak bisa bepergian. Tidak bisa bertemu dengan orang lain. Diharapkan dari penjara itu seseorang diharapkan melakukan introspeksi. Merenung. Atas apa yang telah, sedang, dan akan ia lakukan.

Penjara juga berfungsi sebagai penjera. Biar kapok. Tidak mengulangi perbuatannya. Sebuah pendekatan behavioralist dengan memberikan stimulus respon negatif. Sarana penghukuman. Sama seperti Tuhan yang menciptakan neraka agar manusia tidak berbuat dosa.

Indonesia Hancur dari Penjara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun