Mohon tunggu...
Yoel Hanzel Sambeka
Yoel Hanzel Sambeka Mohon Tunggu... Editor

Tentang Saya Saya adalah seseorang yang senang mengeksplorasi berbagai topik menarik, terutama yang berhubungan dengan hobi, kepribadian, dan konten kreatif. Saya memiliki minat mendalam terhadap olahraga. Dalam keseharian, saya dikenal sebagai orang yang suka belajar hal baru Konten favorit saya meliputi teknologi, seni, hiburan. Saya selalu berusaha memperluas wawasan dan menikmati proses belajar dalam setiap aspek kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Efektivitas Komunikasi : Peran Kata Baku dan Tidak Baku

14 Juli 2025   18:41 Diperbarui: 14 Juli 2025   18:41 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Bahasa merupakan alat utama dalam proses komunikasi. Di lingkungan pendidikan, khususnya di ruang kelas, penggunaan bahasa yang tepat menjadi faktor penting dalam menunjang keberhasilan penyampaian materi, diskusi, maupun evaluasi pembelajaran. Dalam konteks ini, muncul perdebatan tentang penggunaan kata baku dan kata tidak baku. Apakah keduanya saling meniadakan, atau justru bisa saling melengkapi dalam situasi tertentu?

Definisi Kata Baku dan Tidak Baku

Kata baku adalah kata yang sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia yang telah ditetapkan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Kata ini digunakan dalam konteks formal, seperti karya ilmiah, pidato resmi, surat-menyurat, serta presentasi akademik. Contoh kata baku: aktivitas, nasihat, izin, analisis, efektif.

Sebaliknya, kata tidak baku adalah kata yang menyimpang dari aturan kebahasaan yang berlaku. Kata-kata ini seringkali muncul akibat pengaruh bahasa daerah, bahasa asing, bahasa lisan, atau bahkan kebiasaan salah kaprah yang terus dilestarikan. Contohnya: aktifitas, nasehat, ijin, analisa, efesien.

Situasi Penggunaan dalam Kelas

Penggunaan kata tidak baku sering kali ditemukan dalam komunikasi antar mahasiswa, baik dalam tanya jawab, diskusi kelompok, maupun saat menyampaikan pendapat. Misalnya, kalimat seperti:

  • "Gua mau nanya dong tentang soal nomor dua."
  • "Lo ngerti nggak sih maksudnya gimana?"

Meski terasa akrab dan alami, penggunaan kata-kata seperti "gua" dan "lo" dalam ruang kelas bisa dianggap kurang sopan atau tidak mencerminkan etika akademik.

Sementara itu, dalam konteks yang lebih resmi seperti presentasi, seminar, dan sidang skripsi, penggunaan kata baku sangat diharuskan. Bahasa yang digunakan harus terstruktur, sopan, dan sesuai dengan norma akademik. Contoh yang tepat:

  • "Saya ingin bertanya mengenai penjelasan Bapak pada bagian sebelumnya."
  • "Apakah dapat dijelaskan lebih lanjut tentang metode analisis yang digunakan?"

Dampak Penggunaan Kata Baku

  1. Meningkatkan Kredibilitas: Komunikasi yang menggunakan kata baku lebih dipercaya karena mencerminkan pemahaman terhadap norma bahasa.
  2. Menumbuhkan Rasa Hormat: Dosen atau pengajar akan merasa lebih dihargai saat mahasiswa berbicara dengan tata bahasa yang baik dan benar.
  3. Memperjelas Informasi: Kata baku biasanya memiliki makna tunggal dan jelas, sehingga menghindari ambiguitas.
  4. Mendukung Profesionalisme: Mahasiswa yang terbiasa menggunakan kata baku cenderung memiliki kesiapan yang lebih baik dalam dunia kerja.

Perbandingan Penggunaan

Situasi Formal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun