Pendahuluan
Pada masa kini banyak orang yang menganggap bahwa pornografi -gambar, tulisan, dan film yang bertujuan untuk menggugah nafsu seksual- tidak memiliki dampak yang buruk bagi orang lain dan hanya merugikan diri sendiri. Bahkan ada segelintir orang yang berpikir bahwa pornografi tidak membawa dampak buruk apa pun.Â
Padahal, fakta membuktikan bahwa pornografi memiliki dampak yang sangat buruk dalam kehidupan masyarakat karena pornografi menyebabkan maraknya kejahatan seksual dan juga perdagangan manusia. Di dalam artikel ini, penulis berusaha untuk memperlihatkan bahwa Industri pornografi membawa dampak buruk di dalam dunia ini melalui penelitian yang diperkuat dengan bukti dari statistik-statistik yang ditemukan dari pemerintah.
Pornografi dan Kejahatan Kejahatan Seksual
Statistik kekerasan seksual akhir-akhir ini juga menunjukan hasil yang memprihatinkan. Pada tahun 2018, di Indonesia, setidaknya kekerasan seksual pernah di alami oleh 9.1% anak perempuan dan 5.9% anak laki-laki.[1] Sekalipun hanya mendekat angka 10%, namun angka tersebut bukanlah angka yang sedikit.Â
Statistik ini menunjukan bahwa jika di dalam satu kelas ada 30 anak, setidaknya ada satu anak yang pernah mengalami kekerasan seksual. Suatu hal yang menarik dari statistik ini, kejahatan seksual tidak lagi terbatas pada perempuan, namun mulai menyasar pada laki-laki juga.
Para peneliti telah membuktikan bahwa kejahatan seksual di pengaruhi oleh pengonsumsian pornografi karena pornografi dapat membuat cara pandang kita terhadap seks menjadi salah. Hal ini disebabkan karena pornografi mengajarkan kebenaran yang salah terkait soal seks itu sendiri, sehingga menyebabkan banyak penyimpangan seksual.Â
Tidak berhenti sampai di situ, pornografi yang menyebabkan ketergantungan ini membuat kita sulit untuk dapat dipuaskan. Ketidakpuasan menjadi masalah karena ketidakpuasan ini akan membuat pecandu mencari kenikmatan seksual lebih dan lebih lagi. Hal inilah yang menyebabkan kejahatan seksual semakin marak terjadi seiring dengan maraknya pengonsumsian pornografi.Â
Pornografi dan Perdagangan Manusia
Maraknya pengonsumsian pornografi menyebabkan perdangangan manusia meningkat. Hal ini terbukti dari statistik perdagangan manusia menunjukan bahwa 43% dari perdagangan manusia di dunia ini (sekitar 368.000 manusia) setiap tahunnya diperdagangkan untuk memenuhi kebutuhan prostitusi (mencakup: pornografi, tarian erotis, stripping, pertunjukan seksual langsung, mail-order brides (menjual diri untuk dinikahi), prostitusi militer, and wisata seksual) dan oknum-oknum tidak bertanggung jawab memperdagangkan 14500 sampai 17500 budak seks menuju AS setiap tahunnya.Â
Suatu fakta yang mengejutkan bahwa industri pornografi tidak hanya membutuhkan orang dewasa. Fakta menunjukan suatu kengerian karena anak-anak di bawah umur pun menjadi target penculikan anak untuk dapat memenuhi kebutuhan industri prostitusi. Â Statistik menunjukan bahwa setengah dari perdagangan manusia di Amerika Serikat adalah anak-anak.Â